Bom terlihat menari mengikuti lagu dari radio tapi ia teringat dengan kejadian tadi pagi.
Ia pun segera menelpon Yong Joo (keponakannya Seok Hyun). Bom menanyakan apa Aids itu nama penyakit karena ia tidak merasakan sakit sedikitpun.
Bom sedih saat di beritahu kalau sakitnya akan terasa suatu saat nanti ia makin sedih lagi kalau teman-temannya juga bisa tertular olehnya jadi itu alasan kelas pagi tadi kosong Bom merasa marah pada ibunya yang membohonginya. Sebelum menutup telepon Bom minta maaf pada Yong Joo, ia juga menitipkan permintaan maafnya pada teman-teman yang lain.
Sementara itu percakapan Bom terdengar oleh Gi Seo yang masih menatap langit.
Young Shin masuk ke kamar dan langsung bersembunyi di balik selimut saking malunya pada Gi Seo, ia tidak sadar kalau Bom menggeser selimut bahkan posisi tidurnya agar tidak mengenai selimut Young Shin.
Gi Seo sudah kembali ke kamarnya, matanya masih terbuka ia mengingat pesan terakhir Min Ji soal permintaan maafnya pada Bom.
Esoknya Bom bangun lebih cepat ia mencari tahu soal Aids lewat internet, air mata tidak terbendung saat ia membaca betapa bahayanya penyakitnya, Bom pun menulis surat perpisahan untuk ibu dan Mr. Lee, ia juga membawa serta celengannya juga boneka besar pemberian Min Ji. Ciuman perpisahan Bom untuk Young Shin yang masih terlelap urung Bom berikan ia ingat kalau ia tidak boleh menyentuh siapapun termasuk ibunya.
Bom lalu masuk kamar kakek, ia membetulkan selimut kakek dan mengambil sebungkus Pie coklat dari kamar kakek.
Sementara itu Gi Seo sudah bangun dan bersiap jogging, ia sempat-sempatnya menendang kandang Dong Da sebelum pergi.
Tidak lama Gi Seo pergi Bom keluar dari rumah ia mendekati kamar Gi Seo.
Paman hanya itu kata yang keluar dari mulut Bom, tangannya urung membuka pintu bahkan Bom tidak berani menyentuh Dong Da.
Langkah Bom terlihat ragu sesekali ia menoleh ke arah rumah.
Hari sudah makin terang Seok Hyun sudah menyiapkan mobil dan kopernya, ia bermaksud ke Seoul duluan Ia hanya mengirim sms pada Eun Hee untuk pemberitahuan.
Kepanikan melanda Young Shin yang baru bangun tanpa menggunakan alas kaki ia berusaha mencari Bom, ia yang tertatih-tatih karena menginjak pecahan beling berpapasan dengan Gi Seo yang baru pulang jogging.
Apa yang terjadi? tanya Gi Seo bingung.
Bom, Bom hilang Young Shin melanjutkan mencari Bom tapi ia kemudian ambruk tidak sadarkan diri, Gi Seo membaca kertas yang di pegang Young Shin.
Gi Seo kemudian terlihat mencari Bom di seluruh pulau termasuk tebing di tepi laut sekeras apapun Gi Seo memanggil tidak ada sahutan sama sekali.
Semua mobil masuk ke kapal dengan cara mundur begitu juga mobil Seok Hyun, ia konsentrasi menoleh ke belakang untuk melihat jalan hingga tidak sadar kalau Bom masuk kapal yang sama di sebelah pinggir tidak lama terdengar peluit kapal berbunyi menandakan jalan menuju kapal akan menutup untuk segera berangkat. Mobil Gi Seo datang terlambat tapi ia tetap berusaha memanggil-manggil Bom dengan harapan Bom mendengar suaranya.
Kapal sudah berangkat, Gi Seo mendesah galau sekarang yang bisa ia lakukan adalah mengecek kondisi Young Shin lewat dokter Oh dari dokter Oh kita ketahui kalau pecahan beling di kaki Young Shin sudah di keluarkan namun Young Shin masih tidak sadarkan diri dan demam tinggi.
Dokter Oh memanggil-manggil suster Park yang tidak menyahut sama sekali ia pun keluar dan mendapati suster Park sedang mencoba membujuk kakek untuk pindah kakek menjawab tentang anaknya (ayah Young Shin) yang ada di laut yang pandai bernyanyi.
Berhenti bicara soal anakmu yang telah meninggal bahkan jika seseorang meninggal kita tetap harus melanjutkan hidup tolong kek jika Shin Young pergi aku akan pindah juga.
Kakek tidak menghiraukan suster Park yang ada ia malah memukul kepala suster Park dan menyuruhnya pergi.
Young Shin akhirnya terbangun tapi yang ia ingat hanyalah mencari Bom, ia pun membawa foto keluarga dan memakai sepatu dengan asal tanpa sadar sepatunya beda sebelah ia pamit minta tolong menjagakan kakek sementara ia mencari Bom. Dengan langkah tertatih dan menangis Young Shin terus mencari dan memanggil Bom, ia bahkan tidak menghiraukan panggilan Gi Seo yang berpapasan denagannya.
Gi Seo mengejar Young Shin dengan mobilnya, ia menghalangi jalan Young Shin lalu keluar Gi Seo memaksa Young Shin memakai sweater bibi, kau hanya mengenakan piyama sekarang aku paham kau sedang sangat khawatir sekarang tapi bagaimana jika nanti kau merasa malu? Young Shin mengusir Gi Seo tapi Gi Seo meyakinkan Young Shin untuk segera sadar bibi, kau seorang ibu dari anak tanpa ayah berumur delapan tahun yang menderita AIDS selama Ini Young Shin tegar menghadapi apapun termasuk tegar menghadapi kelakuan Gi Seo. Tapi sebuah insiden kecil saja membuat Young Shin begitu lemah bagaimana nanti kalau Young Shin jadi pindah ke Seoul mampukah Young Shin menghadapinya?
Kata-kata Gi Seo seolah menyadarkan Young Shin, ia mulai terlihat tenang Gi Seo memberitahu kalau ia sudah melaporkan kejadian itu pada pihak berwajib yang ia butuhkan adalah foto Bom. Gi Seo tersenyum melihat foto yang di bawa Young Shin setidaknya Young Shin masih cukup sadar untuk membawa foto Bom, Gi Seo menawarkan diri untuk menjadi supirnya Young Shin.
Sementara mobil Gi Seo naik kapal berikutnya kapal yang di tumpangi Bom dan Seok Hyun telah merapat setelah beberapa kali hampir bertemu namun selalu gagal Seok Hyun akhirnya melihat Bom dari kaca spionnya. Bom yang jalan sambil menunduk mendongakkan kepalanya saat mendengar namanya di panggil Seok Hyun yang memanggilnya.
Ke mana kau akan pergi? tanya Seok Hyun ramah.
Bom tidak menjawab ia malah melewati Seok Hyun, Seok Hyun mengejar Bom dan menyentuhnya, Bom menolak.
Jangan sentuh aku, kau akan terkena AIDS selamat tinggal Bom melanjutkan jalannya.
Seok Hyun sempat membeku tapi ia kemudian memanggil Bom dan berjongkok dihadapan Bom, ibumu tidak tahu kau berada di sini ya?
Ya tolong jangan memberitahunya.
Mengapa kau pergi tanpa memberitahu ibumu?
Aku takut ibu, Mr Lee dan paman malaikat akan terinfeksi oleh AIDS sekali lagi Bom meminta agar Seok Hyun tidak memberitahu ibunya lalu kembali pamit.
Samchun juga punya penyakit yang sama denganmu
Bom berbalik apa Samchun terinfeksi karena aku?
Tidak bukan karenamu, aku mendapatkannya sendiri, keadaan kita sama sekarang ah demi bisa menjaga Bom, Seok Hyun berbohong kalau dia juga punya Aids.
Bom bersedia naik mobil Seok Hyun.
Ke mana kau ingin pergi? tanya Seok Hyun.
Aku belum memikirkannya pokoknya tempat yang tidak ada orangnya, Bom lalu balik bertanya kemana Seok Hyun akan pergi mendengar Seok Hyun akan ke Seoul, Bom berkomentar kalau ia juga ingin ke Seoul dan pergi ke taman hiburan.
Bagaimana kalau kita pergi ke taman hiburan?
Ya jawab Bom antusias tapi ia kemudian sadar dan dengan lesu meneruskan bagaimana jika orang lain terinfeksi AIDS?
Seok Hyun menerangkan kalau tidak semudah itu menularkan Aids banyak yang belum paham hingga membuat asumsi sendiri.
Meskipun begitu aku tidak ingin pergi ke taman hiburan Bom sudah hilang semangat.
Mobil Gi Seo sudah merapat sementara Young Shin di dalam mobil, Gi Seo bermodalkan foto Bom menanyai para penumpang di dermaga.
Sementara itu ponsel Young Shin berbunyi di rumahnya, kakek yang sedang asyik menonton TV hanya membuka plif ponsel itu dan meleparkannya padahal yang menelepon adalah Seok Hyun yang mengabarkan kalau Bom ada bersamanya.
Hari ini ia berencana menemaninya ke taman bermain dan esok pagi Seok Hyun akan mengantarnya pulang.
Kakek merasa terganggu dengan ponsel Young Shin, ia mengambilnya lalu menutup plifnya dan melemparkannya ke dalam lemari.
Seok Hyun terlihat sedih karena Young Shin tidak merespon berita yang di sampaikannya, ia kembali ke mobil dan mendapati Bom sedang asyik bermain bersama Bom Dong Ee boneka.
Seok Hyeon Samchun seru Bom setelah Seok Hyun masuk ke mobil
Apa?
Bom Dong Ee mengatakan bahwa ia benar-benar ingin pergi ke taman hiburan.
Begitukah?
Ya tapi aku tidak ingin pergi tapi Bom Dong Ee mengatakan ia ingin pergi setidaknya sekali.
Kalau begitu kita akan pergi ayo!.
Tapi aku benar-benar tidak ingin pergi.
Kita akan menuju taman hiburan jika kau lapar atau ingin ke kamar kecil katakan padaku.
Ya Bom lalu memasang sabuk pengaman seperti yang di minta Seok Hyun.
Ah aku benar-benar tidak ingin pergi perkataan dan ekspresi Bom jelas terlihat berlawanan menggemaskan.
Yes lanjutnya diam-diam.
Mata Young Shin sudah tidak bisa fokus, pandangannya berbayang saat melihat Gi Seo sibuk bertanya pada orang-orang sementara ia diam di mobil.
Gi Seo melihat Young Shin yang kepayahan, ia berencana membawa Young Shin ke rumah sakit untuk disuntik. Belikan aku makanan, Gi Seo tersenyum sepertinya ia lega melihat Young Shin sudah mulai bisa berpikir.
Young Shin tampak lahap memakan supnya sementara Gi Seo yang tidak biasa makan makanan seperti itu hanya mengaduk-aduknya, Young Shin heran melihat Gi Seo yang tidak makan ia mengambil mangkuk Gi Seo dan memakan habis isinya.
Young Shin keluar duluan ia melihat pantulan dirinya yang berantakan di cermin depan resto, ia juga sadar sepatunya beda kiri dan kanan boleh aku meminjam uang? tanya Young Shin pada Gi Seo. Gi Seo menunggu Young Shin yang sedang belanja pakaian baru, ia menatap Young Shin dari kepala sampai kaki.
Sekarang aku tidak terlihat seperti wanita gila kan? aku terlihat seperti ibunya Bom kan? tanya Yong Shin.
Gi Seo merasa ada yang kurang ia menghentikan dua anak sekolah dan membeli jepit rambutnya.
Si anak sekolah sangat gembira dan berterima kasih karena mendapatkan uang yang lebih banyak dari harga jepitnya.
Aku lah yang seharusnya berterima kasih sahut Gi Seo
Gi Seo menyodorkan jepit itu Young Shin diam saja apa kau tidak akan mengikat rambutmu?
Young Shin agak menghindar saat Gi Seo berdiri di belakangnya menyibak rambutnya.
Gi Seo dengan hati-hati menjepitkan rambut Young Shin.
Kau sudah seperti ibunya Bom sekarang
Sepanjang jalan menuju taman bermain Seoul, Bom main reporter-reporteran, Seok Hyun melihatnya melalui kaca sambil tersenyum, ia mematikan ponselnya saat melihat ibunya yang menelepon.
Ibu Seok Hyun marah-marah karena Seok Hyun tidak mengangkat teleponnya sementara Eun Hee baru membaca sms dari Seok Hyun, ibu Seok Hyun menghibur Eun Hee dengan mengatakan kalau Seok Hyun ingin Eun Hee istirahat lebih lama. Mirip dengan ayahnya dulu yang selalu memperhatikan wanitanya tapi bagi Eun Hee justru Seok Hyun sedang melarikan diri.
Ibu Seok Hyun bingung dia tidak merampok bank atau terlibat perkelahian mengapa ia harus melarikan diri?
ada sesuatu yang ingin kutanyakan, ibu, Bom.
Apa yang salah dengan Bom? mengapa kau tiba-tiba membicarakan Bom? ibu Seok Hyun mulai panik untung nenek Chang Ja datang.
Sayangnya nenek Chang Ja yang dalam keadaan mabuk datang untuk mengomeli ibu Seok Hyun dan memintanya berhati-hati karena ibu Seok Hyun pasti akan di sambar petir, Gu Ja sisa hari-hari kita tidak cukup untuk menebus kejahatan yang telah kita lakukan. Tolong berhenti sekarang sepertinya seluruh Korea Selatan telah meninggalkan mereka, kau tidak seharusnya seperti itu juga Bom kami, Bom kami yang menyedihkan.
Eun Hee terkejut ternyata yang menjadi topik adalah Bom, ibu Seok Hyun buru-buru menyumpal nenek Chang Ja dengan bolu untuk membuatnya diam.
Eun Hee mengalah ia memilih ia yang masuk ke kamar ibu Seok Hyun bersiap memukul nenek Chang Ja sementara yang di ancam malah nantang sambil makan bolunya, ibu Seok Hyun minta Shim Shim memanggil pak supir untuk mengantar nenek Chung Ja. Nenek Chung Ja mengalah, ia akan pulang tapi ia minta di bungkuskan dulu bolu yang masih hangat.
Ibu Seok Hyun masuk ke kamar dimana Eun Hee terlihat sedang membereskan tas pakaiannya, ibu Seok Hyun belum menyadarinya, ia berceloteh soal bukan hanya AIDS menular tapi kepikunan juga ternyata bisa menular.
Apa kau akan kembali ke Seoul? tanya ibu Seok Hyun menyadari yang dilakukan Eun Hee.
Eun Hee tidak menjawab ia malah membuat pengakuan mengejutkan kalau ia tidak hamil dan bahkan mungkin tidak akan pernah bisa hamil.
Ibu Seok Hyun syok apakah Seok Hyun tahu tentang ini?
Young Shin dan Gi Seo terlihat di stasiun kereta api, Young Shin menunjukkan foto Bom pada para calon penumpang.
Sementara itu Bom menunggu Seok Hyun yang sedang membeli tiket senyum Seok Hyun hilang tatkala melihat Bom menghindari dari bersentuhan dengan orang-orang yang lewat di dekatnya.
Bom kini duduk di kursi taman, Seok Hyun datang membawa jas hujan berwarna kuning, Seok Hyun mengklaim kalau jas itu adalah jas ajaib dimana kalau Bom memakainya maka Bom tidak akan menularkan penyakitnya pada orang lain. Mulai sekarang jangan khawatir tentang orang lain tidak peduli siapa pun lakukan saja apa pun yang kau inginkan.
Nenek Chung Ja mengunjungi rumah Young Shin, ia terkejut melihat pintu di gembok dari luar khawatir kalau kakek sudah pindah nenek menggedor-gedor pintu memanggil kakek.
Yang di panggil sedang asyik menggambar sesuatu di poster.
Walau lega tidak urung nenek menangis melihat kakek di kunci di dalam ia bertanya apa kakek sudah makan nasi? kakek duduk di dekat pintu, ia mengaku sudah makan nasi dari si bodoh (suster park).
Nenek ingin memberikan bolu hangat yang di bawanya, ia yakin kakek akan suka tapi ia tidak bisa memberikannya dengan pintu yang terkunci.
Nona Song.
Ya kakak?
Jangan menangis, jangan menangis
Ya aku tidak akan menangis siapa yang menangis? nenek lalu meratapi nasib kakek dan dirinya kini mirip Paralel ke-38.
Kakek tadinya ingin memberi choco pie untuk menghibur nenek yang masih saja menangis karena pintu tidak bisa dibuka kakekpun memainkan accordionnya.
Anaknya nenek datang ia langsung memaksa dan memanggul nenek pulang sementara di dalam kakek masih memainkan Accordionnya.
Gi Seo dan Young Shin masih mencari Bom, mereka mencari pemukiman sekitaran rel, Young Shin melihat kursi merah di pinggiran rel, ia ingat saat mencari kakek dulu Bom kelelahan dan duduk di kursi itu Young Shin mulai menangis, Gi Seo mendekati Young Shin, ia mengulurkan tangan membantu Young Shin berdiri.
Mereka lalu mencari ke terminal bis bahkan pasar dan pelabuhan, Gi Seo berlari cepat ke seorang anak berbaju pink yang mengendong boneka besar sayangnya anak itu bukanlah Bom.
Yang di cari-cari malah sedang menikmati harinya.
Bom benar-benar bersenang-senang di taman bermain dengan jas hujan warna kuning tentunya.
Young Shin akhirnya ambruk saat mencari Bom di sebuah taman apa kau masih ingin bertahan? jika seperti ini kau akan mati jika kita tidak menemukan Bom, kau bisa mati ibu.
Gi Seo sudah menyelimuti Young Shin tapi Young Shin masih nampak kedinginan.
Kau bukan seorang wanita kan bibi? aku juga bukan seorang pria, Gi Seo lalu memeluk Young Shin untuk membagi kehangatan dari tubuhnya. Sambil memeluk Young Shin, Gi Seo menelepon dokter Oh untuk menyiapkan obat-obatan untuk Young Shin.
Seok Hyun mengajak Bom makan burger, Bom menikmati burgernya dan ia bangga bisa merasakan burger berlapis-lapis seperti yang di ceritakan Yong Joo (keponakan Seok Hyun) dulu seperti dulu Yong Joo pamer, ia juga akan pamer pada Yong Joo. Seok Hyun tersenyum, ia mengingatkan Bom untuk makan pelan-pelan dan membantu menyeka mulutnya yang belepotan.
Bom apa kau tahu kalau akulah Samchung tercerdas di Pureun? tanya Seok Hyun. Bom mengangguk setuju
Seok Hyun setengah berbisik memberitahu Bom bahwa memegang tangan, belajar atau makan bersama tidak akan membuat AIDS menular. Jadi jangan khawatir kau menularkannya kepada orang lain mengapa kau mesti khawatir tentang orang lain? tidak apa-apa untuk hanya memikirkan diri sendiri, kau harus lebih egois, egois.
Apa itu egois?
Menjadi bodoh, ditindas setiap hari, selalu memberikan sesuatu, dan memberikan segalanya bagi orang lain jangan hidup seperti itu memiliki satu orang bodoh seperti ibumu sudah cukup mengapa kau harus seperti dia?
Apa ibuku bodoh?
Seok Hyun gelagapan tidak paman hanya terbawa suasana, ibumu tidak bodoh, ibumu adalah orang yang sangat baik hati dan lembut, kau sangat mirip ibumu makanlah.
Ibuku bilang aku seperti ayahku, ibuku mengatakan bahwa anak ini telah berjuang untuk dirinya sendiri, kau begitu penuh kasih sayang dan baik bagaimana kau melakukannya? itu karena kau mirip ayahmu maka kau seperti ini itulah yang kata ibuku terakhir kali saat aku mau tidur.
Kata-kata yang membuat Seok Hyun membeku.
Seok Hyun menyalurkan tangisnya di depan wastafel mungkin ia memikirkan betapa Young Shin tetap memunculkan image tentang ayah yang luar biasa baik padahal kenyataannya tidak seperti itu tangis penyesalan?
Gi Seo membaringkan Young Shin dan kakek bersebelahan saat ia hendak keluar terdengar suara dering ponsel penasaran, ia pun mencari si sumber suara yang ternyata ia temukan di dalam lemari.
Seok Hyun yang menelepon, ia memberitahu kalau ia masih mau menemani Bom sehari lagi sebelum mengantarnya pulang karena Bom katanya ingin naik feri juga ke Mall.
Mengapa? mengapa kau bersama Bom? Gi Seo yang salah paham emosinya mulai naik.
Min Gi Seo?
Apa kau tahu bagaimana keadaan ibunya Bom saat ini?
Biarkan aku bicara dengan Young Shin.
Di mana kau? aku akan datang dan mengambil Bom langsung di mana? biarkan aku bicara dengan Young SHin!
Dimana kau brengsek?
Seoul tolong berikan ponselnya pada Young Shin.
Seoul?
Aku bilang berikan ponselnya pada Young Shin.
Seoul oke aku akan ke sana segera diam disana dan jangan kemana-mana Gi Seo menutup teleponnya dan segera berangkat.
Seok Hyun terpekur apakah ia patah hati?
Dalam perjalanan, Gi Seo minta sekertaris Kim untuk memberikan alamat Choi Seok Hyun di Seoul.
Seok Hyun membawa Bom ke apartemennya dan menemaninya tidur.
Sepertinya ia ingin membayar semua waktunya yang hilang.
Eun Hee sudah sampai di depan apartemen Seok Hyun, ia merenung mengingat perkataan ibu Seok Hyun tadi jangan bilang Seok Hyun apa yang baru saja kau katakan padaku.
Bagaimana aku bisa melakukan itu ibu?
Apa kau ingin mengakhiri hubunganmu Seok Hyun? apa kau ingin ini berakhir? aku tidak akan menendangmu hanya karena kau tidak bisa punya anak jangan katakan apa-apa aku akan mati sebelum kau dan Seok Hyun putus, aku akan menggigit lidahku sampai mati di depanmu!
Eun Hee benar-benar galau apalagi ponsel Seok Hyun mati, ia tidak tahu kalau ada orang lain yang parkir di depan apartemen Seok Hyun juga Gi Seo.
Seok Hyun terbangun mendengar belnya berbunyi, ia sempat bimbang untuk membukakan pintu atau tidak saat tahu yang datang itu Gi Seo.
Gi Seo langsung masuk saat pintu dibuka ia mencari dimana Bom berada dan langsung menggendongnya saat menemukannya.
Gi Seo sama sekali tidak menghiraukan Seok Hyun hingga kini Seok Hyun menghalangi jalannya.
Siapa kau apa arti Young Shin dan Bom bagimu? tanya Seok Hyun
Lalu siapa kau bagi Bom? jika kau memberitahu ibu Bom tentang hal ini dengan jelas maka aku akan meninggalkan Bom di sini dan aku akan pergi.
Eun Hee masuk ia terkejut melihat apa yang di lihatnya.
Siapa kau bagi Bom? tanya Gi Seo lagi.
Seok Hyun tidak bisa menjawab apalagi ada Eun Hee juga di sana.
Ayah jawab bom, semua terkejut dan menatap pada Bom.
Yang di tatap masih terpejam di gendongan Gi Seo, ayah Bom yang sedang mengigau seolah mewakili jawaban Seok Hyun.
Credit : http://cikurngora.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar