Gi Seo terbangun karena suara tangisan Young Shin, refleks ia menghapus air mata Young Shin yang menangis dalam tidurnya tapi seketika kaget karena Young Shin membuka matanya.
Gi Seo bertingkah kesal untuk menutupi rasa malunya apa kau tidur di sini? apa yang telah kau lakukan padaku? Young Shin menggeleng lemah di sela isak tangisnya, aku tidak melakukan apa-apa.
Gi Seo bangun dan mundur bersandar pada lemari, ia memeriksa badan dan juga tangannya, Young Shin ikut bangun sambil menahan tangis dan menyeka air matanya ia mencoba meyakinkan kalau ia tidak melakukan apapun ia hanya tertidur setelah melipat pakaian. Tapi Gi Seo tidak mau percaya, ia terus mendesak Young Shin, Young Shin tidak mau mengakui hal yang tidak di perbuatnya, ia bahkan mengibaratkan kalau saja ada 10 truk berisi pria seperti Gi Seo, ia tidak akan tertarik Young Shin lalu pergi dengan kesal.
Young Shin membasuh mukanya sementara di kamar Gi Seo memandang tangannya yang masih basah oleh air mata Young Shin, ia teringat luapan kekesalan Young Shin atas tuduhannya.
Melihat air mata Young Shin, Gi Seo menyadari betapa beratnya hidup Young Shin di balik sikap polosnya, ia pun mulai merencanakan memperbaiki pola pikir Young Shin sebagai ungkapan permintaan maaf atas kesalahan Min Ji pada Bom.
Esoknya Seok Hyun dengan sukses mempresentasikan rencana desainnya dalam 3 bahasa Korea, Jepang dan China, ibu Gi Seo dan para peserta rapat terlihat puas.
Gi Seo mendatangi klinik untuk memeriksakan luka di perutnya sambil memberi obat pada luka Gi Seo, Suh Ran mencoba berbasa-basi dengannya, ia lalu memberanikan diri memberitahu soal dokter Oh yang merasa bersalah setelah kemarin mengatai Gi Seo sebagai dokter yang bahkan tidak bisa menyelamatkan kekasihnya. Ia mohon agar Gi Seo mau menemuinya untuk memberitahu kalau Gi Seo tidak apa-apa karena dokter Oh saking malunya tidak mau bertemu Gi Seo dan memilih bersembunyi di toilet.
Dokter Oh dengan gelisah menggigiti kukunya di toilet, ia terlonjak terkejut saat pintunya di gedor ternyata dengan wajah dinginnya, Gi Seo mau memenuhi permintaan Suh Ran.
Gi Seo mendatangi toilet dari balik pintu ia menyatakan pria itu harus bertanggung jawab atas apa yang telah di katakannya lagipula tidak ada yang salah dengan pernyataan dokter Oh bahwa Gi Seo tidak bisa menyelamatkan kekasihnya sendiri. Di dalam dokter Oh kikuk, ia tidak tahu harus melakukan apa sementara di luar Gi Seo mulai kesal karena tidak ada respon, ia menggedor pintu lagi dan bilang mau ke toilet. Dokter Oh yang ketakutan beralasan toiletnya bermasalah dan minta Gi Seo ke toilet wanita saja.
Gi Seo pulang mendapati Young Shin dan Bom yang sedang membujuk Deong Dari anjing mereka yang tidak mau keluar kandang untuk makan Gi Seo tersenyum, ia mendekati kandang lalu menendangnya, Young Shin dan Bom terlonjak terkejut begitu juga Deong Dari yang langsung keluar.
Kau tidak berangkat sekolah? tanya Gi Seo berlagak galak pada Bom.
Aku berangkat sekarang jawab Bom.
Jam berapa sekarang? tanya Gi Seo lagi tambah galak.
Omo kau terlambat Bom, Young Shin panik menyadari hari mulai siang, ibu dan anak langsung berdiri.
Bom memasang wajah merasa bersalah, Gi Seo terus memarahinya apa kau tidak mendengarkan apa yang kukatakan? apakah kau benar-benar menyerah pada hidupmu?
Tidak aku tidak menyerah aku ingin melakukan seperti yang kau bilang padaku tapi ibu tidak menyuruhku untuk pergi sekolah.
Young Shin mencolek lengan Bom yang membawa-bawa dirinya, Gi Seo tambah marah ia mengingatkan agar Bom tidak menjadikan ibu atau apapun sebagai alasan ia harus bisa memutuskan dan mengendalikan hidupnya sendiri.
Tidak hanya Bom yang di marahi, Deong Dari juga kena termasuk Young Shin, Bom yang tidak nyaman ibunya dimarahi buru-buru berjanji tidak akan pernah terlambat sekolah lagi dan segera berlari berangkat. Young Shin berteriak mengingatkan Bom untuk membawa tasnya tapi Bom menyahut agar ibunya membawakannya saja nanti.
Kini gantian Young Shin yang marah pada Gi Seo apa yang baru saja kau katakan pada anakku?
Apa kau tidak dengar? apakah kau tuli?
Kau bilang apa pada anak umur delapan tahun? membuang hidupnya? menyerah pada kehidupan?
Berhenti mencari kesalahan orang lain kau harus berusaha lebih keras untuk mengajar anakmu, ibu sebagai seorang ibu, kau tidak tegas pada dirimu sendiri itulah mengapa anakmu seperti itu juga kan?
Apa kau sudah selesai bicara? Young Shin benar-benar kesal.
Kau juga harus memarahi anjingmu bagaimana bisa manusia memohon anjing untuk makan? seorang manusia berada di puncak rantai makanan Young Shin kali ini diam saja mungkin ia mulai mencerna perkataan Gi Seo, aku sangat malu untukmu, kau pasti sangat malu hingga merasa lebih baik mati.
Paman, Gi Seo benar-benar mancing kesabaran Young Shin.
Gi Seo yang mau pergi berhenti tapi bukan untuk mendengarkan sanggahan Young Shin, ia mengingatkan agar Young Shin jangan memanggang rotinya di bekas wajan untuk menggoreng kimchi karena rasanya ikut terserap roti. Gi Seo masuk ke kamarnya sementara Young Shin cuma bisa memejamkan mata mengatasi emosinya.
Tidak berapa lama muncul supir keluarga Seok Hyun yang membawakan pakaian dan sepatu untuknya, ibu Seok Hyun yang sangat ingin Young Shin segera menikah, dalam telponnya mengingatkan agar Young Shin memakai make up dan bersikap menyenangkan agar pria yang nanti kencan buta dengannya bisa tertarik. Young Shin hanya bisa mengiyakan padahal dari pancaran wajahnya tidak terlihat sama sekali ia menyukai ide itu.
Setelah menutup teleponnya kakek memakaikan baju dan sepatu itu di boneka Bom, Young Shin tersenyum menimpali senyum kakeknya.
Young Shin akan mandi tapi mendengar gemericik air di toilet, ia tahu ada Gi Seo di dalam jadi ia duduk menunggu.
Gi Seo selesai mandi dan keluar ia melihat Young Shin sedang apa duduk di situ? aku berencana untuk mandi Young Shin menunjukkan gulungan handuk yang di bawanya.
Seharusnya kau memberitahuku untuk membuka pintu kita bisa mandi bersama.
Apa?
Haruskah aku masuk dan mandi lagi denganmu?
Tanpa menjawab Young Shin bangun dan pergi ke arah berlawanan dengan toilet.
Bukankah kau akan mandi?
Aku mandi atau hanya mencuci muka kenapa kau yang repot? itu bukan urusanmu.
Aku tidak mau repot tapi kau yang sudah memancingku, aku jadi terlibat kau sudah tidur di kamarku ketika aku mandi kau berada di luar mondar-mandir.
Young Shin berusaha menjelaskan tapi malah ia terbata-bata bingung mulai dari mana mata dan ujung hidungnya mulai memerah
Apa kau menangis?
Siapa yang menangis? Young Shin menyangkal ia mulai marah pada Gi Seo, kau seperti bajingan, aku sudah mentolerirmu tapi kau makin tidak tahu malu.
Kau hanya cukup bilang tidak kalau memang itu tidak benar Gi Seo meninggalkan Young Shin dengan tersenyum kali ini pancingannya berhasil.
Aku juga punya standar kata-kata Young Shin membuat Gi Seo berbalik, Young Shin lalu melanjutkan kalau saja ada 100 pria seperti Gi Seo yang telanjang di depannya, ia tetap tidak akan tertarik Young Shin menegaskan betapa tinggi standarnya untuk pria.
Young Shin buru-buru masuk toilet sementara Gi Seo masih tersenyum di tempatnya berdiri.
Seok Hyun bertemu dengan Eun Hee sebagai rasa terima kasih plus kabar kalau Young Shin sudah punya pacar dan akan segera menikah, Eun Hee telah menyiapkan gaun beserta sepatu sebagai hadiah untuk Young Shin, ia menanyakan pendapat Seok Hyun atas gaun itu. Diluar dugaan, Seok Hyun malah kesal dan marah-marah dengan suara yang terus meninggi, Eun Hee sampe tengok kanan kiri kalau-kalau tamu resto ada yang memperhatikan mereka.
Kenapa kau marah? ada apa? kau bukan seperti dirimu.
Seok Hyun sadar kelakuannya berlebihan dengan suara yang kembali normal, ia minta Eun Hee memakai gaun itu untuk dirinya sendiri saja Seok Hyun marah sepertinya karena mendengar Young Shin akan menikah? Eun Hee yang menebak Seok Hyun sedang ada masalah di pekerjaannya mencoba mengerti makanan datang Eun Hee membaui hidangan yang di sajikan di depannya, ia tiba-tiba mual, Seok Hyun terkejut.
Gi Seo sudah berdandan, Seok Hyun meneleponnya untuk memberitahu ia akan datang belakangan sebelum menutup teleponnya, Gi Seo mendengar samar suara Eun Hee yang panik menyangka dirinya hamil.
Gi Seo keluar dari kamarnya dan melihat Young Shin sedang memakai sepatu sambil menelepon Do Seop untuk menemani kakeknya sementara Bom masih di sekolah, Gi Seo sampai menoleh dua kali karena melihat penampilan Young Shin yang berbeda hari itu.
Gi Seo sengaja berjalan di belakang Young Shin sesekali ia tersenyum karena Young Shin berjalan terseok tidak biasa dengan sepatu berhaknya, Young Shin merasa Gi Seo memperhatikannya, ia menoleh tapi setiap Young Shin noleh, Gi Seo buang muka. Akhirnya Young Shin mulai tidak tahan mengapa kau mengikutiku?
apa kau menderita Princess Complex? aku pergi ke tempat aku ingin pergi apa kau pemilik jalan? Young Shin tahu tidak ada yang salah dengan jawaban Gi Seo, ia melanjutkan jalannya lagi. Tapi Gi Seo kini mulai terang-terangan mengganggunya acara perjodohan? kau tidak bisa hidup tanpa pria? kau pasti sangat mendambakan pria!
Young Shin berhenti dan menoleh ia mulai terganggu dengan kata-kata Gi Seo, Gi Seo buru-buru melihat ke arah lain dan berhenti bicarasSaat Young Shin melanjutkan jalan lagi Gi Seo pun melanjutkan cemoohannya lagi betapa Young Shin ketinggalan jaman karena bersedia ikut acara perjodohan. Kau berencana mencari orang yang cocok lalu menikah? sangat ketinggalan jaman merayu pria ini dan pria itu bahkan mengintip orang sedang mandi kurasa itu semua hal yang bisakau lakukan.
Young Shin makin tidak tahan ia menoleh apakah kau tertarik padaku? aku bertanya apa kau tertarik padaku, kakek? Young Shin saking kesalnya manggil Gi Seo kakek.
Gi Seo mendekat dan membuka kaca mata hitamnya jika aku jawab ya apa yang akan kau lakukan? jika aku bilang mengatakan ya apa kau tidak akan jadi pergi ke acara perjodohan?
Young Shin sedikit gugup, ia mengusap poninya, aku bilang standarku tinggi.
Gi Seo memamerkan dirinya yang dari keluarga kaya dan ibunya yang seorang chaebol konglomerat, Young Shin tidak bergeming, ia terus menyatakan bahwa standarnya sangat tinggi dan Gi Seo tidak masuk dalam kategori itu.
Standar yang sangat, sangat, sangat tinggi maafkan aku pertama-tama kau harus belajar untuk tidak sombong kakek, Young Shin yang kesal segera mempercepat langkahnya.
Gi Seo tertawa tanpa suara mendengar jawaban Young Shin, senyumnya memudar mengingat percakapan Young Shin dengan ibunya Seok Hyun semalam yang setengah memaksa Young Shin segera menikah. Ibu Seok Hyun bahkan telah menyiapkan seorang pria bernama Cho Sung Gyu yang kini akan di temui oleh Young Shin, Gi Seo menatap punggung Young Shin, ia lalu berbelok kearah jalan yang berbeda.
Young Shin sudah sampai di depan resto tempat kencan butanya sesaat sebelum masuk ia merasa mendengar suara Seok Hyun memanggilnya, Young Shin menoleh ke kanan dan kiri namun tidak menemukan siapapun yang memanggilnya.
Gi Seo menunggu tamu-tamunya di dermaga tanpa di sadarinya pikirannya selalu di penuhi Young Shin. Omelan ibu Seok Hyun tentang Young Shin yang bersikeras meliharkan bayinya walau tanpa ayah, suara samar Eun Hee, Seok Hyun di telepon yang panik menyangka dirinya hamil. Gi Seo mengusap wajahnya menghilangkan Young Shin dari pikirannya pandangannya lalu beralih ke kapal yang merapat dan menurunkan penumpangnya.
Satu persatu penumpang turun termasuk pasangan kekasih yang bertengkar si gadis marah karena prianya akan menikahi gadis lain tapi pria itu meyakinkan bahwa ia menikahi gadis itu hanya karena luas tanah yang dimilikinya. Si gadis melihat Gi Seo, ia menyapanya si kakak yang tersesat si gadis yang tempo hari hanya di minta bernanyi saat menemani Gi Seo berkilah pada pasangannya bahwa itu cerita seorang temannya.
Gi Seo mengacuhkan pasangan aneh di depannya, ia fokus pada tamu yang di tunggunya.
Lee Young Shin? Lee Young Shin sebuah suara memanggil namanya membuyarkan lamunan Young Shin.
Ternyata pria yang di lihat Gi Seo tadi adalah Cho Sung Gyu pasangan kencan butanya Young Shin.
Sementara itu Gi Seo asyik menemani tamu-tamunya, ia menerangkan keadaan pulau dan rencana pengembangannya pada para calon investor itu.
Young Shin berjalan kaki untuk pulang tiba-tiba seikat bunga menghalangi jalannya, Cho Sung Gyu memberikan bunga itu untuk merayu Young Shin setelah berbasa-basi mengenai keluarga Young Shin, ia sedikit memaksa menggandeng tangan Young Shin, Young Shin sebenarnya tidak nyaman namun ia tidak berani menolak.
Dari arah berlawanan muncul mobil yang di kemudikan Gi Seo yang masih membawa tamu-tamunya awalnya Gi Seo berusaha acuh tapi saat sadar pria yang menggandeng tangan Young Shin adalah pria yang dilihatnya di kapal tadi Gi Seo berubah pikiran.
Ia sedikit ngebut dan menepi seolah akan menyerempet Cho Sung Gyu, refleks Cho Sung Gyu bersembunyi di belakang Young Shin.
Melihat tamunya keheranan, Gi Seo berkilah ia sedang mengetes pria yang ternyata tidak cukup manly karena demi keselamatannya bersembunyi di belakang wanita sementara Cho Sung Gyu mengerutu dan menanyakan keadaan Young Shin.
Eun Hee dan Seok Hyun ke rumah sakit untuk mengecek kemungkinan Eun Hee hamil tepat saat nama Eun Hee di panggil, Seok Hyun mendapat telepon ia harus kembali ke Pureun dengan kapal terakhir sore itu.
Sedikit kecewa karena Seok Hyun berpamitan lewat SMS, Eun Hee makin kecewa karena ternyata ia tidak hamil dan ternyata rahimnya lebih tipis dari ukuran normal hingga ia kemungkinan akan sulit hamil.
Ibu Seok Hyun meyakinkan Bom soal ketidakmiripan mereka, Bom yang juga tidak betah lama-lama di peluk ibu Seok Hyun menyetujuinya, mereka seolah mengabaikan bentuk wajah bundar, pipi chubby, tahi lalat di posisi yang sama bahkan model rambut yang sama.
Tapi tidak ibu Seok Hyun terganggu dengan tahi lalat Bum, ia berusaha mengguseknya dan bertanya-tanya bagaimana bisa Bom punya tahi lalat dengan posisi yang sama persis dengan punyanya.
Bum memegangi pipinya yang sakit, nenek saat kau dengar orang mengatakan aku mirip denganmu apa kau sangat marah?
Ya mengapa?
Aku juga setiap kali kudengar orang lain mengatakan aku mirip denganmu, aku sangat frustrasi!
Mengapa kau frustrasi? ketika orang lain bilang kau mirip sepertiku, kau harus merasa bangga jangan lihat aku sekarang dahulu aku begitu cantik wajahku hanya sebesar telapak tangan, ibu Seok Hyun mendekatkan tangannya ke pipi Bum, ia membandingkan wajah bulat Bom yang menurutnya selebar stadion tidak cocok dengan ciri-ciri dari keturunan keluarganya. Bom pasrah di katai wajah selebar stadion, ia menekan-nekan kedua pipinya.
Lama menunggu Young Shin yang tidak kunjung datang ibu Seok Hyun mencoba menanyakan pada Bom apa ibunya pernah menceritakan soal ayah kandungnya.
Apa itu ayah kandung? tanya Bom polos.
Ayah yang menyebabkanmu lahir, dia tidak pernah memberitahumu?
Bum terus menggeleng, ia balik bertanya nenek, kau tahu?
Awalnya ibu Seok Hyun menjawab tidak tapi ia kemudian bercerita aku dengar ia seorang pria yang tinggal di pulau lain wajahnya sama besar dengan Stadion Olimpiade mirip sekali denganmu, ibu Seok Hyun melanjutkan karangan ceritanya sekitar tujuh tahun yang lalu ayah Bom ke laut dan ada badai yang menyebabkannya meninggal, Bom yang tadinya berminat mendengarkan hilang semangat.
Ibu Seok Hyun yang sempat kesal karena kakek memanggilnya Budha akhirnya tersenyum lebar pada Young Shin yang baru datang ia langsung menanyakan kabar kencannya Young Shin, ibu Seok Hyun memberi selamat saat mendengar kencannya berjalan lancar. Ia bahkan sudah membawakan hadiah peralatan mencuci piring yang bagus yang sedianya ia berikan untuk Seok Hyun jika menikah kelak tapi karena Seok Hyun ternyata sudah memilikinya, ia memilih memberikannya untuk Young Shin.
Dan untuk semua persiapan pernikahannya nanti ibu Seok Hyun juga menyatakan ia yang akan membantu mengurusnya karena ia mengklaim Young Shin sudah seperti putrinya sendiri.
Gi Seo kembali terlihat berdiri di tepi dermaga sesuatu yang dipikirkannya membuatnya kesal gelas kertas bekas minumannya menjadi pelampiasannya
Suara klakson menyadarkan Gi Seo mobil Seok Hyun yang baru turun dari kapal menghampirinya, Seok Hyun membawa seorang paman bertopi hitam.
Gi Seo lalu ke rumah judi tampak ada dua kelompok kecil asyik bermain paman bertopi hitam yang tadi di dalam mobil Seok Hyun ada di kelompok ke dua salah satu orang yang kemungkinan tidak akan mau menjual tanahnya adalah seorang penggila judi, tuan Go Pil. Tanah tuan Go Pil akan segera di lelang dalam satu dua hari ke depan jadi mereka harus bertindak cepat.
Rencananya adalah si paan seperti biasa bermain kartu dengan tuan Go Pil sementara Gi Seo menyusul masuk dan bergabung awalnya Gi Seo terus menerus kalah dari tuan Go Pil setelah tuan Go Pil hilang kewaspadaannya baru Gi Seo akan mulai terus menerus memenangkan permainan. Semua langkah Gi Seo di pandu lewat isyarat tangan si paman, tuan Go Pil yang memang pecandu berat judi mulai kehabisan uang, ia segera pulang ke rumah untuk membawa uang tambahan plus surat tanah.
Sementara itu tuan Park menggendong istri tuan Go Pil yang juga bibinya ke klinik awalnya dokter Oh menanggapi dingin karena tuan Park pernah pura-pura keracunan ini bukan kali pertama istri tuan Go Pil minum racun serangga dulu saat tuan Go Pil mempertaruhkan tanahnya untuk judi, nyonya Go Pil juga pernah melakukannya. Dokter Oh segera mengeluarkan isi perut nonya Go Pil di tengah paniknya Suh Ran yang menanyakan apa sebaiknya mereka mengirim nonya Go Pil ke rumah sakit besar. Dokter Oh kali ini memarahi Suh Ran yang sedikit-sedikit meminta pasien di kirim ke rumah sakit sama sekali tidak menghargai kemampuan dokter Oh. Kadang kesel sama si Suh Ran ini dia bukannya bantuin dokter malah bikin panik dokter yang sebenernya juga udah panik.
Tuan Go Pil yang kembali datang membawa setumpuk uang dan surat tanah dengan mudah di arahkan dalam skenarionya Seok Hyun, Seok Hyun menunggu dengan gelisah di mobilnya menunggu kabar sementara di dalam rumah judi, tuan Go Pil sampai pada titik di mana ia akan kehilangan surat tanahnya saat tiba-tiba Gi Seo bilang berhenti.
Gi Seo bangun untuk membuktikan ia benar-benar berhenti paman bingung padahal misi mereka tinggal selangkah lagi.
Gi Seo mendorong tumpukan uang yang telah di menangkannya ke arah tuan Go Pil, ia juga merobek surat hutang tuan Go Pil lalu mengambil surat tanahnya dan memasukkannya ke kantong jas tuan Go Pil, ia sekaligus mengingatkan tuan Go Pil untuk tidak lagi bermain judi dan menghabiskan hartanya sia-sia.
Gi Seo membawa jasnya keluar tuan Go Pil gemetar saat melihat kartu Gi Seo yang lebih tinggi nilainya dari kartunya, ia bisa saja kehilangan semuanya, Seok Hyun terkejut mendapat berita lewat ponselnya.
Malam di rumah keluarga Lee, Bom dan kakek main jual-jualan sementara Young Shin memplester tumitnya yang lecet akibat highheels tadi siang, Bom ngambek sama kakek yang bersikeras semangkuk choco pie itu adalah choco pie. Padahal mereka tadi sepakat choco pie itu sebagi jajjangmyun, Young Shin tersenyum melihat Bom yang ngambek tertelungkup memeluk bonekanya.
Young Shin lalu menatap kakek maaf Mr Lee mengapa kau selalu memanggil nenek yang membawa mesin cuci piring itu ‘Buddha’?
Melihat kakek hanya diam dan memakan choco pie nya, Young Shin melanjutkan perkataannya bukankah Buddha itu baik hati, hangat, dan peduli? kakek tetap asyik dengan choco pie nya, ia menyodorkannya pada Young Shin. Young Shin tersenyum menolak ia bangkit untuk mengambilkan minum kakek langkahnya terhenti saat ia mendengar jawaban kakek.
Itulah sebabnya dia adalah Buddha itulah mengapa ia adalah Buddha, kau sangat bodoh apa si kakek justru melihat di balik sikap cerewet dan kasarnya ibu Seok Hyun justru tersimpan kehangatan dan kepedulian?
Tiba-tiba terdengar suara makian di luar rumah Young Shin dan Bom refleks menoleh ke arah pintu Young Shin keluar tuan Park memaki-maki di depan kamar Gi Seo apa ada sesuatu paman?
Tuan Park yang marah besar menyarankan Young Shin untuk menyiapkan peti mati untuk Gi Seo, Young Shin lalu menyuruh Bom masuk sebelum ia menanyakan apa yang sebenarnya terjadi tuan Park lalu menceritakan soal bibinya yang minum racun serangga gara-gara pamannya membawa surat tanah sebagai bahan taruhan saat main judi dengan Gi Seo.
Tuan Park menuduh Gi Seo berpura-pura sebagai dokter padahal ia hanya penjudi yang mengincar properti mereka, Young Shin terperangah.
Gi Seo menyendiri memikirkan perkataan Young Shin yang mempertanyakan apa ia nyaman dengan cara hidupnya selama ini ia lalu mendatangi jembatan setelah mendapat sms dari Seok Hyun, Seok Hyun tengah menunggunya di temani sebotol soju.
Mengapa kau melakukan itu? Seok Hyun lalu menoleh menatap Gi Seo sementara yang di tatap tetap melihat ke depan mengapa? Seok Hyun mengalihkan pandangannya apa kau tahu betapa pentingnya tanah itu untuk kita? apa kau tahu berapa banyak kita bergantung pada sebidang tanah itu? aku pikir kau sudah tahu dengan jelas Seok Hyun kemudian kembali menoleh amarah terdengar di suaranya mengapa kau mengacau saat kita hampir menang?
Entahlah jawab Gi Seo santai.
Apa?
Aku juga tidak tahu mengapa aku melakukannya?
Kau merasa kasihan bahwa pak tua itu? ia mengingatkanmu pada ayahmu? kau tiba-tiba menemukan hati nuranimu? Seok Hyun lalu meminta Gi Seo untuk kembali ke Seoul besok karena ia tidak butuh orang seperti Gi Seo, Seok Hyun lalu beranjak pergi.
Bagaimana seharusnya aku bisa mendapatkan posisi tinggi? pertanyaan Gi Seo menghentikan langkah Seok Hyun hidup dengan cara yang kau lakukan? mendapatkan restu ibumu, sukses dalam bisnis, aku juga ingin belajar bagaimana ca.
Seok Hyun memotong ucapan Gi Seo, tuan Go Pil adalah kakek temannya, jika sampai tanah itu di dapatkan oleh pesaing mereka, tuan Go Pil takkan mendapatkan se-sen-pun, Seok Hyun bermaksud membelinya dengan harga yang pantas. Karena bagaimanapun sebelum ia pegawai Grup JA (perusahaan ibunya Gi Seo) ia adalah penduduk pulau itu.
Apa kehidupan pribadimu sejelas ini? Gi Seo mempertanyakan Seok Hyun yang dengan gamblang memberi alasan sebenarnya soal rencana terhadap tuan Go Pil, ia kini mempertanyakan langkah yang diambil Seok Hyun dalam kehidupan nyatanya.
Apa maksudmu?
Aku tiba-tiba sangat penasaran untuk menjadi seorang yang sukses aku ingin tahu siapa yang kau injak untuk menjadi seperti ini sebagai contoh cinta, seorang wanita, seorang anak?
Seok Hyun berjalan pulang dengan gontai, ia tidak mampu menjawabnya.
Gi Seo datang ke rumah Young Shin di sambut dengan tas pakaiannya diluar dan tulisan peringatan di pintu.
Orang sesat, Bajingan, penjudi tidak diizinkan di daerah ini!
Gi Seo ke rumah utama ia memanggil-manggil Young Shin.
Pelankan suaramu, kakek sedang tidur jawab Young Shin yang muncul dari arah samping rumah ia kembali mengingatkan Gi Seo jangan sampai membangunkan kakek, meninggikan suaranya dan memintanya pindah
kemana kau harap aku pindah selarut ini?
Itu bukan hal yang aku harus khawatirkan silakan pergi Young Shin tetap bersikeras dengan keputusannya, ia menambahkan telah memasukkan uang sisa sewa ke dalam amplop di tas Gi Seo.
Hei bibi.
Aku sudah bilang untuk tidak meninggikan suaramu, kakek sedang tidur.
Gi Seo makin kesal ia malah makin meninggikan suaranya apa kepalamu penuh dengan air? apa yang kau maksud dengan ini?
Young Shin buru-buru membekap mulut Gi Seo, aku sudah bilang bahwa kakek sedang tidur, Gi Seo mundur membebaskan diri, Young Shin mulai memarahi Gi Seo, kau bahkan tidak tahu bagaimana menghormati orang tua? apa kau tidak punya senior? Young Shin lalu membahas soal nyonya Go Pil jika ibu Seung Joon meninggal, kau akan bertanggung jawab?
Gi Seo bingung karena ia memang tidak kenal siapa itu ibu Seung Joon apa yang kau bicarakan? apa kau gila?
Young Shin tidak berusaha menjelaskan apapun ia justru mempertanyakan hidup Gi Seo yang kacau tidakkah kau merasa malu hidup seperti ini pada pacarmu yang telah tiada? Ji Min yang masuk dalam pembahasan Young Shin sukses membuat Gi seo membeku.
Bom keluar ia menyapa Gi Seo, Young Shin melanjutkan pengusirannya, Bom minta Gi seo tidak pergi tapi ia tetap berjalan mengambil tasnya.
Young Shin menahan Bom tapi Bom tetap berlari pada Gi Seo.
Ia memeluk Gi Seo dan menangis jangan pergi, jangan pergi paman.
Young Shin memanggil Bom berusaha membuat Bom tenang dan menyuruhnya masuk untuk tidur.
Tidak jangan menyuruh paman pergi ibu jangan lakukan itu.
Gi Seo melepaskan pelukan Bom, ia tetap pergi Bom makin kencang menangis, Young Shin mendekatinya.
Kau adalah ibu yang jahat Bom makin meraung.
Young Shin berusaha membuat Bom diam ia menghawatirkan kakeknya terbangun.
Gi Seo membawa tasnya pergi suara tangisan Bom yang kini di bawa masuk makin tidak terdengar ia mengingat permintaan Ji Min untuk Bom.
Sementara itu di tempat lain Seok Hyun merenung menghadap pantai mengingat pertanyaan Gi Seo mengenai apa saja yang telah ia korbankan untuk hidupnya saat ini. Gi Seo menuju motel milik nenek Chang Ja satu-satunya motel yang ia tahu di pulau ini ia mendengar suara pertengkaran ternyata nenek Chang Ja beradu mulut dengan ibu Seok Hyun. Ibu Seok Hyun marah karena menurutnya nenek Chang Ja lah yang menyebarkan desas-desus soal Seok Hyun sementara nenek Chang Ja marah karena bisa-bisanya ibu Seok Hyun menjodohkan Young Shin dengan seorang pria tidak berguna yang bahkan tega memukuli istrinya yang tengah hamil hingga meninggal.
Ibu Seok Hyun tidak terima begitu saja apa kau berani mengatakan bahwa itu semua benar? jika kau berbohong, aku bisa menuntutmu atas tuduhan memfitnah Gi Seo mendengar semuanya.
Seok Hyun pulang langkahnya berhenti saat mendengar suara seorang pria, pria itu Cho Sung Gyu si cowok yang akan di jodohkan dengan Young Shin mendatangi rumah Seok Hyun, ia berbicara lewat interkom dengan ibunya Seok Hyun, ia berusaha membela diri menurutnya istrinya meninggal karena kanker.
Walau ibu Seok Hyun tidak percaya begitu saja pada omongan nenek Chang Ja bukan berarti ia tidak curiga pada Cho Sung Gyu, kau memukuli perempuan bukankah itu kebenaran? istrimu yang sedang hamil tiga bulan, dipukuli olehmu kan?
Itu aku tidak tahu dia hamil buka pintunya dulu aku akan menjelaskan kepadamu langsung.
Apa lagi yang mau kau jelaskan? aku tidak ingin melihat wajahmu jauhi Young Shin mulai dari sekarang, oke?
Seok Hyun yang awalnya hanya diam mengamati terkejut saat mendengar nama Young Shin.
Aku akan pergi dan menjelaskannya pada Young Shin seka terdengar suara intrekom terputus Cho Sung Gyu mencoba memanggil ibu Seok Hyun tapi tidak mendapat jawaban dengan suara keras ia bertekad tidak akan menyerah soal Young Shin, Cho Sung Gyu lalu pergi tanpa menghiraukan Seok Hyun.
Young Shin membacakan buku cerita pada kakeknya setelah kakek tertidur ia ke kamarnya, Young Shin membenarkan posisi tidur Bom menyelimutinya dan membelainya dengan sayang terdengar sebuah suara memanggil namanya dari luar.
Gi Seo terus memikirkan yang ia dengar lewat pertengkaran nenek Chang Ja dengan ibu Seok Hyun, ia hendak merokok untuk mengusir galau tapi ia tidak menemukan korek.
Sementara itu Seok Hyun tidak jauh berbeda ia menghadapi meja berisi penuh kertas tapi pikirannya tidak di sana jelas ia juga memikirkan percakapan ibunya dengan pria yang akan di jodohkan dengan Young Shin, Seok Hyun mengambil jaketnya dan bergegas keluar.
Cho Sung Gyu berlutut dihadapan Young Shin, aku sudah belajar dari kesalahanku hal seperti tidak akan pernah terjadi lagi setelah bertemu Young Shin, Bom, dan kakek, aku sadar aku sudah memutuskan untuk menjadi pribadi yang baru sungguh!
Cho Sung Gyu berusaha meyakinkan Young Shin, ia bahkan mengaku rela memenggal kedua tangannya asal Young Shin mau percaya Cho Sung Gyu terus memohon dan memohon.
Young Shin meminta Cho Sung Gyu bangun menurutnya ia tidak berhak menerima janji tersebut tapi Cho Sung Gyu tetap meminta agar Young Shin mau percaya padanya.
Young Shin kini ikut berlutut, ia mengaku menyembunyikan sesuatu tapi tidak berani mengatakannya soal sakitnya Bom.
Apa penyakitnya? sakit apa dia? tanya Cho Sung Gyu ingin tahu.
Hampir saja Young Shin memberitahu kalau Gi Seo tidak muncul jika kau tahu apa yang akan kau lakukan? Gi Seo dengan angkuhnya mendekati Cho Sung Gyu, Young Shin berdiri Gi Seo melirik Young Shin sekilas apa yang akan kau lakukan jika kau tahu apa penyakitnya? keluar dari sini segera.
Seok Hyun datang tidak seorangpun yang melihatnya.
Young Shin berusaha menghentikan Gi Seo, Gi Seo tidak peduli ia tetap mengusir Cho Sung Gyu.
Apa yang salah denganmu? siapa kau bisa bicara seperti itu? Young Shin kesal pada Gi Seo.
Cho Sung Gyu bangun ia ikut-ikutn marah pada Gi Seo yang ikut campur urusannya, Seok Hyun tetap di tempatnya memperhatikan Cho Sung Gyu bertanya pada Young Shin, Young Shin, siapa orang ini? apa hubungan si brengsek ini denganmu?
Young Shin membalas tatapan Gi Seo, ia menggeleng cepat aku tidak tahu aku tidak punya hubungan apapun dengannya.
Tepat Young Shin menutup mulutnya, Gi Seo segera menciumnya.
Young Shin awalnya memberontak tapi tubuhnya lalu kaku karena di lihatnya Seok Hyun sedang menatapnya.
Credit : cikurngora.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar