Sementara itu di sekolah diluar dugaan nenek Kyung Ja membela dan melindungi Bom hingga akhirnya kepalanya lah yang terkena lemparan batu.
Bom akhirnya berlari pulang sambil menangis membawa plastik burgernya di sepanjang jalan burger-burger itu tercecer.
Seok Hyeon sedang tidur di mobilnya yang di parkir di antara rerumputan sepertinya setelah kemarin mengantar tas dan burger untuk Bom, Seok Hyeon tidak pulang ke rumah ibunya juga tidak pulang ke Seoul.
Gi Seo dan Young Shin yang bermobil pu tiba tepat di depan Bom.Paman seru Bom saat melihat Gi Seo yang jongkok di depannya
Kau pergi ke sekolah? kau tidak mendengarkan malaikat pelindungmu? kalau kau terus begini.
Gi Seo tidak melanjutkan kata-katanya karena kini Bom langsung memeluknya sambil berlinang air mata
Young Shin menanyakan apa yang terjadi di sekolah, Bom hanya menjawab neneknya kak Yong Joo berulang-ulang tanpa bisa meneruskan ceritanya. Gi Seo segara membawa Bom masuk mobil, di susul Young Shin.
Semua terjadi tidak jauh dari mobil Seok Hyeon.
Gi Seo pergi ke klinik di sana sudah ada nenek Kyung Ja yang sedang marah-marah karena dokter Oh mengobatinya dengan rasa sakit, ia selalu membandingkan klinik di Pureun dengan rumah sakit kota, Gi Seo menawarkan diri untuk mengobati nenek Kyung Ja.
Kalo dokternya Gi Seo walau terasa sakit, nenek Kyung Ja jadi kalem tidak sengaja nenek melihat pamflet mengenai edukasi AIDS.
Di rumah Bom memilih bersembunyi di dalam selimut dan menangis, kakek berusaha membujuknya akhirnya kakek ikut masuk ke dalam selimut dan menangis disana Young Shin menatap semua kejadian dalam diam Young Shin meminta kakek menjaga Bom sementara ia bermaksud ke klinik melihat keadaan nenek Kyung Ja.
Nenek Kyung Ja masih marah-marah saat sedang di jahit kepalanya tapi bukan karena rasa sakit melainkan kesal pada anak yang berani melempar batu, Gi Seo dengan tegas minta nenek menutup mulutnya karena itu mengganggu konsentrasinya, nenek Kyung Ja langsung mingkem. Tidak lama datang nenek Bang Ja, ia memuji-muji nenek Kyung Ja yang sangat baik telah melindungi Bom, ia juga mengungkit masalah hubungan darah antara nenek Kyung Ja dan Bom, garis darah? garis darah apa! Nenek Kyung Ja mengancam So Ran dan nenek Bak Ja jika sampai menceritidakan apapun pada orang lain terutama Seok Hyeon, Gi Seo yang mendengarnya manarik agak keras jahitannya membuat nenek Kyung Ja meringis.
Nenek Kyung Ja kembali ngedumel, ia menyalahkan Young Shin yang tidak bisa menjaga Bom dan membiarkannya ke sekolah ia bahkan sempat-sempatnya berprasangka kalau Young Shin sengaja menyuruh Bom ke sekolah dan membuatnya berada di situasi itu Gi Seo sudah geram tapi ia berusaha menahannya.
Young Shin datang ia menanyakan keadaan nenek Kyung Ja pada Yong Joo yang menunggu di luar Young Shin berniat masuk tapi dari pintu muncul Gi Seo, Gi Seo mengabarkan kalau nenek sudah di beri suntikan setelah lukanya di bersihkan. Ia minta yong Joo pulang saja Young Shin berniat masuk tanpa suara Gi Seo mencegah tapi Young Shin tetap masuk.
Yang di takutkan Gi Seo terjadi di dalam Young Shin di marah-marahi oleh nenek Kyung Ja.
Ah nenek ini aku tidak tahan lagi kudengar kau sudah tahu bahwa Bom adalah cucumu, semua orang takut padamu sehingga mereka tidak berani mengucapkan sepatah kata namun kebanyakan orang yang sadar tahu bahwa adalah dia cu dokter Oh berhenti karena tangannya di cubit So Ran.
Nenek merasa terdesak, ia lalu bertanya pada Young Shin baik ibunya Bom katakan sesuatu siapa ayah Bom? apa ayah Bom itu sama seperti sangkaan orang-orang ini? apa dia itu kah Seok Hyeon? apakah ayah Bom itu Seok Hyeon?
Gi Seo mendengar semuanya dari dekat pintu.
Tidak mendapat jawaban dari Young Shin yang hanya terdiam tertunduk, nenek lalu melanjutkan omelannya anggap saja Seok Hyeon mabuk dan membuat kesalahan tapi tetap saja Young Shin yang salah karena Young Shin malah memilih melahirkan bayinya. Hidup siapa yang ingin kau rusak? kau bahkan tidak bisa bertanggung jawab untuk anak ini bagaimana mungkin kau sengaja memiliki anak ini dan kemudian memberinya penyakit dan membuatnya menderita!
Gi Seo sudah tidak tahan ia masuk dan mengomeli Young Shin yang diam disana menerima semua omelan yang di tujukan tanpa menjawab sedikitpun? kenapa kau terus mendengarkannya seperti orang bodoh? Gi Seo menarik tangan Young Shin. Ia berbicara pada nenek bisakah kau membunuh anak yang belum lahir seperti itu? Gi Seo juga mengingatkan kalau ia tidak akan melepaskan Bom.
Di luar, Young Shin menolak masuk mobil Gi Seo, padahal di luar hujan mulai turun.
Gi Seo mengejar Young Shin dan kembali memintanya masuk ke mobil di luar sangkaannya, Young Shin ternyata marah pada Gi Seo yang memarahi nenek Kyung Ja seperti tadi itu karena dia marah itu karena dia patah hati bagaimana bisa kau bicara seperti itu kepada orang tua? dan di depan orang lain? apakah nenek Yong Joo itu temanmu? bibi.
Kau tahu aku sama sekali tidak berterima kasih untuk apa yang kau baru saja lakukan kau harusnya di pukul, paman!
Gi Seo menyindir Young Shin yang bersikap seperti itu karena keinginannya menjadi menantu atau bisa jadi sudah ciri khas keluarga untuk mendefinisikan kata sabar yang pasti Gi Seo sudah merasa muak dan menyatakan tidak akan ikut campur urusan Young Shin lagi. Bahkan jika Young Shin sedang sekarat di depan matanya, Gi Seo memastikan kalau ia tidak akan berkedip Gi Seo pun balik lagi mengambil mobilnya, ia membawa mobilnya dengan kencang menyebabkan cipratan, Young Shin berjalan minggir.
Seok Hyeon masih ada di tempat yang sama.
Bom sudah tidak menangis, ia sedang menonton video sambil makan Choco pie bersama kakek saat teleponnya berbunyi telpon dari Bo Ram.
Bo Ram menelepon untuk menanyakan kabar Bo, juga memberitahu soal Tae Chang si bocah lelaki yang melempar batu yang di hukum oleh guru juga di pukul oleh ibunya, Bo Ram berualang kali menoleh sepertinya ia menelepon Bom diam-diam. Bo Ram yakin kalau Tae Chang seperti tadi karena kebanyakan baca komik jadi ia minta Bom memaafkannya.
Sebelum Bo Ram menutup teleponnya Bom menceritakan soal jas hujan ajaib yang kini di pakainya yang mampu mencegah orang lain tertular Aids saat membayangklan ia bisa menularkan penyakitnya, Bom memangis. Bo Ram ikut menangis ia yang percaya soal jas hujan ajaibnya Bom lalu mengajaknya melihat anak-anak kucing yang baru lahir bersama Ji Sun.
Gi Seo sampai rumah Young Shin seperti biasa ia menendang kandang anjing untuk melampiaskan kesalnya di lihatnya Bom keluar.
Bom menyapa Gi Seo, aku tidak keluar untuk melihat anak kucing, aku mau ke toilet, Gi Seo yang sedang galau membiarkan Bom yang pergi ke toilet dan masuk ke kamarnya setelah yakin Gi Seo masuk Bom langsung pergi.
Seok Hyeon melihat Young Shin lewat sambil berhujan-hujan, ia bermaksud keluar tapi urung di radio terdengar berita mengenai angin kenacng dan hujan bahkan topan di beberapa wilayah termasuk Pureun.
Kakek sedang berusaha menyusun pie-pienya, ia ingat Bom menjanjikan untuk memperlihatkan anak kucing kalau kakek berhasil membuat menara pie yang tinggi terdengar petir menggelegar, kakek segera masuk selimut karena takut.
Gi Seo juga mendengar petir yang sama ia berniat keluar untuk mencari tahu Young Shin sudah pulang atau belum yang di tunggu muncul di halaman. Young Shin melihat Gi Seo, ia lalu masuk rumah dalam diamnya, Gi Seo berniat menyusul ke rumah Young Shin tapi derasnya hujan mengurungkan niatnya.
Young Shin melihat gumpalan di balik selimut yang ia kira Bom, ia amenanyakan keadaan Bom dan menceritakan soal Tae Chang yang tadi di temuinya di jalan dan menitip permintaan maaf Young Shin sadar kalau ia tidak melihat kakek, ia membuka selimut untuk menanyakan kakek pada Bom. Young Shin terkejut saat dari dalam selimut yang muncul justru kakek, Young Shin pun menanyakan kemana Bom, kakek yang ketakutan mendengar petir tidak menjawab.
Young Shin pun segera mengambil payung dan mulai mencari Bom, Gi Seo yang sedang memakai earphone untuk mengurangi suara petir tidak mendengar suara Young Shin yang memanggil manggil Bom.
Gi Seo tertidur dalam gelap, hari sudah malam dan ia lapar, ia pun ke rumah Young Shin, Young Shin dan Bom tidak menyahut justru suara kakek terdengar memanggil kakak pada Gi seo.
Hari sudsah gelap, Young Shin mencari Bom kemana-mana tapi tidak jua menemukannya, Young Shin berpapasan dangan Ji Sun yang sedang berlari sambil menangis dari Ji Sun, Young Shin tahu dimana Bom, Bom dan Bo Ram terperangkap di dalam lubang, Young Shin minta Ji Sun pulang sementara ia langsung ke tempat yang di maksud.
Young Shin menemukan lubangnya, ia minta Bom duluan naik Bom menolak, ia minta ibunya menolong Bo Ram dulu Young Shin ingat ucapan nenek Kyung Ja di rumah sakit yang membuatnya tidak ingin membuat Bom menderita lebih banyak lagi jadi ia minta Bom yang duluan naik.
Bom menolak yang sedang menangis ketakutan adalah Bo Ram jadi ia minta Bo Ram yang duluan di angkat.
Bom panggil Young Shin
Bom terus menggeleng sambil menangis.
Young Shin menyerah, ia tahu Bom keras kepala, ia pun minta Bom mengangkat Bo Ram agar Young Shin lebih mudah menjangkaunya hujan deras di sertai angin membuat sebuah dahan patah dahan itu jatuh tepat ke Young Shin.
Gi Seo sedang makan mie berdua kakek tapi seleranya hilang karena ia mengkhawatirkan Young Shin dan Bom yang tidak ada di rumah padahal cuaca di luar sedang tidak bagus Gi Seo minta kakek melanjutkan makan sementara ia akan mencoba mencari mereka.
Tidak kakak, aku takut jangan pergi!
Mengapa kau begitu takut pada kilat kecil? kakek bukankah kau pria dewasa tangguh? tanya Gi Seo kesal tidak lama petir keras terdengar Gi Seo sempat terkejut Gi Seo juga tidak tangguh, ia pun akhirnya kembali duduk kakek melanjutkan makannya dan berterima kasih pada Gi Seo karena tidak jadi pergi.
Terima kasih setiap jam dan setiap saat selalu saja terima kasih pada musuhpun akan bilang terima kasih gerutu Gi Seo pantas saja Young Shin dan Bom selalu berterima kasih karena ternyata kakek yang mengajari begitu. Mereka selalu bertindak seperti orang bodoh dan digertak juga dipandang rendah oleh orang-orang, Gi Seo memarahi kakek yang mestinya mengajari kalau di injak balas dengan perlakuan yang sama jika ditipu lakukan hal yang sama sebagai balasannya!
Kekhawatiran Gi Seo terjawab dokter Oh meneleponnya mengabari soal keadaan Young Shin.
Gi Seo bergegas ke klinik semua kata-katanya tadi siang mengenai ia tidak akan peduli pada Young Shin lagi meski Young Shin dalam keadaan sekarat tiba-tiba menguap.
Gi Seo mendekati Bom yang menggumpal dirinya dalam selimut, Bom, Lee Bom!
Paman, ibu dengan terbata-bata Bom berusaha bercerita tapi ia tidak mampu tangisnya pecah di pelukan Gi Seo. Tidak apa-apa itu sebabnya aku datang malaikat pelindung nomor 1, Gi Seo lalu membujuk Bom untuk tidur di mobilnya, malaikat tidak takut badai petir jadi kau akan tinggal di dalam mobilku ya? pemanasnya di nyalakan jadi hangat ok.
Di dalam klinik nampak Young Shin terbaring lemah tidak sadarkan diri, Gi Seo masuk kembali terngiang bahkan jika kau sekarat di depanku, aku tidak akan berkedip, dokter Oh memberitahu keadaan Young Shin tidak ada luka namun tekanan darahnya terus menurun dan dia hilang kesadaran.
Gi Seo memeriksa bawah dada sebelah kanan yang memar akibat kejatuhan dahan patah, ia memeriksanya dengan Stetoskop lalu dengan wajah cemas segera minta desinfektan. Ternyata Gi Seo membedah Young Shin di bagian memar karena ada cedera di tulang rusuknya yang merusak intercostal artery, darah Young Shin pun terus mengalir melalui selang. Sayangnya tidak ada persediaan darah, pengumumanpun di siarkan melalui pengeras suara meminta warga yang bergolongan darah B untuk menyumbangkan darahnya.
Seluruh warga mendengar pengumuman itu termasuk keluarga Bo Ram, Bo Ram yang di pangku ibunya berulang-ulang menceritakan soal ibunya Bom yang memilih menyelamatkannya duluan di banding Bom, ibu Bo Ram minta anaknya tidak lagi cerita. Ia sudah cukup mendengar cerita itu berulang-ulang sedari tadi ayah Bo Ram yakin kalau istrinya bergolongan B tapi ibu Bo Ram bersikeras kalau dia AB.
Kalau ada yang penasaran dimana kakek, kakek terpaksa (lagi-lagi) di kunci di dalam rumah.
Shim Shim yang sedang mengepel mengomentari pengumuman itu ia yakin tidak akan ada yang mau menyumbangkan darah kecuali kepalanya di ancam akan di tembak jika seseorang menyumbangkan darah untuk Shin Young, aku akan memberikan orang itu surat pujian.
Surat pujian.
Kalau begitu kau ambillah surat pujian.
Apa?
Nenek Kyung Ja tahu kalau keponakannya itu bergolongan darah B, ia menjanjikan uang? 100.000 selain surat pujian tawaran di naikkan jadi? 200.000 won, Shim Shim menyarankan nenek ikut donor juga bukankah nenek, Seok Hyeon dan Yong Joo bergolongan B? nenek mengelak semua orang di rumah itu bergolongan A.
Pengumuman tidak berhasil hanya suami So Ra yang bersedia mendonorkan darahnya, Gi Seo pun berinisiatif meminta daftar golongan darah penduduk di Pureun dengan maksud membujuknya satu persatu.
Rencana tidak mulus tidak satupun warga yang mau keluar untuk menanggapi kedatangan Gi Seo dan dokter Oh bahkan setelah mereka berpencar pun tidak ada hasil dokter Oh lalu memberitahu ada satu tempat lagi yang harus mereka datangi
Rumah Seok Hyeon, dokter Oh tahu kalau nenek Kyung Ja juga bergolongan B tapi ia datang untuk membujuk Shim Shim sayang bahkan Shim Shim pun menolak, ia mengelak, ada kesalahan di laporan kesehatannya yang menyatidakan dirinya bergolongan B.
Selesai mengatakan ia tidak bisa membantu karena type darahnya beda, Shim Shim terpana melihat nenek menunjukkan cincin permata di jemarinya..
Dokterr Oh mengajak Gi Seo untuk kembali keliling, siapa tahu ada penduduk yang berubah pikiran, Gi Seo tersentuh, dokter Oh menurutnya adalah orang baik di malam berhujan seperti itu ia bahkan tidak sungkan membantu sebisanya.
Profesor Min Jun Ho yang mengajarkanku, ayah dokter Min, dokter Oh memberitahu kalau profesor Min Jun Ho selalu mengingatkan jangan lihat penyakitnya yang terpenting lihatlah orangnya. Gi Seo sempat tertegun, ia tidak mengingat ayahnya sebaik itu.
Seok Hyeon datang dokter Oh menyapanya sebelum pergi setelah hanya menatapnya dengan tajam, Gi Seo pun pergi tapi ia sempat bertanya apa Seok Hyeon bergolongan darah B?
Seok Hyeon langsung ke klinik dan mendonorkan darahnya sayangnya persediaan darah tetaplah tidak sebanding dengan banyaknya darah Young Shin yang terbuang bahkan proses pengambilan darah Seok Hyeon belum selesai saat tekanan darah Young Shin kembali turun, Gi Seo buru-buru memindahkan kantong darah dan memasangkan selangnya Young Shin.
Gi Seo terduduk lemah di dekat pintu sepertinya ia harus mencari akal untuk menyelamatkan Young Shin. Membuang semua egonya, Gi Seo menghubungi sang ayah.
Ini Gi Seo.
Ya Min Seo Gi ini ayah, kau baik-baik saja kan? jawab ayah setelah menghentikan taxi yang di kemudikannya di pinggir jalan.
Gi Seo tidak menjawab pertanyaan ayahnya, ia langsung menceritakan keadaan Young Shin.
Ayah tersenyum, ia menyarankan Gi Seo untuk mengikat rongganya, Gi Seo dengan putus asa menjawab kalau itu sudah ia lakukan tapi tetap tidak berhasil mengehentikan pendarahan, ia juga memberitahu tempatnya sekarang hanyalah klinik di pulau kecil bukan rumah sakit besar. Ayah lagi-lagi tersenyum, ia menyarankan Gi Seo untuk mengikat sumber perdarahan dan otot arteri interkostalnya secara bersamaan, Gi Seo langsung mendekati Young Shin dan menjalankan sarannya langsung.
Untungnya kali ini saran itu berhasil aliran darah berhenti dan tekanan darah Young Shin berangsur naik tercermin kelegaan di wajah semuanya.
Gi Seo menghubungi ayah, tekanan darah yang meningkat, pendarahannya telah berhenti tapi aku mungkin harus memasukkan suatu intubasi jika dia memiliki kesulitan bernapas semua yang bisa kau lakukan adalah untuk membuat segala sesuatu dalam posisi stabil. Ayah mengingatkan Gi Seo telah melakukan semua semampunya sebagai seorang dokter, sisanya serahkan pada yang Maha Kuasa.
Di luar dugaan, Gi Seo mulai ketularan kakek terima, terima kasih Gi Seo mengucapkannya dengan kaku.
Nenek Bang Ja menyeret anaknya sementara yang di seret mempertanyakan apa dia anak kandung atau bukan nenek Bang Ja mengingatkan putranya tentang betapa baiknya Young Shin kalau ia punya 3 biskuit, Young Shin hanya akan mengambilnya satu sementara dua lainnya di serahkan pada mereka. Nenek Bang Ja juga menjanjikan motel untuk ia berikan untuk anaknya itu Gi Seo tersenyum mendengar percakapan ibu dan anak.
Tidak lama muncul Shim Shim, ia datang sambil terus mengagumi cincin mahal di jarinya.
Gi Seo dan Shim Shim tertegun melihat betapa khawatirnya Seok Hyeon.
Seok Hyeon tidak melewatkan pandangannya sedikitpun dari wajah Young Shin.
Gi Seo di mobilnya merenung mengingat perkataan ayahnya, serahkan semuanya pada Tuhan, ia pun membawa mobilnya ke gereja, Gi Seo berdoa dengan khusyuk sampai pagi menjelang, ia menoleh dengan terkejut saat mendengar Young Shin memanggilnya.
Young Shin memang memanggil Gi Seo dalam tidurnya, ia terbangun dan terkejut saat di lihatnya Seok Hyeon.
Seok Hyeon tersenyum apa kau tidur nyenyak? Young Shin tidak menjawab ia tetap melongo.
Terima kasih untuk tetap hidup, Seok Hyeon mencium Young Shin.
Young Shin diam saja.
Di pintu ada Gi Seo yang terdiam melihat semuanya.
Credit : http://blogapni.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar