Laman

Senin, 27 Agustus 2012

Sinopsis Wild Romance Episode 4

Eun Jae sedang menghirup udara segar di luar di sisi lain Park Mu Yeol sedang berlatih dengan tongkat pemukul baseball.
Di dalam ruangan Eun Jae melihat Dong Su mencampurkan bubuk ke dalam gelas dan mengaduknya, dia lalu mendorong gelas itu ke depan Soo Yung.
Melihat situasi yang mulai tidak terkontrol Eun Jae segera berlari ke arah mereka, Mu Yeol yang melihat tingkah Eun Jae mondar-mandir di depan beranda cuek dan melanjutkan latihannya.
Keadaan semakin tidak mendukung pintu geser itu tidak bisa dibuka macet Dong Su yang melihat Eun Jae kesulitan membuka pintu datang ke arah Eun Jae dan berusaha menggeser pintu itu namun sulit.
Sementara di dalam ruangan Soo Yung terlihat berpikir keras akan meminumnya atau tidak namun dia ternyata tetap berniat meminumnya melihat hal itu Eun Jae berlari berniat masuk lewat pintu belakang sayangnya Soo Yung segera menenggak minuman yang dipegangnya dan Eun Jae hanya bisa jatuh tersungkur melihat Soo Yung meminumnya. Dengan tanpa rasa bersalah Soo Yung melihat aneh ke arah Eun Jae, Soo Yung mengatakan apa yang diminumnya pahit dia melanjutkan tenggorokanku sakit jadi aku meminum ramuan herbal ini pandangan aneh Soo Yung dan suaminya.
Dong Su : tapi kau kenapa? melihat Eun Jae tertidur di lantai.
Eun Jae yang bingung hanya mengatakan toilet seraya menunjuk ke arah belakang mungkin dia beralasan terburu-buru karena ingin ke belakang dia lalu menggeser badannya ke belakang.
Eun Jae kesal karena sudah salah paham apalagi dia terluka (lecet) di tangannya karena hal yang sia-sia dia mengatakan argh seperti menari di ladang ranjau maksudnya setiap gerakan jadi serba salah diam pun salah.
Mu Yeol masih berlatih dengan pemukulnya hingga dirasa cukup lalu dia berjalan membawa pakaian ganti.
Di kolam pemandian air panas sudah ada Soo Yung berendam di sana disusul Eun Jae juga masuk ke tempat yang sama.
Di kolam pemandian air panas terlihat pula Mu Yeol mulai masuk ke air Dong Su yang telah lebih dulu berendam menyipratkan air ke arah Mu Yeol, mereka masih kekanakan Mu Yeol berteriak jangan, jangan dia kepanasan.
Teriakannya itu terdengar oleh Soo Yung dan Eun Jae yang ternyata kolam pemandian tempat cewek dan cowok bersebelahan pelan-pelan Eun Jae bergeser ke arah pembatas antar kolam mereka, dia bermaksud menguping pembicaraan Mu Yeol dan Dong Su.

Dong Su menceritakan keberhasilan teman mereka Jung Hong dalam berbisnis dan kekhawatirannya bagaimana cara berhasil seperti itu karena bisbol sepertinya sudah tidak bisa dilakukannya Dong Su lalu mengatakan bahwa kolam mereka dan kolam untuk wanita hanya dibatasi oleh sehelai tirai, dia menggoda Mu Yeol untuk ke sana Mu Yeol tertawa dan berbalik menggoda Dong Su.

Sementara di kolam sebelah Soo Yung melihat aneh ke arah Eun Jae, Eun Jae menyadarinya dan berusaha membenarkan posisinya.
Mengawali pembicaraan mereka, Soo Yung mengatakan bentuk badan Eun Jae bagus karena sering latihan, dia pun berniat untuk mulai latihan, Eun Jae mengatakan bentuk badan Soo Yung tidak jelek terutama bagi seorang ibu yang sudah memiliki seorang anak, dia menekankan pengucapannya saat mengatakan kata IBU. Entah apa makna tersirat di sana Soo Yung menyangkalnya, dia mengaku perutnya sedikit membesar belakangan ini Eun Jae yang sepertinya salah mengerti melihat ke arah dada Soo Yung dengan peragaan tangannya dia mengatakan kau harus membesarkannya agar kelihatan bagus. Soo Yung tidak mengerti dia lalu mengatakan tapi dada kecil membuatmu kelihatan bagus Eun Jae senang mendengarnya namun Soo Yung melanjutkan ketika kau mengenakan t-shirt. Eun Jae yang kesal karena diejek secara tidak langsung berteriak ini karena belakangan ini berat badanku menurun biasanya lebih bagus dari ini!
Di kolam sebelah keduanya tersentak mendengar teriakan Eun Jae.
Eun Jae balas bertanya kau menyusu? Soo Yung mengiyakan Eun Jae lalu menyimpulkan kudengar kalau wanita menyusukan bayi, payudaranya akan mengendur, Soo Yung kesal mendengarnya, dia membantah ini karena aku membungkuk bukan mengendur dia menegaskan bahwa tidak ada kaitan antara menyusukan dan mengendur menurutnya elastistitasnya tidak berubah.
Dong Su dan Mu Yeol mulai tidak nyaman mendengar pembicaraan Soo Yung dan Eun Jae, mereka memutuskan untuk beranjak keluar dari kolam mereka makin terkejut saat Soo Yung meminta Eun Jae memegang dadanya.
Eun Jae benar-benar kesal dan mengumpat Soo Yung yang sangat merawat diri apalagi Soo Yung yang tidak setia melakukannya untuk teman baik suaminya.
Malam itu Mu Yeol yang sedang tertidur di datangi seorang wanita, Soo Yung, dia memegang pundak Mu Yeol, Mu Yeol yang terbangun menarik Soo Yung ke balik selimut!
Lalu masuk Dong Su yang membawa pemukul bisbol, dia memergoki keduanya dan akan memukul mereka yang tidak setia namun dihalangi Eun Jae, Eun Jae bergelut dengan Dong Su dan akhirnya Eun Jae tertimpa di lantai lalu Mu Yeol ikut menimpanya dan Soo Yung pun ikut menimpanya ini aneh.
Eun Jae yang merasa keberatan berteriak.
Ohh dia ternyata tertimpa tas koper besar yang dibawanya dia mimpi.
Keesokan paginya Eun Jae bangun dan melihat Dong Su berdiri sendirian di luar rumah dia pun berbicara dengan Dong Su, dia mengatakan apa yang dikuatirkan Dong Su saat ini merupakan hal yang sama juga pernah dialami ayahnya jadi dia pun tahu pasti gimana perasaan Dong Su saat ini.
Mu Yeol yang baru terbangun melihat Eun Jae dan Dong Su berbicara berdua di luar dia pun mendekati keduanya tepat di saat Eun Jae memberi semangat dan saran untuk Dong Su bertahan pada sikap logis menghadapi kenyataan yang berat Mu Yeol menggeser pintu dan mengintruksi mereka memang ayahmu kenapa? Eun Jae kesal dibuatnya dia berjalan menjauh dan memelototi Mu Yeol.
Seorang wanita berpakaian bak artis yang sedang berjalan di luar dan ingin menyembunyikan jati dirinya wanita itu berjalan cepat masuk ke sebuah restoran dan duduk di hadapan Kim Tae Hwan wanita itu Dong Ah dia cantik.
Tapi tunggu dulu, setelah duduk dia melepas kacamata, syal bulu, topi dan jaket, lalu terlihatlah aslinya Dong Ah yang berantakan dia bahkan mengenakan t-shirt bertuliskan huruf S di depannya manajer Kim yang melihat itu sepertinya ilfil termasuk beberapa pelanggan cafe itu saat Dong Ah yang menaikkan sebelah kakinya dan tanpa sengaja menjatuhkan sepatu bootsnya.
Mereka membicarakan beberapa surat kaleng yang dibawa manajer Kim.
Mu Yeol dan Dong Su mendaki Mu Yeol bertanya mengenai apa yang dibicarakan Dong Su dan Eun Jae tadi pagi Dong Su mengatakan bahwa apa yang dialami Dong Su saat ini pernah juga dialami ayah Eun Jae, dia menyimpulkan ayah Eun Jae pernah melewati masa-masa krisis ekonomi sepertinya yang baru saja keluar dari bisbol dan Eun Jae pun pernah mengalami dampaknya saat tidak bisa melanjutkan Judo. Mu Yeol merasa aneh alasan Eun Jae menceritakan banyak hal pada Dong Su.

Di belakang mereka, Eun Jae dan Soo Yung juga sedang mendaki tempat yang sama keempatnya sedang refreshing mendaki gunung lalu ada peta petunjuk jalan yang menyatakan ada dua jalan menuju puncak jalur yang satu lebih cepat namun sulit dilalui jalur itu dikenal jalur tempat beberapa orang bunuh diri sedangkan jalur yang satunya ke arah kanan lebih mudah tapi jauh.
Awalnya Eun Jae juga bermaksud memilih jalan yang sama dengan Dong Su dan Soo Yung, dia terpengaruh kata-kata Mu Yeol tentang ‘bunuh diri’ dia takut sesuatu terjadi bila dia membiarkan keduanya sendiri namun akhirnya Eun Jae mendaki arah yang sama dengan Mu Yeol sedangkan Dong Su melalui jalur yang sama dengan istrinya. Sepanjang jalan Mu Yeol curiga pada Eun Jae, dia mengatakan mereka harus membiarkan kedua suami, istri itu waktu untuk berduaan, mereka butuh waktu untuk bicara Eun Jae tidak merasa itu usul yang bagus dia masih kuatir. Sementara dua orang yang dikuatirkan Eun Jae berjalan dan bercanda bersama, mereka terlihat bahagia.
Mu Yeol dan Eun Jae sudah tiba lebih dulu di puncaknya sembari berjongkok Eun Jae terus saja meloncat-loncat tidak tenang dia terlihat sangat kuatir Mu Yeol curiga dengan tingkah Eun Jae, dia menyimpulkan ada motif tersembunyi dari sikap Eun Jae, Eun Jae yang selama ini tidak betah berdekatan dengan Mu Yeol memilih untuk ikut perjalanan ke Jepang menurutnya Eun Jae punya rencana tersembunyi.
Eun Jae tidak menjawabnya dan saat Soo Yung dan Dong Su datang ke arah mereka, Eun Jae langsung berdiri menyambutnya dengan gembira Mu Yeol semakin berpikir tentang ini aku tahu kalau di posisi Eun Jae, kegembiraannya itu lebih ke arah perasaan lega karena kekhawatirannya tidak terjadi. Sedangkan Mu Yeol berpikir bahwa sikap Eun Jae didasari karena kesenangan dapat bertemu lagi dengan seorang yang disukainya.
Manajer Kim mengantar Dong Ah pulang ke rumah sebelum Dong Ah turun manajer Kim menanyakan nomor ponsel Dong Ah anehnya Dong Ah yang kunilai tidak memiliki rasa malu langsung menanyakan apa alasan manajer Kim adalah untuk pe-de-ka-te manajer Kim mengatakan tidak.
Sedangkan Mu Yeol dan yang lainnya sedang menyusuri jalan di malam hari dengan panduan sebuah peta mereka akhirnya menemukan sebuah toko yang dikenal menyajikan makanan yang enak.
Saat makan Dong Su memberikan potongan daging pada Soo Yung melihat hal itu ekspresi wajah Eun Jae dari rasa tidak senang hingga sedih pantas saja Mu Yeol semakin membenarkan prasangkanya, dia lalu memberikan sepotong daging ke mangkuk makan Eun Jae. Awalnya Eun Jae ragu dan menduga sikap Mu Yeol itu didasari keusilannya namun akhirnya daging itu langsung dimakannya juga.
Malang bagi Eun Jae, dia merasakan sakit perut akibat cara makannya yang berlebihan mungkin perutnya jengah.
Soo Yung lalu membantunya dengan metode akupunktur beberapa jarum ditancapkan di telapak tangan Eun Jae, Eun Jae merasa takut dan sebelah tangannya yang bebas membantunya menutup mata karena ketakutan.
Dong Su ke belakang untuk mengambilkan kotak obat, Soo Yung pun meninggalkan mereka setelah melakukan akupunktur.
Saat itu Mu Yeol kembali mengorek-ngorek kebenaran dugaannya, dia memuji-muji Soo Yung yang memiliki banyak keahlian selain akupunktur, Soo Yung juga mampu memasak, menjahit, pijat dan semuanya berlisensi. Eun Jae tidak mau kalah dia juga memiliki kemampuan Judo tingkat 5 dan itupun bersertifikat. Dia mengatakan alasan Soo Yung melakukannya adalah karena rasa cintanya pada Dong Su, Soo Yung bahkan meninggalkan keluarga dan membuang semua mimpinya untuk bisa bersama Dong Su. Mu Yeol menekankan bahwa tidak ada apapun yang dapat memisahkan mereka. Dong Su terlahir hanya untuk Soo Yung dan Soo Yung pun terlahir hanya untuk Dong Su, Eun Jae lantas balik bertanya dia merasa aneh setelah Mu Yeol tahu akan hal itu namun Mu Yeol dan Soo Yung masih melakukannya berselingkuh di belakang Dong Su.

Entah mengapa Eun Jae memilih untuk mengatakan sebaliknya mungkin bermaksud menyindir perselingkuhan mereka, dia mengatakan hidup hanya untuk menjadi istri seseorang itu bodoh bagaimana dengan hidupnya kenapa harus hidup untuk suaminya. Orang seperti itu hanya akan menyalahkan orang lain bila hidupnya sengsara. Aku juga tidak suka dengan orang yang bilang hidupnya hanya untuk anaknya, sayangnya pernyataan Eun Jae itu terdengar oleh Soo Yung, dia pun tertegun.

Soo Yung segera memberikan obat untuk diminum setelah akupunktur, dia lalu berlari ke luar rumah Mu Yeol kesal dengan Eun Jae dan mengejar Soo Yung meninggalkan Eun Jae yang terlihat merasa bersalah dan bingung bagaimana melepaskan jarum yang masih tertancap di telapak tangannya. Mu Yeol menemui Soo Yung dan mengatakan bahwa apa yang dikatakan si ‘Bodoh’ tidak harus di dengar Soo Yung mengatakan sebaliknya.
Di kamarnya Dong Ah membaca beberapa lembar surat kaleng yang diberikan manajer Kim padanya, dia membaca puisi yang tertera di sana dia pun menandai beberapa kata di lembaran tersebut sepertinya dia menemukan sesuatu yang mencurigakan.
Terlihat sebuah tangan menunjuk dan menggeser di dinding bertempelkan foto Mu Yeol berbagai pose di sebuah ruangan gelap si misterius ini berhenti pada sebuah foto poster besar dengan gambar yang telah tertusuk di bagian mata.
Eun Jae terbangun setelah agak siangan dan hanya menemukan Mu Yeol yang masih kesal dengan sikap Eun Jae semalam apalagi saat Eun Jae gelisah mengetahui Dong Su dan Soo Yung sedang keluar berduaan.
Dong Su dan Soo Yung berjalan berduaan menyusuri embun pagi di tepi sungai atau danau.
Dong Su bertanya mengenai kemenangan mendapatkan lotre, dia merasa Soo Yung tidak pernah merasakannya dan lebih sering salah dalam memilih dia minta maaf karena dia merasa tidak mampu membahagiakan Soo Yung setelah apa yang dipilih Soo Yung memilihnya dan meninggalkan keluarga maupun lukisan yang sangat disukai Soo Yung. Dong Su mengatakan saat aku berhasil mendapatkanmu adalah saat terbaikku mungkin maksudnya saat itulah dia memenangkan sebuah lotre namun karena ketidakmampuannya, Soo Yung harus menderita bersamanya, Soo Yung menggenggam tangan Dong Su.

Dong Su mengatakan dia membawa Soo Yung karena berpikir dia akan semakin baik bila dia tahu bahwa kenyataannya akan seperti ini mungkin dia tidak akan melakukannya.
Soo Yung meyakinkan Dong Su bahwa pada dasarnya bukan Dong Su yang membawanya pergi dari keluarga maupun mimpinya tapi dia yang lebih memilih mengikuti Dong Su, dia tidak menyesal dan memastikan tidak akan menyesal mereka berbicara dari hati ke hati.
Eun Jae semakin gelisah karena keduanya tidak kunjung pulang dia bermaksud menyusul mereka namun Mu Yeol menghentikannya dia melanjutkan apa yang ingin dikatakannya semalam dia mengatakan Eun Jae tidak boleh seperti itu lagi meski dia tahu apa yang dirasakan Eun Jae pada Dong Su karena sikap baik Dong Su. Namun Dong Su memang baik ke semua orang meskipun Eun Jae memiliki perasaan cinta yang tulus, Eun Jae tetap harus mempertimbangkan kondisi Dong Su sudah berkeluarga dan memiliki istri.
Eun Jae yang disalahpahami berbalik mengatakan hal yang sama pada Mu Yeol lalu kenapa kau melakukannya? aku suka pada Dong Su jangan sembarangan bicara kau pikir semua orang sepertimu? aku ngga tahu ada apa kalian di masa lalu Mu Yeol mencoba memahami apa yang dikatakan Eun Jae.

Eun Jae melanjutkankKau bilang dia teman baikmu, kau dan Oh Soo Yung apa kau manusia, kau teman di depannya namun kau selingkuh di belakangnya kau pikir aku tidak tahu kau musuh dalam selimut!
Aku rasa reaksi Mu Yeol lambat sekali dia marah setelah sekian detik Eun Jae mengungkapkan tuduhan tentang perselingkuhannya dengan Soo Yung. Mu Yeol yang terbakar api kemarahan karena tuduhan Eun Jae melempar sesuatu ke arah Eun Jae yang sigap menghindarinya lalu mereka berantem saling banting berkat teknik Judo yang dipelajarinya, Eun Jae mampu mengimbangi perlawanan tenaga Mu Yeol yang kuat. Pertarungan berlangsung sengit, mereka saling cengkeram dan banting Eun Jae bahkan sempat mengunci tubuh dan lengan Mu Yeol tidak bisa berkutik lengan Mu Yeol bisa saja patah bila Mu Yeol bersikeras melawannya.
Di sela-sela pertarungannya, Mu Yeol masih sering bertanya pernyataan Eun Jae tentang dia dan Soo Yung yang berselingkuh namun dia tidak mengatakan itu benar atau salah Eun Jae mengatakan dia tahu itu karena dia telah melihatnya sendiri.
Sementara Dong Su dan Soo Yung terlihat berjalan bergandengan semakin mesra setelah mereka saling mengungkapkan isi hati mereka tidak tahu apa yang terjadi di penginapan.
Mu Yeol yang tidak peduli akan lengannya yang kemungkinan akan patah bila melawan kuncian Eun Jae tetap melawan dan Eun Jae-lah yang melemaskan kaitannya sehingga dia terlihat pasrah saja saat Mu Yeol mencengkeramnya dan menyudutkannya di tiang rumah. Kondisi semakin genting Mu Yeol mencekik Eun Jae dengan lengannya.

Beruntung tidak berapa lama kemudian Dong Su tiba dan menarik Mu Yeol memisahkan keduanya Mu Yeol yang marah karena tuduhan Eun Jae masih berusaha melawan dan memukul Eun Jae hingga setelah beberapa saat Mu Yeol baru mampu mengendalikan emosi dan melemaskan kekuatannya. Dia mengatakan ini semua karena kalian, aku sudah disalahpahami karena kalian, dia, Mu Yeol menunjuk ke arah Eun Jae yang masih kesakitan karena tercekik.
Mu Yeol : kalian tahu apa yang dikatakan si ‘brengsek’ itu? dia terlihat kesal dan berlalu.
Eun Jae lalu menjelaskan sepertinya dia telah salah paham dia mengatakan sering melihat Mu Yeol dan Soo Yung di beberapa tempat bersama salah satunya tempat karaoke lalu di villa menangkap kata villa, Soo Yung mengatakan dia memang ingin ke sana karena ingin tahu apa yang dilakukan Dong Su dengan vila, Dong Su mengatakan dia sedang ingin mencoba bisnis baru dengan seorang teman di sana.

Oh jadi jelas bahwa Mu Yeol selama ini sedang membantu kesenggangan antara kedua suami istri ini perihal kondisi ekonomi mereka yang semakin sulit karena Dong Su yang tidak lagi berkarir dalam bisbol.
Mu Yeol mengemasi pakaian dan membawa kopernya pergi melihat itu Eun Jae bangkit membereskan kopernya dan mengejar Mu Yeol.
Mu Yeol mengarah ke bandara, dia meminta penerbangan pertama ke Korea, Eun Jae yang tidak mengerti bahasa Jepang mengatakan apa yang diinginkannya sebagaimana yang dilakukan Mu Yeol, dia mengatakannya dengan bahasa Inggris dan Jepang seadanya.
Sepanjang jalan dia mencoba minta maaf namun tidak mampu terucap sehingga meski duduk bersebelahan, mereka hanya diam Mu Yeol larut dengan emosinya, Eun Jae larut dalam rasa bersalahnya.
Setelah tiba di bandara, Eun Jae merasa bersalah dan mengakui kesalahannya namun Mu Yeol tidak mau mendengarkan dan memecat Eun Jae, dia menekankan bahwa dia tidak ingin melihat Eun Jae lagi dengan lemas Eun Jae hanya bisa tertunduk.

Mu Yeol kembali ke rumahnya, si bibi menanyakan kepulangannya karena seharusnya dia pulang baru keesokan harinya Mu Yeol menanyakan apakah dia terlihat seperti seorang yang brengsek, bibi tidak menjawabnya. Mu Yeol mengatakan dia lupa membelikan oleh-oleh jadi dia hanya memberikan batu pada bibi dan mengatakan ini hatiku dengan bercanda bibi mengatakan Mu Yeol benar brengsek, Mu Yeol berjanji lain kali dia akan memberikannya oleh-oleh si bibi mengantongi batu itu.
Di rumahnya Dong Ah sedang bermain dan melatih anjingnya, dia menyambut kepulangan Eun Jae dengan gembira namun setelah Eun Jae mengatakan tidak membawa oleh-oleh apapun Dong Ah menjadi terdiam dan kesal dia tidak menyangka setelah perjalanan jauh ke Jepang Eun Jae tidak membawa apapun.
Sementara Eun Jae masih menyalahkan dirinya yang bisa salah paham pada Mu Yeol dan Soo Yung apalagi setelah ayah dan Chang Ho, adiknya pulang dengan gembira mereka akhirnya terlihat kecewa saat mendengar Eun Jae tidak membawa apapun dari Jepang, Eun Jae melihat tampang sedih keduanya melalui pantulan di jendela.
Di kantor mereka, direktur Jang mengatakan mimpinya memiliki perusahaan dan kantor yang bagus dan semua berawal dari pekerjaan mereka mengawal Park Mu Yeol.
Eun Jae mengatakan direktur bukan aku yang mengundurkan diri tapi aku telah dipecat tetap saja direktur Jang tidak mendengarkan dan mengatakan tentang mimpinya membuka kantor cabang hingga ke manca negara dan Whitney Houston menjadi salah satu klien mereka.
Meski Eun Jae berusaha menolak direktur Jang tetap menginginkan Eun Jae memohon lagi pada Mu Yeol.
Sementara di kantornya, manajer Kim masih menjelaskan tentang kejadian di tempat karaoke dan banyak hal terutama adanya ancaman baru dari orang tidak dikenal yang mengirimkan foto Mu Yeol dengan puisi dan banyak coretan alasan Mu Yeol membutuhkan seorang bodyguard. Mu Yeol mengatakan bodyguard tidak harus si ‘bodoh’ manajer Kim pun mengatakan akan mencari seorang bodyguard yang baru dengan pandangan menyelidik Mu Yeol melihat ke arah manajer Kim yang mengiyakan permintaannya.
Seorang wanita keluar dari kamarnya (apartemen) menghirup udara segar wanita itu memiliki tato di dekat lehernya dia menemukan sebuah amplop di lantai depan pintu amplop itu berisikan foto Mu Yeol dengan tusukan pada gambar mata dan tulisan di bagian belakangnya.
Terlihat sebuah panggung catwalk seperti akan diadakan peragaan busana beberapa model bersiap melakukan gladi resik penampilan mereka sebelum acara dimulai beberapa staf pun bersiap membereskan panggung untuk pertunjukan bebepara saat lagi.
Mobil Mu Yeol tiba dan keluarlah direktur Jang yang kemudian membukakan pintu untuk Mu Yeol ternyata masih mereka juga.
Di lift Mu Yeol dan direktur Jang bertemu seorang kenalannya dan Eun Jae yang bekerja sebagai pengawal kenalannya itu Mu Yeol seolah tidak menyadari keberadaan Eun Jae, dia terlihat akrab dengan kenalannya itu. Namun setelah kenalannya itu masuk lebih dulu ke kamar, dia mengumpat kesal karena kenalannya itu menggunakan kata-kata banmal (kurang sopan) pada Mu Yeol yang lebih tua.
Pentas dimulai berurutan model keluar menampilkan pakaian sporty yang dikenakannya termasuk kenalan Mu Yeol dan Mu Yeol sendiri. Sementara itu direktur Jang dan Eun Jae berjaga di sisi ruangan.
Mu Yeol hanya berjalan lurus, kaku, tanpa ekspresi, berjalan cepat dan tanpa bergaya langsung berbalik ke belakang panggung.
Pesta setelah pentas pun dimulai.
Seorang wanita misterius, cantik datang ke arah Mu Yeol, Mu Yeol terpana padanya, dia membisikkan sesuatu sementara itu direktur Jang dan Eun Jae berjaga di kejauhan.
Wanita itu melintas di depan Eun Jae, dia menelepon seseorang dan mengatakan dia termakan umpan jam 12? sekilas Eun Jae melihat tato pada leher si wanita berhubung backsound juga berganti kita patut mencurigai ini.
Eun Jae lalu mengantar kliennya hingga ke mobil, dia melihat Mu Yeol berjalan bergandengan dengan seorang wanita dan masih dikawal direktur Jang.
Setelah kliennya berangkat Eun Jae meregangkan otot leher dan mendapatkan sms dari direktur Jang yang memintanya menunggunya untuk pulang bersama, Eun Jae kembali masuk ke hotel dan beristirahat di sofa.
Tidak lama kemudian seorang pria duduk di bangku di seberangnya, pria itu menghubungi seseorang di teleponnya dan mengatakan jam 12 kan?
Eun Jae memperhatikan pria itu pria yang mengenakan pakaian aneh dengan jaket kulit ular dan memiliki tato besar memanjang di bagian kiri lehernya, Eun Jae menjadi teringat dengan ucapan seorang wanita bertato sebelumnya yang juga mengucapkan hal yang sama mengenai jam 12.
Pria yang tahu Eun Jae melihat padanya mengedipkan matanya.
Eun Jae lalu beranjak ke arah resepsionis, direktur Jang telah selesai dan dengan kode tangan dia mengatakan Mu Yeol sudah aman di kamar bersama seorang wanita.
Eun Jae bertanya direktur Jang memarkirkan mobil di mana namun ternyata direktur Jang tidak membawa mobil dia bermaksud pulang bersama Eun Jae dengan bus meski kesal Eun Jae mengikuti direktur Jang keluar dan pulang namun langkahnya terhenti dan dia kembali masuk ke dalam hotel.
Di kamar hotel terlihat Mu Yeol yang baru selesai mandi dan wanita itu memberikan ponsel Mu Yeol yang sedari tadi bunyi dia lalu masuk ke kamar mandi. Mu Yeol yang tahu telepon itu dari Eun Jae kesal dan mematikannya. Eun Jae sempat melihat si pria bertato yang baru saja menerima sms dan mengatakan sekarang waktunya si pria bertato bangkit dan Eun Jae memercepat langkahnya namun ponsel Mu Yeol tidak lagi aktif. Eun Jae menekan tombol di lift dengan cepat dan berjalan ke arah resepsionis hotel, dia sempat berpapasan dengan pria bertato itu.
Dia bertanya ke resepsionis nomor kamar Mu Yeol namun awalnya resepsionis tidak berkenan memberikannya setelah rekannya menunjukkan foto Eun Jae saat di karaoke itu Eun Jae lalu berlari menaiki tangga. Sementara pria bertato sudah naik lift, Eun Jae mengejar waktu dengan menaiki anak tangga bayangkan 17 lantai!
Dengan santai Mu Yeol sedang mengeringkan rambutnya tidak tahu bahaya apa yang sedang mengancamnya.
Lalu ada ketukan di pintu Mu Yeol mengira itu dari cleaning service namun itu ternyata Eun Jae yang langsung menerobos masuk dan membereskan pakaian Mu Yeol, Mu Yeol yang sempat menolak diajaknya segera keluar, ditarik di handuk yang masih dikenakan Mu Yeol mau tidak mau Mu Yeol bergeser mengikuti Eun Jae yang menariknya keluar kamar.
Namun sayang kalung Mu Yeol tertinggal.
Langkah mereka bahkan dipercepat ketika lift berbunyi pertanda seseorang akan keluar dan tiba di lantai itu kemungkinan besar itu di pria bertato kasihan Mu Yeol harus berjalan mundur karena ditarik Eun Jae.
Mu Yeol sempat kesal namun Eun Jae mengatakan dia di sini.
Mu Yeol melihat ke arah apa yang dilihat Eun Jae, si pria misterius keluar dari lift dan berjalan dengan santainya menuju kamar yang baru saja Mu Yeol tempati pria itu memasukkan kunci dan benar saja pintu kamar pun terbuka.
Si pria masuk kamar dan melihat-lihat tidak ada seorang pun di sana saat si wanita keluar kamar mandi dan memanggil sayang si pria mengejeknya dan menanyakan kemana perginya sasaran mereka, si wanita tersenyum sinis.
Sembunyi-sembunyi Eun Jae mengawasi dan memberikan kode pada Mu Yeol saat kondisi dinilainya aman mereka di parkiran, Mu Yeol yang masih hanya mengenakan handuk berjalan terseret-seret ke arah mobilnya.
Di mobil Eun Jae menyindir Mu Yeol yang bisa tertipu dengan rayuan di pertemuan pertama dia menekankan bahwa dia sudah bukan bodyguardnya sehingga dia bisa mengatakan demikian Mu Yeol yang kesal mendengar ucapan Eun Jae menepikan mobil dan memintanya keluar. Eun Jae menilai Mu Yeol tidak tahu terima kasih dan mereka masih saja bertengkar, Mu Yeol mengatakan bila orang sedang marah hanya biarkan saja hingga marahnya reda.
Suara dering telepon mengintruksi mereka, Mu Yeol menyuruh Eun Jae menjawab ponselnya, Eun Jae mengatakan itu punyamu!
Mu Yeol menunjukkan ponselnya dan mengatakan ini punyaku, Eun Jae juga menunjukkan ponselnya. Keduanya baru tersadar dering ponsel itu bukan milik mereka, ponsel itu ada di jok belakang.
Di hotel, pria bertato masih menelpon ponsel dan bunyi itu sebagaimana ponsel yang ada di mobil Mu Yeol. Si wanita dengan tenangnya mengambil botol minuman di dalam kulkas dan meminumnya.
Eun Jae mengambil ponsel itu dan menyuruh Mu Yeol menjawabnya Mu Yeol menolak bagaimana kalau mereka merekam suaraku.
Akhirnya dering ponsel itu berhenti dengan sendirinya.
Pria bertato menyimpulkan bahwa ponsel itu dibawa mereka memang benar namun bukan dibawa tapi terbawa si pria memberikan pakaian si wanita dan menyuruhnya mengenakannya dia juga mengatakan kemungkinan mereka telah dilaporkan ke polisi. Masih dengan sikap tenang si wanita mengenakan pakaiannya dan dia menemukan kalung itu sebuah untaian kalung dengan dua cincin terikat sebagai bandulnya.
Dia terlihat tersenyum mengerikan.
Mu Yeol mencoba berbagai tombol kombinasi untuk membuka pasword ponsel si wanita misterius namun semuanya gagal.
Eun Jae melarangnya menekan tombol sembarangan, Mu Yeol tetap mencobanya hingga akhirnya dia menyerah dan berpikir tentang orang yang mungkin memecahkan kode itu.
Eun Jae memikirkan sesuatu.
Mereka menemui Dong Ah, Dong Ah mengenali Mu Yeol sebagai si menyebalkan julukan oleh Eun Jae,
Eun Jae lalu mengenalkan Dong Ah pada Mu Yeol, dia teman sekolahku, pemilik tempat ini penulis, Kim Dong Ah.
Mu Yeol memperhatikan Dong Ah dan bertanya, dia Kim Dong Ah? seseorang yang kau katakan mirip Oh Soo Yung? ingat tidak waktu pesta perayaan di mana Eun Jae harus mengenakan gaun wanita setelah kalah dari Mu Yeol. Di pesta itu Dong Su datang bersama istrinya yang diduga Eun Jae sering jalan bersama Mu Yeol, Eun Jae beralasan pernah bertemu seseorang yang sangat mirip dengan istri Dong Su, dia menggunakan nama Dong Ah.

Mu Yeol menambahkan kau tidak bisa mengenali wajah orang? apa kau bisa mengenali wajahku?
Dong Ah yang tidak mengerti apa-apa bertanya pada Eun Jae dan Eun Jae mengatakan Mu Yeol hanya asal bicara Eun Jae lalu bertanya mengenai kemampuan Dong Ah memecahkan kode misteri setelah membaca Da Vinci Code, dia lalu meminta Dong Ah memecahka kode di ponsel tadi.
Dong Ah berpikir lama memandangi ponsel itu kukira apa ternyata dia tidak mengerti cara mengaktifkan layarnya.

Setelah itu muncul permintaan 4 kombinasi huruf atau angka, Dong Ah mengatakan kode 4 digit dari angka 0 sampai 9 harus menggunakan faktor pengulangan ini paling dasar dalam pengkodean.
Dong Ah meminta alat tulis dan dia mulai menghitung, Eun Jae membanggakan apa yang dikatakan Dong Ah,
Dong Ah lalu mengatakan 10000 kemungkinan dan dia berniat mencobanya satu persatu.
Mendengar hal itu Mu Yeol pasrah, dia kesal pada Eun Jae karena saat dia tadi mau mencobanya namun dilarang sekarang Dong Ah mengatakan akan mencobanya 10000 kali.
.
Mu Yeol hendak keluar Eun Jae pun mengatakan agar Dong Ah menghubunginya bila sudah diperoleh kombinasi kodenya, Dong Ah lalu mengatakan dapat keduanya pun langsung kembali mendekati Dong Ah, Dong Ah mengatakan kodenya 0000.
Mu Yeol kesal untuk apa dia pake password kalo angkanya itu.
Mu Yeol berebut dengan Eun Jae untuk melihat isi ponsel itu Mu Yeol mendapat satu pukulan di dada karena teriakannya kemungkinan terdengar ayah dan adik Eun Jae di lantai bawah.
Benar saja adiknya menyadari ada suara pria di lantai atas namun ayahnya yang sedang melirik ke arah ponsel di depannya tidak mengindahkannya, dia justru kuatir karena dua gadis yang dikenalnya, putrinya dan Dong Ah masih saja belum terlihat bersama dengan seorang pria.
Ponsel itu berisi foto kedekatan wanita itu bersama pria bahkan ada videonya., Eun Jae bahkan sempat menyindir, kau terpedaya oleh seorang yang profresional.
Mu Yeol yang merasa tidak berkepentingan lagi di sana berpamitan namun tidak diindahkan keduanya, dia kesal dan mengatakan paling tidak kau melihatku sebentar.
Eun Jae lalu melihat Mu Yeol dan menanyakan kau tidak lupa sesuatu?
Mu Yeol memeriksa kantongnya dan merasa tidak melupakan apapun.
Eun Jae mengatakan aneh seharusnya ada ‘Terima kasih?’ atau ‘kau sudah berjasa padaku?’
Mendengar itu Mu Yeol berlalu Eun Jae mengatakan anggap saja kita impas ya? dengan ogah Mu Yeol mengiyakannya.
Dong Ah yang masih melihat ke ponsel mengatakan sepertinya aku pernah melihatnya Eun Jae membantahnya hal itu tidak mungkin karena gaya hidup mereka berbeda Dong Ah pun mengiyakan
saat Mu Yeol keluar ayah Eun Jae yang sedang menelepon seseorang melihat Mu Yeol, dia tahu ada seorang pria dari lantai atas yang baru saja turun dia menyangka Dong Ah diam-diam sudah berpacaran.
Keesokan paginya Mu Yeol menyadari hilangnya kalung yang biasanya dikenakan dia mencari-cari dan menanyakan pada bibi namun tidak ditemukan dia teringat pada malam insiden di hotel dan menyadari kalungnya tidak terbawa saat dia diseret Eun Jae.

Di kantor Eun Jae sedang melihat-lihat ponsel dan menghubungi nomor-nomor yang ada di ponsel tidak banyak nomor yang paling akhir menelepon dihubungi namun tidak aktif nomor lain yang dihubungi si penerima telepon marah dan mengatakan bahwa si wanita sudah berjanji tidak akan menghubungi jadi dia menyuruh jangan menghubunginya lagi lalu menutup teleponnya, Eun Jae yang kesal membuang ponsel itu ke tong sampah.

Sementara itu Mu Yeol mencoba kembali mencari di hotel namun pelayan hotel mengatakan tidak ada barang yang tertinggal dia mengatakan kemungkinan barang itu sudah dibawa temannya yang semalam menginap juga di sana. Mu Yeol lalu teringat Eun Jae, direktur Jang yang ditanyainya tidak tahu panggilan si ‘bodoh’ itu untuk Eun Jae, Mu Yeol sendiri yang langsung menghubungi Eun Jae.
Saat itu Eun Jae sedang di deretan pertokoan, dia berjalan tersenyum senang rupanya dia memegang sejumlah uang dan menciumnya.
Mu Yeol menghubunginya menanyakan dimana ponsel itu karena dia butuh nomor telepon yang menghubungkan dia dengan si wanita misterius.
Namun sayang ponsel itu telah terjual dan saat Eun Jae kembali ke toko tempat dia menjual ponsel itu si penjual mengatakan ponsel itu baru saja telah diformat ulang.
Eun Jae beralasan karena ponsel itu sudah tidak ada yang punya yang punya pun tidak peduli lagi dia pun tidak bisa menemukan pemiliknya sehingga apa harus dibuang jadi dia menjualnya.
Mu Yeol marah karena Eun Jae bertindak seenaknya tanpa bilang dulu pada Mu Yeol, Mu Yeol kesal dibuatnya.
Eun Jae menanyakan harga kalung itu dia menyodorkan uang hasil penjualan ponsel itu pada Mu Yeol untuk membeli kalung yang baru.
Mu Yeol dengan lemas mengatakan ini bukan masalah uang itu sesuatu yang sangat berharga buatku, kau tidak punya sesuatu yang seperti itu?
Hmm sesuatu yang lebih berharga dari sejumlah uang berapa pun jumlahnya tentu setiap orang memilikinya.
Sementara di rumahnya Eun Jae membelanjakan uang hasil ponsel itu dengan membeli banyak makanan mereka makan bersama, Eun Jae, ayah, adik dan Dong Ah, ayahnya sempat menyindir Dong Ah yang mulai nakal maksudnya sudah berani membawa masuk seorang pria ke dalam kamarnya semalam.
Di tempat lain Mu Yeol hadir di sebuah tempat pemberi penghargaan buat anak-anak berbakat dengan wajah lesu Mu Yeol hanya duduk terdiam ikut serta di sana dia memegang bagian lehernya dan merasa kehilangan sesuatu yang sangat berarti dalam hidupnya.

Credit : pelangidrama.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar