Laman

Selasa, 05 Juni 2012

Sinopsis Protect The Boss Episode 4

Na Yun dan Mu Won berjalan di sekitar taman bermain seraya makan es cream dan mengobrol tentang rencana pertunangan mereka.
Kau tahu tentang itu kan? para orang tua sudah mempersiapkan pertunangan kita apa yang akan kau lakukan? tanya Na Yun.
Apa kau memberiku pilihan?
Tentu saja kau tidak bisa memilih.
Tidak aku ingin memilih seru Mu Won lalu tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Ia seperti melihat seseorang yang dikenalnya yang tidak lain dan tak bukan adalah Ji Hun yang asyik memperhatikan kora-kora, Na Yun pun memperhatikan arah pandangan Mu Won. Wanita itu pikir Na Yun mencoba mengingat sosok wanita yang di lihat Ji Hun sedang asyik bermain kora-kora.
Apa itu? wanita itu?seru Na Yun kesal.
Kita harus mengatasi masalah kita terlebih dahulu ajak Mu Won.
Apa wanita itu benar-benar hanya seorang sekretaris? dia bukan hanya seorang sekretaris kan? pikir Na Yun.
Kau benar dia bukan hanya seorang sekretaris, aku khawatir kau akan memiliki waktu yang sulit jika kau ingin melawan diajawab Mu Won memanas-manasi Na Yun.
Apa yang keluarganya akan lakukan?
Aku tidak tahu.
Na Yun pun tak tahan lagi ia pun bergegas menghampiri Ji Hun bersamaan dengan itu Eun Sul selesai bermain kora-kora ia pun berlari menghampiri bosnya tanpa sengaja karena Eun Sul berlari tidak melihat jalan dan terburu-buru ia pun menyenggol Na Yun yang menyebabkan es cream yang di pegang Na Yun mengenai bajunya. Eun Sul pun bergegas pergi tanpa minta maaf. Na Yun pun kesal melihat sikap Eun Sul ditambah Eun Sul menemui Ji Hun yang telah menunggunya. Eun Sul pun mengucapkan terima kasih pada penjaga yang telah dititipinya untuk menjaga Ji Hun dan menanyakan keadaan Ji Hun, Na Yun yang kesal pun segera menghampiri kedua orang ini tanpa bicara Na Yun pun segera menempelkan es cream di pantat Eun Sul.
Eun Sul yang tidak tahu apa-apa pun segera menoleh ke belakang dan segera Na Yun melepaskan tangannya.
Maaf tanganku tergelincir lalu ia menawarkan tissue pada Eun Sul, Eun Sul pun menolaknya.
Apa yang kau coba lakukan? tanya Ji Hun pada Na Yun yang menghampirinya.
Apa kau baik-baik saja? tanya Mu Won pada Eun Sul yang mendatanginya.
Bukannya menjawab Eun Sul malah meminta es cream yang di pegang Mu Won.
Aku akan membelikanmu yang baru pinta Eun Sul lalu mengambil es cream di tangan Mu Won dan menempelkan es cream di rok pantat Na Yun yang asyik bercakap-cakap dengan Ji Hun, Ji Hun dan Na Yun pun terlonjak terkejut lain dengan Mu Won yang tersenyum manis.
Ini apa yang kau lakukan? seru Na Yun marah.
Maaf itu disengaja karena kau melakukan hal yang sama dengan sengajajawab Eun Sul cuek.
Lihat di sini seru Na Yun.
Aku punya nama Eun Sul tidak mau kalah.
Eun Sul dan Na Yun pun membersihkan noda es cream di kamar mandi.
Kau menabrakku lebih dulu di sini, di sini kau bisa melihatnya kan? seru Na Yun menunjukkan noda es cream di bajunya.
Aku sangat menyesal mengenai itu apa yang aku lakukan tidak sengaja tapi apa yang kau lakukan adalah sengaja hanya karena sedikit noda itu jawab Eun Sul tidak mau kalah.
Bagus katakanlah hal terjadi seperti itu namun aku memiliki hubungan yang dekat dengan atasanmu jadi aku harap kau bisa menunjukkan rasa hormat.
Kau hanya memiliki hubungan yang dekat dengan atasanku tapi kau bukan atasanku balas Eun Sul.
Beraninya kau membalas perkataanku benar-benar seru Na Yun kesal lalu menghampiri Eun Sul dan mulai menjambak-jambak rambut Eun Sul.
Dan ternyata itu hanya khayalan Na Yun.
Tidak bisa ingat kekuatan pendidikanguman Na Yun seraya menarik nafas panjang.
Eun Sul pun bersiap pergi namun Na Yun menahannya.
Apa yang keluargamu lakukan? tanya Na Yun.
Apa?
Ayahmu apa yang dia kerjakan?
Kenapa kau bertanya?
Tidak bisakah kau menceritakannya padaku? tanya Na Yun.
Eun Sul pun tersenyum lalu ia mulai membayangkan pekerjaan ayahnya.
Dia mengolah tanah dia juga memiliki beberapa murid dan dia kadang-kadang berburu di pegunungan. Kenapa? ujar Eun Sul.
Na Yun pun salah paham ia mengira pekerjaan ayah Eun Sul di bidang konstruksi.
Ji Hun dan Mu Won yang menunggu para gadis membersihkan noda es cream menunggu sambil mengobrol.
Apa Na Yun selalu bertindak tidak rasional seperti itu? tanya Ji Hun.
Tidak sepertinya itu karena No Eun Sul jawab Mu Won, Ji Hun pun mengangguk.
Benar ketika seseorang bertemu No Eun Sul standar orang itu jatuh.
Na Yun sepertinya cemburu dengan No Eun Sul ujar Mu Won.
Cemburu? pada No Eun Sul? kenapa? tanya Ji Hun, Mu Won pun tertawa.
Karena No Eun Sul sangat manisjawab Mu Won.
Sama sekali tidak pikir Ji Hun tu karena kau tidak mengetahui sifat sejatinya jadi jangan mengatakan dia manis kau mungkin juga mengatakan aku manis itu lebih masuk akal Mu Won pun mengangguk.
Kau super manis ucap Mu Won tertawa tidak terima Ji Hun pun menyenggol Mu Won, Mu Won pun membalasnya.
Eun Sul dan Na Yun telah kembali dari toilet mereka menghampiri Ji Hun dan Mu Won, Ji Hun pun mengajak Eun Sul pergi yang diiyakan Eun Sul namun Na Yun menahan tangan Ji Hun.
Apa yang kau lakukan? bagaimana kau bisa pergi begitu saja setelah apa yang terjadi padaku tidakkah seharusnya kau paling tidak membawaku ke mall atau mengantarku pulang? ujar Na Yun.
Aku di tengah-tengah pekerjaan itu seharusnya dilakukan oleh seseorang yang sedang menganggur yang datang bersamamu jawab Ji Hun menunjuk Mu Won.
Kalau begitu mari kita bekerja bersama aku akan segera bekerja dengan perusahaanmu semua iklan akan dikerjakan olehku jadi mari kita bekerja samaujar Na Yun.
Siapa yang berkata begitu kami harus mengumumkan secara terbuka lowongan pekerjaanseru Ji Hun, Na Yun pun tersenyum dan berkata pada akhirnya aku satu-satunya yang akan mendapatkannya, kemampuanku adalah yang terbaik. Begitukah? kalau begitu mari kita lihat apa yang akan terjadi ketika posisi itu diumumkan secara terbukatantang Ji Hun lalu bergegas pergi bersama Eun Sul.
Jika kau melanjutkan seperti ini aku akan menjadi gila teriak Na Yun yang otomatis mengehentikan langkah Ji Hun.
Semakin kau bertingkah seperti ini semakin aku akan menganggumu tidak aku hanya akan mengumumkannya saja di koran bahwa kita berdua bertunangan dan bahwa kita akan menikah besok mengumumkannya seperti itu dan menjadi gila.
Kau tidak akan menjadi gila, kau sudah gila jawab Ji Hun.
Benarkah? guman Na Yun ini semua karenamu jadi tolong kembalilah agar aku bisa kembali normal rajuk Na Yun.
Mu Won pun menjadi penengah dia menghampiri Ji Hun.
Kalian berdua harusnya berbicara saja hari ini lebih baik seperti itu ujar Mu Won.
Untuk saat ini izinkan aku untuk meminjam nona No Eun Sul juga ada utang yang harus dia bayar lanjut Mu Won.
Apa? tanya Eun Sul bingung.
Kenapa kau perlu meminjam No Eun Sul? tanya Ji Hun, kau tahu dia tidak berguna jangan meminjamnya.
Karena dia tidak berguna bagimu biarkan aku meminjamnya, dia tidak berguna untukmu tapi aku punya jadi biarkan aku menggunakannya jawab Mu Won, Ji Hun pun nampak berpikir.
Kenapa? kau tidak bisa tanpa dia? tantang Mu Won.
Ya benar jika direktur Cha tidak memiliki seseorang tidak berguna seperti aku di sisinya, dia tidak bisa menyelesaikan apapun tegas Eun Sul, meresa tersinggung Ji Hun pun menyerahkan Eun Sul pada Mu Won.
Ambil dia kenapa kau tidak meminjamnya saja untuk selamanya seraya mendorong Eun Sul ke arah Mu Won.
Ayo direktur ajak Eun Sul yang diiyakan Mu Won, mereka pun bergegas pergi.
Kalau begitu ambillaah dia seru Ji Hun.
Tapi utang yang kau bicarakan tanya Eun Sul.
Apa kau sudah lupa? es cream jawab Mu Won.
Ahh aku akam membelikanmu dua.
Membeli dua? sangat bagus ucap Mu Won lalu Mu Won mengajak Eun Sul pergi tapi baru beberapa langkah Mu Won menyerahkan jaketnya pada Eun Sul untuk dipakai menutupi roknya, Eun Sul pun mengucapkan terima kasih, Mu Won pun tersenyum, Ji Hun pun hanya bisa gigit jari.
Sekretaris ayah Ji Hun melapor pada ayah Ji Hun yang sedang berlatih golf, dia akhirnya mengunjungi taman hiburan hari ini bersama dengan direktur periklanan, dia mengamati lapangan tindakan yang cukup positif lapor sekretaris ayah Ji Hun.
Bagus terus laporkan seperti ini kepadaku jawab ayah Ji Hun
Tiba-tiba muncul nenek Ji Hun dari balik pohon dan berkata kau bahkan tidak mempercayai putramu sendiri.
Ah ibu seru ayah Ji Hun terlonjak terkejut.
Ibumu ada di sini kenapa kau memanggilku? ujar nenek Ji Hun muncul dari balik pohon.
Ibu apa kau ini semacam ninja? mengenakan kacamata hitam apa yang kau lakukan di balik pohon?
Telah berubah menjadi apa ini saat kau bahkan tidak mempercayai anakmu sendiri kau bajingan.
Jika kau sendiri tidak mempercayai anakmu lalu siapa yang akan percaya padanya.
Ibum apa kau mempercayaiku? balas ayah Ji Hun.
Tentu saja aku percaya ayah Ji Hun tersenyum simpul.
Ah sangat panas aku ingin makan mie kimchi dingin siapkan semangkuk untuk menyegarkanku perintah nenek Ji Hun seraya melangkah masuk rumah.
Kau bisa mempersiapkannya sendiri jawab ayah Ji Hun.
Sejak aku mengambil alih bisnis aku sudah mulai membenci segala sesuatu yang dicampur ibu bahkan tidak mengetahui ini meskipun kau ibuku seru ayah Ji Hun.
Presdir? ujar sekretaris ayah Ji Hun.
Ada apa?
Aku disela sebelum aku menyelesaikan laporanku, direktur periklanan adalah nona Seo Na Yun.
Siapa? Na Yun.
Begitu masuk kamarnya Ji Hun terlonjak terkejut karena ayahnya telah menunggu di kamarnya.
Ayah, kau benar-benar seru Ji Hun kesal.
Ada apa jangan menyelinap ke kamarku saat aku tidak ada!
Siapa yang menyelinap masuk aku ingin membicarakan sesuatu padamu, aku datang ke sini dengan tidak ada yang disembunyikan jawab ayah Ji Hun.
Tidak ada yang disembunyikan? apa yang ingin kau bicarakan? tanya Ji Hun.
Aku mendengar kau bertemu dengan Na Yun.
Jadi kenapa?
Apa maksudmu, kenapa? seru ayah Ji Hun.
Apa kalian berdua kembali bersama atau apa itu? aku perlu tahu.
Tidak seperti itu harap jangan mengkhawatirkan itu ayah.
Bagaimana mungkin aku tidak khawatir? ini melibatkan pernikahanmu.
Aku melakukan apa yang diperintahkan padaku dan pergi bekerja hari ini.
Ya aku mendengarnya bagus kedepannya kau harus bekerja seperti ini.
Jika ayah akan turut campur dengan urusan seperti ini lagi aku tidak akan pergi bekerja lagi ancam Ji Hun.
Apa?
Aku tidak peduli apakah itu bekerja atau menjadi penerus, aku tidak menginginkan apa-apa lanjut Ji Hun.
Apa kau mengancamku? kau baru saja mulai bekerja hari ini dan kau sudah mengancamku? tanya ayah Ji Hun.
Benar jawab Ji Hun tegas.
Anak bandel Ji Hun bersiap dengan posisi bertahan.
Baiklah aku tidak akan peduli lagi seru ayah Ji Hun lalu bergegas pergi.
Begitu ayah Ji Hun sampai di samping pintu ia melepaskan kekesalannya dengan menonjok gambar Eun Sul ditambah menendangnya hingga jatuh.
Ayah teriak Ji Hun marah melihat ekspresi anaknya, ayah Ji Hun pun mendirikan kembali gambar Eun Sul, Ji Hun pun ternganga melihat gambar Eun Sul kepalanya hampir jatuh ayah Ji Hun pun marah lalu keluar kamar Ji Hun. Ji Hun menghampiri gambar Eun Sul, modelku apa yang harus aku lakukan? apa yang harus aku lakukan guman Ji Hun sedih ia pun membaringkan model gambar Eun Sul tersebut ayah teriak Ji Hun kesal.
Mu Won dan Eun Sul bersenang-senang di taman hiburan.
Ternyata Ji Hun dan Na Yun mengikuti mereka lebih tepatnya Ji Hun membuntuti Eun Sul.
Apakah kau menyukai sekretaris itu? apa kau melihatnuya sebagai seorang wanitatanya Na Yun dan ternyata itu ingatan Ji Hun saat mengikuti Eun Sul dan Mu Won.
Bagaimana itu mungkin? bagaimana bisa? guman Ji Hun lalu melempar sesuatu ke gambar Eun Sul yang telah direbahkannya begitu sadar apa yang ia lakukan akan melukai replika gambar Eun Sul ia pun meminta maaf.
Mu Won sampai di rumahnya, ibunya menemui di kamarnya.
Perutku sakit nak keluh ibu Mu Won.
Ada apa? tanya Mu Won.
Selama pertemuan setiap orang berpikir bahwa kau akan menjadi predir berikutnya meskipun aku tersenyum aku benar-benar marah di dalam hati jika hal ini berlagsung semua orang akan tahu bahwa Ji Hun telah ditunjuk sebagai penerus akan menjadi seberapa lucu itukeluh ibu Mu Won.
Ibu semua orang harus tahu tentang hal itu jawab Mu Won santai.
Tapi nak kalau semua orang tahu ujar ibu Mu Won panik namun Mu Won terdiam santai tiba-tiba ibu Mu Won terpikir sesuatu.
Benar kita harus membiarkan semua orang tahu dan membuat keributan besar pikir ibu Mu Won.
Anakku seorang jenius puji ibu Mu Won seraya memukul pantat Mu Won.
Aigoo ibu.
Ada apa? aku hanya sangat mencintai putraku jawab ibu Mu Won lalu memukul pantat Mu Won yang sebelah lagi karena menanggap pantat yang sbeelah akan sedih.
Ibu Mu Won pun melangkah keluar kamar dan Mu Won pun tersenyum.
Tiba-tiba ibu Mu Won menghentikan langkahnya.
Nak bagaimana Na Yun? apa dia agak menolak? ambil kesempatan ini untuk mendapatkannya ujar ibu Mu Won.
Semakin aku melakukan itu Na Yun akan semakin melarikan diri dariku jawab Mu Won.
Tapi kau harus merebut wanita pada saat yang tepat kau akan mampu melakukannya kan? dari ekspresimu sepertinya kencanmu berjalan baik kan? ujar ibu Mu Won lalu benar-benar keluar kamar Mu Won.
Mu Won pun tersenyum apa itu dihitung sebagai kencan? dengan No Eun Sul guman Mu Won tersenyum mengingatnya.
Flashback, Mu Won yang pakai bandana ala Mickey dan Eun Sul bermain di taman hiburan Mu Won pun menyodorkan sapu tangannya pada Eun Sul untuk melap keringat di wajah Eun Sul begitu selesai Eun Sul memberikannya kembali pada Mu Won agar Mu Won dapat mengelap keringat di wajahnya juga.
Melihat baju Mu Won basah dan terlalu menerawang Eun Sul pun berniat mengembalikan jaket Mu Won yang dipakainya.
Kau harus memakai ini kemejamu semuanya basah.
Ini akan segera kering jawab Mu Won, Eun Sul pun merasa agak canggung melihat ke arah Mu Won.
Apa aku membuatmu merasa canggung? tanya Mu Won.
Tidak aku pikir itu sungguh bagus Mu Won pun tertawa kecil.
Merasa salah ucap Eun Sul pun segera berujar tidak aku tidak bermaksud seperti itu.
Kalau begitu aku hanya akan terus memakai jasmu, Eun Sul pun merapikan kembali jas yang dipakainya untuk menutupi celananya melihat hal itu Mu Won pun membantunya sedikit merapikan Eun Sul pun merasa canggung.
Ayo kita pergia jak Mu Won yang diiyakan Eun Sul.
Tunggu sebentar ujar Mu Won tiba-tiba lalu merapikan tatanan poni rambut Eun Sul.
Eun Sul pun tersenyum tersipu-sipu mengingat semua hal itu ia pun memandang jas milik Mu Won yang tergantung rapi di kamarnya.
Masih belum tidur? tanya Myung Ran.
Ini terlalu mempesona jawab Eun Sul.
Apa?
Tiba-tiba Eun Sul menyingkirkan semua perasaannya dengan memukul-mukul kasur Myung Ran pun malah menindih Eun Sul.
Sungguh apa yang salah denganmu?
Bagaimana jika dia salah paham dan berpikir bahwa aku orang cabul? apa yang harus aku lakukan? tanya Eun Sul.
Kenapa aku harus mengatakan sesuatu seperti itu kenapa? guman Eun Sul galau.
Apa kau benar-benar menyukai pemilik jas itu? tanya Myung Ran.
Ini lebih dari suka tentu saja itu lebih dari suka.
Jika lebih dari sekedar suka maka bukankah itu cinta? benarkah tanya Myung Ran.
Eun Sul pun berdecak direktur Cha Mu Won seperti Mu Neu Nim, dia pada level yang sama dengan Tuhan
katakan ini dalam cara yang bisa aku mengerti.
Jadi ini seperti bagaimana kau melihat Won Bin dan kak Hyun Bin sebagai Tuhan keberadaannya adalah seperti itujelas Eun Sul, Myung Ran pun mengangguk mengerti.
Oke aku mengerti jenis keberadaan di mana kau tidak dapat menyentuh dan tidak dapat menahannya.
Benar jawab Eun Sul.
Aku pikir begitu Aigoo, aigoo begitu menyedihkan guman Myung Ran sembari merebahkan diri.
Kau tidak bisa dekat dengan orang-orang seperti mereka semakin kau mendekat kau akan semakin kebingungan tidak akan ada kebaikan yang datang darinya jelas Myung Ran eh Eun Sul nya malah tersenyum mengingatnya.
Di tempat Ji Hun ikut merebahkan diri di samping replika gambar Eun Sul, Ji Hun pun mengingat kata-kata ayahnya yang bertanya apakah ia melihat Eun Sul sebagai seorang wanita.
Mungkinkah aku benar-benar terpesona pada wanita kepala kotoran gila itu? guman Ji Hun, Ji Hun pun makin tidak bisa tidur ia malah mengingat kata-kata Mu Won yang mengatakan bahwa ia tidak bisa apa-apa tanpa Eun Sul.
Mungkinkah aku tidak bisa apa-apa tanpanya guman Ji Hun resah.
Ji Hun pun makin tidak bisa tidur sampai-sampai jatuh ke lantai.
Ji Hun pun teringat kata-kata Na Yun yang menanyakan bahwa ia menyukai Eun Sul.
Mungkinkah, mungkinkah aku memiliki perasaan terhadap No Eun Sul guman Ji Hun resah hingga terjatuh ke lantai.
Keesokan paginya Eun Sul naik bus berdesak-desakan menuju rumah Ji Hun malang bagi Eun Sul saat keluar dari bus sepatunya yang sebelah tersangkut di bus, Eun Sul pun berusaha mengambilnya namun bus keburu melaju pergi. Eun Sul pun hanya bisa berteriak kesal Eun Sul menuju rumah Ji Hun hanya menggunakan sepatu sebelah dan sebelahnya lagi kakinya dibungkus plastik hitam Eun Sul bertemu ayah Ji Hun di samping rumah.
Halo presdir, aku tidak melihat anda selama beberapa hari jadi aku tidak bisa memberi salam pada anda. Terima kasih sudah memaafkanku begitu cepat namun direktur Cha tidak mengindahkan sapaan Eun Sul malah cuek melangkah pergi.
Terima kasih presdir ujar Eun Sul lagi.
Lakukan pekerjaanmu dengan baik aku akan mengamatimu, sekretaris No Eun Sul, kau harus bekerja dengan tekun paham? pesan ketua Cha akhirnya.
Eun Sul pun sampai dalam rumah ia mencoba melepaskan sepatunya, ia pun berhenti saat melihat Ji Hun di depannya.
Kenapa kau sudah terjaga pada jam seperti ini? tanya Eun Sul, Ji Hun pun mendekat ke arah Eun Sul.
Jangan berkata kau tidak tidur semalaman?
Sesuatu yang tidak sering terjadi pada akhirnya akan terjadi benar aku tidak tidur jawab Ji Hun.
Kenapa? kenapa kau tidak bisa tidur lagi? tanya Eun Sul bukannya menjawab Ji Hun malah melihat ke arah kaki Eun Sul.
Apa yang terjadi dengan sepatumu? apa kau menjatuhkannya di club malam lagi? tanya Ji Hun.
Ini, ini jatuh saat aku turun dari bus, aku tidak bisa berkata apa-apa.
Tapi yang mengejutkan adalah aku tidak lagi heran pada hal-hal seperti ini berdasarkan angka berapa kali kau kehilangan sepatu kenapa kau tidak mencoba untuk rekor dunia? ejek Ji Hun, Eun Sul pun cemberut mendengarnya.
Ada kemungkinan besar bahwa kau akan membuat rekor dunia.
Kau tidak pernah naik bus sebelumnyabalas Eun Sul.
Apapun itu No Eun Sul kau menakjubkan setiap kali aku melihat No Eun Sul dalam situasi yang memalukan aku langsung menjadi bahagia dan lebih merasa hidup.
Kecuali aku gila bagaimana mungkin batu itu melekat dalam kepalaku? guman Ji Hun.
Apa? tanya Eun Sul.
Terima kasih karena kau begitu tidak normal tidak terawat dan tidak tahu malu aku benar-benar sangat bersyukur seru Ji Hun, Eun Sul yang terbengong-bengong berkata apa kau mengejekku lagi? tanyanya
No Eun Sul, kau terlalu berpikiran sempit. Kau orang yang bahkan tidak tahu bagaimana maksudku menghargai Ji Hun pun tersenyum dan Eun Sul hanya terbengong-bengong.
Karena kita berdua dalam suasana hati yang baik ayo kita pergi bekerja lebih pagi hari ini tunggu aku oh sepatu lihat di belakangmu dan ambil sepasang yang kau sukai pilih satu saja ujar Ji Hun, Eun Sul pun tersenyum.
Tidak ada gunanya menjadi kesal mengenai sesuatu seperti itu guman Ji Hun lalu bergegas melangkah pergi.
Apa? guman Eun Sul lalu melihat jam tangannya.
Ini pagi? lanjutnya lalu ia melihat sepatu dan memilih sepasang sepatu berwarna coklat.
Dalam perjalanan ke kantor sekretaris ayah Ji Hun melapor.
Makan malam dibatalkan presdir? lapor sekretaris ayah Ji Hun.
Apa ada hal lain untuk dikonfirmasi? tanya ayah Ji Hun, sekretaris ayah Ji Hun pun terdiam seperti menyembunyikan sesuatu.
Apa itu? skandal itu meledak lagi di media? cepat beri aku laporan.
Aku memeriksa kemarin tapi artikel ini diterbitkan hari ini jawab sekretaris ayah Ji Hun lalu menyerahkan sebuah koran pagi.
Apa ini apa sebenarnya ini? aku bertanya padamu apa ini? ujar ayah Ji Hun marah-marah seraya memukul-mukul apa yang di depannya dan melemparkan korannya.
Eun Sul dan Ji Hun sampai di kantor, Eun Sul pun membukakan pintu untuknya tiba-tiba kerumunan wartawan menghampiri mereka, mereka pun memberondong pertanyaan pada Ji Hun, Eun Sul pun mencoba melindungi Eun Sul karena sling berdesak-desakan salah seoarang wartawan terdorong hingga mendorong Eun Sul hingga terhuyung hampir jatuh dengan sigap Ji Hun pun melindunginya.
Hei apa yang kau lakukan? seru Ji Hun marah pada wartawan tersebut.
Eun Sul pun terbengong lalu mengajak pergi Ji Hun.
Apa maksudmu pergi saja? seru Ji Hun mendorong Eun Sul.
Minta maaf, minta maaf segera perintah Ji Hun pada wartawan yang mendorong Eun Sul tadi wartawan itu pun meminta maaf pada Eu lul. Lalu tim keamanan kantor pun datang mengamankan situasi Ji Hun dan Eun Sul pun masuk ke dalam kantor dengan berwibawa.
Tiba-tiba sampai di dalam Ji Hun panik menanyakan keadaan Eun Sul.
No Eun Sul apa kau baik-baik saja? di mana yang sakit tanya Ji Hun seraya memeriksa Eun Sul.
Bukan lengan ini jawab Eun Sul lalu Ji Hun berpindah memeriksa tangan Eun Sul yang lain memutar-mutar.
Aku baik-baik saja sekarang ucap Eun Sul.
Apa kau baik-baik saja? ah lenganmu ujar Ji Hun seraya memeriksa lengan Eun Sul lalu Ji Hun tersadar.
Ini semestinya baik-baik saja guman Ji Hun.
Apa kau baik-baik saja? tanya Eun Sul.
Aku? ini bukan pertama kali atau kedua terjadi sesuatu seperti ini aku sudah kebal terhadap itu No Eun Sul kau pasti takut karena ini pertama kalinya bagimu, kau akan terbiasa setelah beberapa saat karena itu hal seperti ini tidak akan menjadi mengejutkan jelas Ji Hun.
Sepertinya ini bukan waktunya untuk kau mengkhawatirkan aku jawab Eun Sul.
Ah benar itu benar ini bukan waktu untuk khawatir tentang No Eun Sul, aku tidak akan khawatir jangan salah paham kepalaku sudah sadar seru Ji Hun lalu melangkah pergi Eun Sul yang tidak mengerti dengan pernyataan Ji Hun pun menyusulnya.
Yang barusan terima kasih sudah melindungiku ucap Eun Sul tersenyum.
Hmm tentu saja.
Tadi itu kau agak keren.
Hmph tentu ujar Ji Hun tidak melanjutkan kata-katanya ia pun menoleh ke arah Eun Sul yang tersenyum Ji Hun pun tersenyum.
Ji Hun pun bergidik dengan apa yang dirasakannya.
Jangan salah paham No Eun Sul, aku tidak akan terpikatpesan Ji Hun lalu pergi Eun Sul pun hanya tertawa tipis mendengarnya.
Sementara itu di ruangannya ayah Ji Hun, sekretarisnya dan manager Park melihat berita di TV yang menyiarkan berita penujukkan Ji Hun sebagai penerusnya, sekretaris ayah Ji Hun pun segera mematikan tv dan tiba-tiba telepon pun berdering. Putuskan semua saluran telepon seru ketua Cha, sekretarisnya pun melakukannya sedangkan manager Park tersenyum sepertinya dia sudah tahu akan hal ini.
Flashback ternyata sebelumnya manager Park menemui ibu Mu Won, nonya Shin.
Nonya Shin menyuruh manager Park membujuk para pemegang saham untuk mendukung Mu Won menjadi direktur berikutnya, nonya Shin pun meyakinkan manager Park demi keuntungan manager Park sendiri, nonya Shin pun menyerahkan amplop yang sepertinya berisi uang sogokan?
Kembali ke ruangan ketua Cha.
Bagaimana reaksi untuk masalah ini? tanya ketua Cha.
Ah ya sederhanya itu pada titik paling buruk para pemegang saham tidak pernah menyangka ini akan terjadi. Meskipun orang mengatakan bahwa direktur Cha Ji Hun adalah penerus tidak ada yang berpikir itu akan berakhir seperti inijawab manager Park.
Sekretaris ayah Ji Hun pun memberi aba-aba agar manager Park tidak meneruskan kata-katanya namun sepertinya manager Park tak paham maksud sekretaris ayah Ji Hun.
Menurut situasi ini jika tidak ada pilihan selain menggunakan kekerasan.
Ini akan menjadi seru ayah Ji Hun.
Cukup pertama-tama kirim laporan dan menyangkal inisaran manager Park.
Aku pikir itu hal yang paling tepat untuk dilakukan juga tambah sekretaris ayah Ji Hun.
Kita tidak bisa menyangkalnya kita tidak bisa melakukan itu tidak mungkin seru ketua Cha.
Lupakan saja katakan saja apapun.
Kedua senior Eun Sul bergosip meragukan Ji Hun sanggup menjadi penerus. Eun Sul yang sedang memfoto copy mendengarnya.
Kedua senior Eun Sul pun langsung terdiam Eun Sul menoleh ke arah kedua seniornya.
Kenapa? kami bahkan tidak bisa bicara sekarang? ujar salah senior Eun Sul, Eun Sul pun menghampiri mereka.
Kau harus memiliki bukti saat kau berbicara kenapa sunbae-min selalu mengatakan hal-hal mengenai kekurangan orang lain?
Hal-hal yang kami katakana tidak sepenuhnya tidak berdasar selain itu hubungan antara kalian berdua jelas berbeda bantah salah senior Eun Sul.
Eun Sul hanya bisa mendesah tidak percaya dengarkan baik-baik sunbae-nim.
1. Jangan pernah bicara tentang X-Man jangan bicara buruk tentang direktur Cha di belakangnya dia juga atasan sunbae-nim benar kan?
2. Hubungan kami bukan hubungan seperti yang kalian pikirkan sungguh bukan!
Aku tidak melihat direktur Cha sebagai pria, pria apa? itu semua omong kosong apa kalian mengerti? jelas Eun Sul, kedua senior Eun Sul pun mendengarkan dengan sedikit agak ketakutan.
Dan tanpa mereka sadari Ji Hun mendengarnya dari balik pintu saat akan keluar ruangan.
Omong kosong guman Ji Hun memikirkan kata-kata Eun Sul yang di dengarnya tadi.
Tiba-tiba pintu ruanganya di ketuk ternyata Eun Sul masuk membawa kopi.
Sepertinya tidak peduli seberapa keras dia bekerja itu akan menjadi sulit guman Eun Sul.
Departemen PR akan mencoba yang terbaik untuk menghalangi berita negative keluar jadi jangan terlalu khawatir pinta Eun Sul.
Ji Hun yang bergaya seperti sedang berpikir menjawab tidak ini lebih baik.
Aku selalu menjadi orang yang lebih cocok untuk bermain-main.
Eun Sul pun bergegas melangkah pergi.
Tunggu berhenti di sana.
Apa? tanya Eun Sul.
Ji Hun pun mendekati Eun Sul semakin dekat dan dekat hingga membuat Eun Sul melangkah mundur.
Apa yang kau inginkan? tanya Eun Sul.
No Eun Sul nomor identifikasiku dimulai dengan nomor 1 jadi jika aku bukan seorang pria lalu aku apa? tanya Ji Hun, Eun Sul pun terdesak sampai pembatas ruangan.
Kau mendengarnya? siapa menyuruhmu untuk menguping itu sebabnya aku berkata kau bukan priajawab Eun Sul ngeles.
Diam seru Ji Hun.
Pagi ini kau berkata aku keren kata-katamu tidak konsisten.
Itu karena dalam situasi itu aku merasa seperti itu untuk sesaat telak Eun Sul.
Kau benar-benar guman Ji Hun, Ji Hun pun semakin mendekat ke wajah Eun Sul.
Apa yang kau lakukan? tanya Eun Sul.
Kenapa? apa ada masalah? lagipula aku bukan seorang priajawab Ji Hun, Eun Sul pun memalingkan mukanya diikuti Ji Hun.
Jadi apa masalahnya? No Eun Sul juga bukan seorang wanita bagiku, Eun Sul pun memalingkan mukanya ke samping lagi diikuti Ji Hun hingga akhirnya mereka saling berpandanggan.Ji Hun pun merasa jantungnya berdetak tidak normal.
Ia pun memegangi dadanya, Eun Sul yang melihat gelagat Ji Hun makin dekat segera menghajar kepala Ji Hun dengan kepalanya dan segera memitingnya.
Jika kau berani mempermainkanku lagi aku akan seru Eun Sul belum selesai.
No Eun Sul apa kau tadi gugup?
Tidak aku tidak gugup jawab Eun Sul.
Akui saja!
Tidak aku tidak gugup bantah Eun Sul yang makin kencang memiting Ji Hun, Ji Hun pun kesakitan.
Ayolah kau jelas bersemangat apa seperti itu aku bukan seorang pria?
Apa katamu? bentak Eun Sul lalu mendorong Ji Hun hingga terjatuh.
Aku akan mengampunimu saat ini jika kau berani bercanda seperti ini lagi aku akan mematahkan semua tulangmu jelas Eun Sul lalu bergegas pergi.
Wanita iniguman Ji Hun tersenyum dia jelas bersemangat apa aku benar-benar sudah gila? pikir Ji Hun.
Na Yun dan Mu Won minum es kopi berdua di taman.
Karena kita sudah menandatangani kesepakatan itu berarti kita sebuah keluarga sekarang harap menjagaku ujar Na Yun.
Aku tidak akan begitu saja mmembiarkanmu untuk mengerjakan iklan aku hanya akan membiarkanmu mengerjakan iklan jika bagus jawab Mu Won cuek.
Lagipula aku juga tidak tertarik dengan segalanya aku perlahan-lahan akan memilih dan hanya memililih yang sesuai dengan seleraku balas Na Yun. Mu Won pun tersenyum.
Hal yang kita bicarakan pada waktu sebelumnya tentang pernikahan yang di atur orang yang dipilih adalah kau maafkan aku tapi aku-ujar Na Yun tapi langsung dipotong Mu Won.
Aku menolaknya jawab Mu Won.
Apa? tanya Na Yun terkejut.
Aku juga tidak ingin memiliki pernikahan yang tanpa cinta ayo kita meyakinkan orang tua perlahan-lahan jelas Mu Won.
Na Yun pun terkejut tidak percaya.
Kenapa? kenapa kau menolaknya? tanya Na Yun tidak percaya.
Bukankah kau tidak menginginkannya?
Ini bukan karena aku tidak menginginkannya, hanya saja jawab Na Yun terbata-bata.
Lupakan saja sungguh menjengkelkan kenapa begitu panas!
Apa kau ingin aku pergi? apa kau benar-benar akan pergi tanpa mengunjungi Ji Hun? tanya Mu Won.
Aku tidak tahu apa harga diriku akan terluka atau tidak lagi jadi aku tidak berani bertemu dengannya lagi jawab Na Yun lesu.
Tiba-tiba terlihat Eun Sul juga ada di sana dengan gaya yang enggak banget.
Refleks Na Yun pun ketakutan melindungi diri, Mu Won pun tersenyum melihat ulah Eun Sul.
K-kenapa wanita itu di sini? tanya Na Yun.
Aku datang ke sini karena aku tidak ingin melihatnya.
Tiba-tiba Eun Sul menunduk dan melihat bekas kaleng kopi ia pun mengambilnya.
Cha Ji Hun, bajingan itu gumannya lalu menendang kaleng tersebut ia pun senang telah melampiaskan kekesalannya.
Na Yun pun ketakutan.
Itu benar-benar keren guman Mu Won tersenyum.
Eun Sul pun menendang kembali kaleng kopi satunya tapi kaleng tersebut malah mengenai jidat Na Yun.
Eun Sul pun melongo dan segera menghampirinya.
Apa kau baik-baik saja? tanya Eun Sul panik seraya memeriksa jidat Na Yun.
Sungguh kenapa kau melakukan ini padaku? tanya Na Yun.
Eun Sul pun meminta maaf Mu Won pun menjadi penengah.
Biar aku lihat itu baik-baik saja ujar Mu Won menenangkan.
Itu baik-baik saja.
Tidak aku tidak baik rengek Na Yun.
Kali ini itu benar-benar tidak disengaja kalau memang disengaja itu tidak akan mengenaimu kenapa itu mengenai dahimu dalam satu kali coba? jelas Eun Sul, Eun Sul pun menyerahkan dahinya agar Na Yun dapat membalasnya
Pukul saja aku, pukul dahiku.
Hei kau ujar Na Yun sedangkan Mu Won tertawa.
Bagaimana bisa kau tertawa? keluh Na Yun.
Maaf, maaf ucap Mu Won.
Eun Sul dan temannya Myung Ran berbelanja ke supermarket, Eun Sul pun mematahkan ketimun kalau tidak salah.
Apa yang salah dengan semuanya hari ini? benar-benar keluh Eun Sul.
Kau harus membeli itu karena kau mematahkannya, kau harus membelinya ujar seorang pria yang melihat ulah Eun Sul.
Pria tersebut dan Eun Sul mencoba mengingat sesuatu mereka merasa sangat familiar, pria tersebut ingat suara Eun Sul sama dengan orang yang mengancamnya saat ia akan membocorkan identitasnya pada Ji Hun begitu pula Eun Sul yang juga ingat.
Aku tidak ingat ujar pria tersebut seraya memegangi lehernya.
Aku tidak ingat aku benar-benar tidak ingat lalu pria tersebut bergegas pergi.
Eun Sul pun mengejarnya.
Tunggu ujar Eun Sul menahan tangan pria tersebut pria itu pun ketakutan.
Aku benar-benar tidak ingat apa-apa tolong jangan pukul aku ujar pria tersebut ketakutan.
Tidak apa-apa kau bisa mengingatnya sekarang Identitasku sebagai kepala kotoran sudah terungkap aku benar-benar minta maaf mengenai waktu itu jelas Eun Sul.
Kau sudah ketahuan? bagaimana, bagaimana?
Siapa dia? siapa? tanya Myung Ran.
Dia adalah sekretaris sebelumku yang berarti karena dia dipecat aku berhasil mendapatkan pekerjaan ini jawab Eun Sul, Myung Ran pun mengagguk mengerti.
Ya semua berkatku dalam berbagai aspek juga.
Terima kasih aku benar-benar minta maaf mengenai yang waktu itu ucap Eun Sul.
Berjuang ujar mantan sekretaris Ji Hun memberi semangat.
Ji Hun sampai di rumah ia pun melangkah pelan-pelan saat melihat neneknya sedang berbicara dengan anjingnya, Ji Hun bertanya pada pada salah satu pelayannya yang lewat.
Ada apa dengannya? tanya Ji Hun.
Nyonya kehilangan sepatu kulitnya, Ji Hun pun terlonjak terkejut ia pun melangkah pelan-pelan untuk masuk rumah.
Sepatuku tidak ada gunanya bagi orang lain omel nenek Ji Hun.
Apa kau atau bukan kau yang melakukannya? mendengar itu Ji Hun sampai terjatuh.
Di mana kau menyembunyikannya? apa yang kau lihat? lanjut nenek Ji Hun, Ji Hun pun sukses masuk rumah tanpa sepengetahuan neneknya.
Sesampainya di kamar Ji Hun menghempaskan tubuhnya ke kasur namun ia malah teringat kedekatannya dengan Eun Sul di kantor ia pun mencoba mengalihkan pikirannya dengan hal lain.
Tidak aku harus bekerja seru Ji Hun, Ji Hun pun mulai mencoba sibuk bekerja dan membaca-baca buku.
Konsentrasi, konsentrasi gumannya lalu mulai sibuk dengan komputernya.
Ayah Ji Hun yang tanpa sengaja melihatnya dari pintu tersenyum.
Ibu, ibu panggil ayah Ji Hun.
Kau mengagetkanku, kau mengagetkanku setengah mati jawab nenek Ji Hun.
Ibu itu aku berpikir bahwa Ji Hun bukan seorang yang tidak memiliki pendapat apa ibu tahu apa yang anak itu lakukan sekarang? ujar ayah Ji Hun, nenek Ji Hun nampak berpikir.
Tebaklah kau tidak bisa menebaknya kan? haruskah aku memberitahumu? tanya ayah Ji Hun.
Aku tidak bisa menebaknya katakan padaku.
Dia bekerja bekerja kata ayah Ji Hun antusias.
Aku mengira mataku sudah memainkan tipuan terhadapku tapi dia benar-benar bekerja ibu apa kau ingin pergi melihatnya?
Sebagai ayahnya, aku seharusnya tidak hanya menjadi seperti ini percayalah pada ayahmulanjut ayah Ji Hun, lalu ayah Ji Hun menelepon sekretarisnya.
Sekretaris Jang ini aku atur pertemuan darurat dalam minggu ini ya permasalahan penting sesegera mungkin. Mengerti? itu saja jelas ayah Ji Hun.
Keesokan harinya rapat darurat dilaksanakan Eun Sul bertugas membagikan minuman pada peserta rapat Mu Won tersenyum pada Eun Sul, Eun Sul pun membalasnya tapi tiba-tiba saat Eun Sul membagikan minuman untuk ibu Mu Won, ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Maafkan aku ucap Eun Sul, Mu Won menahan senyum.
Sekeluarnya dari ruangan rapat Eun Sul bertemu dengan nenek Ji Hun, Eun Sul yang belum tahu status nenek Ji Hun menyapanya dengan biasa.
Nenek, nenek kenapa kau di sini? sapa Eun Sul.
Apa kau sedang menjalankan tugas?
Oh itu jawab nenek namun terhenti saat melihat ke bawah ia melihat sepatunya melekat di kaki Eun Sul.
Mereka ingin aku membawa sesuatu ke sini lanjut nenek Ji Hun.
Kau sangat keren puji Eun Sul lalu melihat tas yang dipakai nenek Ji Hun.
Omo bukankah itu bermerek? benar kan? tanya Eun Sul.
Nenek Ji Hun pun melihat sekilas sepatunya.
Ya itu jadi sebenarnya adalah jelas nenek Ji Hun namun dipotong Eun Sul.
Apa itu palsu? tanya Eun Sul tanpa dosa.
Apa terlihat jelas.
Tidak apa-apa aku punya banyak barang imitasi juga jawab Eun Sul.
Nenek, kita akan bicara lagi lain kali lanjut Eun Sul ternyata dua sekretaris senior Eun Sul mendengar percakapan Eun Sul dan nenek Ji Hun.
Rapat dimulai Ji Hun mengikutinya dengan malas.
Entah itu skandal kekerasan sebelumnya atau insiden ulang tahun pendiri belum ada pendapat yang baik presdir ujar salah satu peserta rapat.
Harga saham jatuh ada banyak yang ingin dikatakan oleh para pemegang saham mengenai ini tambah yang lain.
Aku sepenuhnya mengerti keprihatinan semua orang jadi mari kita berhenti di sini dan izinkan aku berbicara dengan singkat jawab ayah Ji Hun.
Selama aku, Cha Bong Man menetapkan hatiku dalam melakukan sesuatu selama aku mengatakan bahwa aku akan melakukannya hal itu akan dilakukan tidak peduli apapun aku percaya semuanya memahami hal ini. Oleh karena itu aku bersedia untuk mempertaruhkan pekerjaanku dan membentuk bajingan itu menjadi seseorang pengusaha yang berguna jadi semuanya harap percaya dan mendukungku jika bajingan itu tidak cukup baik aku sendiri yang akan mengusirnya tidak peduli apa itu mempekerjakan seorang manager atau sesuatu yang lain jelas ayah Ji Hun.
Ji Hun mendengarkannya dengan malas Mu Won nampak tidak nyaman.
Untuk perusahaan ini lanjut ayah Ji Hun namun dienterupsi ibu Mu Won.
Permisi bukankah kita memiliki direktur Cha Mu Won? seru ibu Mu Won.
Kenapa kau menyelaku ketika aku belum selesai bicara.
Pidatomu terlalu panjang presdir jawab ibu Mu Won cuek.
Direktur Cha Mu Won menduduki peringkat pertama sebagai penerus generasi kedua tahun lalu untuk mengesampingkan seseorang yang diakui secara global bukankah itu mengsugestifkan kurangnya kemampuan manajerial. Dan bahkan penerus yang ditunjuk bahkan tidak memiliki kualifikasi bukankah itu sulit untuk dimengerti? jelas ibu Mu Won.
Sebelum terjadi perang dunia ke 3 nenek Ji Hun segera mengambil alih rapat.
Tolong bairkan wanita tua ini mengatakan sesuatu pinta nenek Ji Hun.
Meskipun aku tidak punya andil dalam hal ini dan aku tidak ingin menganggu tetapi karena presdir telah membuat keputusannya maka aku ingin berjalan dengan itu.
Ibu Mu Won dan Mu Won pun nampak sedikit gimana gitu.
Sekitar 25 tahun yang lalu saat diumumkan bahwa perusahaan diturunkan pada presdir Cha Bong Man saat itu seolah-olah dunia ini terbalik ada pembicaraan tntang bagaimana bisa perusahaan akan diserahkan padanya dan juga bagaimana perusahaan akan hancur dalam satu tahun tambah nenek Ji Hun.
Ji Hun pun menahan tawa.
Tapi lihatlah sekarang tentu saja juga ada banyak musibah dan untukku sebagai orang tua, aku merasa bersalah dan malu untuk menghadapi siapapun tapi perusahaan juga telah menjadi kuat karena dia jadi sekali ini percaya saja padanya mari kita menunggu dan melihat pinta nenek Ji Hun.
Bagaimana jika itu tidak berhasil? bagaimana kalau dia membawa kerugian pada perusahaan? jika itu terjadi, siapa yang akan bertanggung jawab? celetuk ibu Mu Won.
Aku yang akan bertanggung jawab aku akan bertanggung jawab aku akan menggunakan posisiku sebagai jaminan aku akan bertanggung jawab seru ayah Ji Hun, Ji Hun saja sampai terpana.
Tidak perlu untuk itu presdir ucap ibu Mu Won.
Bukan aku hanya mengatakan jawab ayah Ji Hun namun dipotong kembali ibu Mu Won.
Benar setelah kau mengatakan sesuatu kau pasti melakukan apapun kan presdir? sindir ibu Mu Won.
Jadi jika proposal untuk taman hiburan tidak disetujui selama pertemuan dewan akankah kau mengambil tanggung jawab untuk itu? tantang ibu Mu Won.
Bukankah begitu? lanjutnya pada seluruh anggota rapat.
Selesai rapat saat ibu Mu Won bersiap meninggalkan kantor ayah Ji Hun menghampirinya mari kita bicara adik ipar.
Aku sibuk kakak ipar jawab ibu Mu Won cuek lalu masuk lift, ayah Ji Hun pun mengikutinya masuk eh ibu Mu Won malah keluar lagi ayah Ji Hun pun ikut keluar begitu keluar ibu Mu Won kembali masuk ke dalam lift begitu pula ayah Ji Hun segera menyusulnya.
Suk Hui jangan lakukan ini aku juga punya rencana sendiri, aku akan memperlakukan Mu Won dengan baik ujar ayah Ji Hun.
Kau mungkin akan melemparkannya menjadi sesuatu yang kecil.
Sesuatu yang kecil? kenapa aku melakukan itu? bukankah aku memberikan kakak sebagian besar pada waktu itu? kau gadis busuk kenapa kau begitu serakah?
Bagaimana denganmu, kau bajingan balas ibu Mu Won.
Aku tahu bahwa kau benar-benar mampu perusahaan sudah bangkrut tapi bahkan dalam keadaan seperti itu kau berhasil menghidupkannya kembali aku tahu kau memiliki kemampuan yang besar tapi mari kita menghentikan ini mari kita hidup dengan damai? bisakah kita, adik ipar? ujar ayah Ji Hun, ibu Mu Won hanya terdiam angkuh.
Berita penyerahan tanggung jawab ke Ji Hun dan kedudukan ayahnya sendiri yang sebagai jaminan ditambah anggota dewan meragukannya menjadi berita di Tv, ayah Ji Hun tidur menjadi tidak tenang Ji Hun duduk termenung sendirian mengingat keraguan bibinya padanya, Ji Hun pun mulai bertindak ia berbicara dengan replica Eun Sul. Selama periode ini setidaknya mencoba untuk berpura-pura aku tidak mungkin membiarkan ayah kehilangan pekerjaannya jadi selama periode ini jangan datang dan jangan menganggu menghilang dari otakku mengerti?ujar Ji Hun pada replica Eun Sul.
Tiba-tiba ayah Ji Hun masuk ke kamarnya.
Aku tidak bisa tidur karenamu tolong lakukan dengan baik sehingga setiap orang akan mengakuimu pintanya dan setiap malam sepertinya ayah Ji Hun selalu memeriksa keadaan Ji Hun.
Ayah Ji Hun memberi Ji Hun semangat Ji Hun pun tersenyum.
Keesokan harinya Ji Hun dan Ensul berpikir untuk project taman hiburan otakku tidak bekerja aku merasa pusing ujar Ji Hun seraya memutar kursinya.namun Eun Sul menahannya mereka pun membaca dan duduk dengan maacam-macam posisi lucu.
Sambil terus berpikir Eun Sul mencoba menuangkan idenya dan menuliskannya dalam kaca Ji Hun membacanya tiba-tiba ia teringat sesuatu saat membaca kata ‘kenangan’ yang di tulis Eun Sul tadi lalu ia teringat saat percakapannya dengan Eun Sul di taman hiburan bahwa kata Ji Hun hal itu tidak berharga untuk diingat namun bagi Eun Sul itu salah satu yang sangat berharga.
Aku dapat inspirasi aku dapat inspirasi No Eun Sul seru Ji Hun namun saat Ji Hun menoleh ke arah Eun Sul, Eun Sul tertidur seraya duduk.
Ji Hun memperhatikan gerakan anggukan ke kanan dan kiri kepala Eun Sul lalu ia membenarkan posisi tidur Eun Sul dan menyelimuti Eun Sul dengan jaketnya, Ji Hun tersenyum bangga dengan apa yang dilakukannya.
Apa ada bos semacam ini? kau harus ingat itu No Eun Sul ujar Ji Hun.
Ji Hun pun melanjutkan kerjanya menuangkan idenya dalam tulisan sampai pagi.
Eun Sul bangun terkejut.
Jam berapa sekarang? tanya Eun Sul.
Kau harusnya bertanya tanggal berapa sekarang jawab Ji Hun.
Eun Sul pun segera melihat jamnya dan terpana.
Kau terjaga sepanjang malam? tanya Ji Hun.
Ini jawab Ji Hun seraya menunjukkan proposal yang telah dibuatnya.
No Eun Sul saat kau sedang tidur aku susah payah mengerjakan ini sendirianlanjut Ji Hun, Eun Sul bersemangat mengambil proposal yang ada di tangan Ji Hun dan membacanya.
Kau mengerjakannya sendiri? tanya Eun Sul sedangkan Ji Hun menunggu dengan harap-harap cemas menunggu bagaimana hasilnya.
Ini tidak buruk direktur menurutku ini bagus tukas Eun Sul.
Ji Hun sangat senang mendengarnya.
Benar kan? aku sangat kreatif jika aku fokus di dalamnya aku bisa melakukan apapun tukas Ji Hun bangga pada dirinya sendiri Eun Sul menoleh pada Ji Hun seraya garuk-garuk kepala.
No Eun Sul kau benar-benar tidak berubah kan? tanya Ji Hun, Eun Sul hanya tersenyum begitu pula Ji Hun.
Ji Hun dan Na Yun bertemu di sebuah cafe.
Proposal untuk taman hiburan ujar Na Yun.
Aku sudah memeriksanya untukmu jawab Ji Hun cuek.
Ini selesai hanya untuk menghindari harga dirimu rusak kau terjaga sepanjang malam untuk menyelesaikannya? tanya Na Yun.
Eun Sul menemui Mu Won di ruangannya, ia bermaksud mengembalikan jaket Mu Won yang ia pakai untuk menutupi celananya saat kena es cream.
Aku datang untuk mengembalikan ini padamu maaf aku sedikit terlambattukas Eun Sul.
Bos binatu keluar dan setelah itu aku kerja lembur tapi keterampilan menyetrika bos binatu ini benar-benar bagus dia dipertujukkan di TV sebagai seorang ahli aku sudah memeriksa dengan hati-hati pencucian dan setrika dilakukan dengan baik jelas Eun Sul panjang lebar Mu Won yang mendengarkan penjelasan Eun Sul tertawa kecil dan tersenyum lalu menerima jaketnya.
Aku tidak punya janji apapun hari ini jadi aku akan pergi makan sandwich kenapa kita tidak makan bersama? tawar Mu Won.
Baiklah jawab Eun Sul bersemangat namun ia tersadar.
Tapi aku harus minta izin dulu lanjutnya.
Eun Sul pun menelepon Ji Hun dan ternyata Ji Hun mengijinkannya.
Siapa itu? tanya Na Yun.
Ini tidak buruk tetapi jangka waktu terlalu pendek jawab Ji Hun yang fokus pada proposal bukannya menjawab pertanyaan Na Yun.
Ini musiman ujar Na Yun.
Siapa itu? tanya Na Yun lagi sekretaris itu? selidik Na Yun sama seperti tadi Ji Hun bukannya menjawab pertanyaan Na Yun tapi berkata lain.
Baiklah aku akan meninjau secara rinci ketika aku kembali ayo pergi.
Jika kau berdiri aku akan menangis keras ancam Na Yun.
Ji Hun hanya melongo dan Na Yun mulai pura-pura menangis.
Dengarkan baik-baik Seo Na Yun pinta Ji Hun, Na Yun pun bersikap manis mendengarkan permintaan Ji Hun.
Ketika kita pertama kali bertemu setelah kau kembali aku memang terpengaruh pada waktu itu aku juga khawatir tapi aku segera lupa tentang itu jelas Ji Hun.
Apa? tanya Na Yun agak terkejut.
Itu hanya reaksi sesaat aku tidak memikirkan tentangmu setalah itu teman ini (pikiran) sepertinya dia melupakan semua tentangmu tegas Ji Hun, Na Yun sedikit terkejut dan syok.
Aku akan menghubungimu lagi setelah aku melihat ini tukas Ji Hun lalu bergegas pergi.
Sekeluarnya dari cafe, Ji Hun agak terkejut melihat Eun Sul bahagia akan makan bersama Mu Won.
Orang itu guman Ji Hun.
Bagaimana berjalannya proposal untuk taman hiburan? tanya Mu Won pada Eun Sul.
Aku mendengar kalian terjaga sepanjang malam untuk mengerjakannya.
Semuanya berjalan dengan baik berkatmu jawab Eun Sul.
Bernarkah? itu melegakan silahkan memesan sesuatu yang enak dan juga yang bergizi ujar Mu Won.
Ya jawab Eun Sul namun ponselnya tiba-tiba berbunyi.
Eun Sul pun segera mengangkatnya saat tahu Ji Hun yang menelepon.
Ya direktur jawab Eun Sul.
No Eun Sul, kau makan siang dengan siapa? jangan berkata kau makan dengan musuh yang paling aku benci Cha Mu Won tanya Ji Hun berarti tadi Eun Sul makan siang dengan siapa.
Ummm apa ada sesuatu yang mendesak? tanya Eun Sul.
Bukan bukan seperti itu aku hanya penasaran dengan siapa kau makan siang? jawab Ji Hun.
Lalu tidak ada yang darurat tapi kau hanya penasaran? tukas Eun Sul lalu ia berpura-pura tidak ada signal Mu Won tersenyum melihat tingkah Eun Sul yang mencoba berbohong padahal tanpa mereka sadari Ji Hun melihat itu dari balik kaca.
Eun Sul merasa sedikit malu dengan apa yang dilakukannya.
Sekarang sudah tidak apa-apa haruskah kita memesan sekarang? tanya Eun Sul.
Baiklah jawab Mu Won namun ponsel Eun Sul kembali berbunyi.
Dan sringggggg saat Eun Sul menoleh keluar dilihatnya Ji Hun geram marah memukul kaca.
Jangan pedulikan tidak apa-apa ucap Mu Won yang melihat Eun Sul begitu ketakutan.
Ya Ji Hun pun menelepon Eun Sul kembali mau tidak mau Eun Sul pun mengangkatnya.
Pergi sekarang No Eun Sul seru Ji Hun di telepon Mu Won pun meminta ponsel Eun Sul dan Eun Sul memberikannya.
Apa kau ingin makan bersama? tanya Mu Won.
Tidak kenapa aku harus makan dengan jawab Ji Hun lalu dipotong Mu Won.
Bagus aku juga tidak ingin jadi selamat tinggal Mu Won pun menutup teleponnya dan memnberikannya pada Eun Sul, Ji Hun geram dan memukul kaca kembali pelayan pun datang melihatnya, Ji Hun pura-pura mengelap kaca lalu segera menyusul ke dalam dan ternyata Na Yun menyusul Ji Hun.
Apa kau tidak mendengar aku memintamu untuk pergi sekarang juga? seru Ji Hun sesampainya di dalam cafe.
Lihat waktunya bagaimana kau bisa tetap makan? berdirilah.
Kenapa kau seperti ini? tanya Eun Sul.
Apa kau tidak terlalu kenakak-kanakan? ini hanya akan memakan waktu 30 menit tambah Mu Won.
Jangan menjadi tercela dengan mencoba untuk mengubah no Eun Sul melawanku ujar Ji Hun pada Mu Won. Na Yun pun sampai di tempat mereka.
No Eun Sul mulai sekarang jangan dekat dengannya pesan Ji Hun pada Eun Sul.
Kau juga jangan mencoba mendekati No Eun Sul.
Apa? tanya Eun Sul tidak mengerti.
Kau tidak tahu watak aslinya insiden sebelumnya semua itu dia yang melakukan jelas Ji Hun.
Direktur ucap Eun Sul.
Kenapa kau berpikir begitu? tanya Mu Won.
Semua sel dalam tubuhku dapat merasakannya itu dan aku merasakannya dengan indra ke enamku jadi aku yakin jawab Ji Hun, Mu Won tersenyum mendengarnya.
Dia bertanya tentang rencana taman hiburan kan? apa aku benar? tanya Ji Hun.
Tentu saja ada kemungkinan itu jawab Eun Sul.
Hmph dia benar-benar bertanya aku mengerti itu akan menjadi seperti ini tukas Ji Hun.
Mu Won hanya geleng-geleng kepala tersenyum mendengar ucapan Ji Hun.
Maaf direktur kami membuat ulah harap mengertiujar Eun Sul pada Mu Won.
Jangan khawatir tentang itu aku memahami dia lebih darimu
Maaf direktur kami membuat ulah harap mengerti ujar Eun Sul pada Mu Won.
Jangan khawatir tentang itu aku memahami dia lebih darimu ucap Mu Won.
Kau memahamu ujar Ji Hun namun tersadar ada yang lebih penting berhenti bicara ikut aku ajak Ji Hun jangan tertipu olehnya dan memberikan informasi rahasia kita.

Ikut denganku ujar Ji Hun seraya menarik baju Eun Sul.
Mu Won pun memilintir tangan Ji Hun.
Mari kita makan lagi lain kali ajak Mu Won pada Eun Sul, Eun Sul seolah tidak percaya.
Bahkan mari kita makan dua kali setiap kali kau menganggu acara makan akan berlipat ganda aku harap kau akan menganggu lagi pada waktu berikutnya karena dengan begitu kami akan memiliki empat acara makan bersama-sama jelas Mu Won lalu pamit pergi.
Ikut denganku? ujar Ji Hun seraya menyerahkan proposal yang di pegangnya pada Eun Sul.
Empat acara makan? guman Ji Hun kesal Eun Sul pun menyusul Ji Hun, Na Yun hanya bisa menahan kesal karena dicuekin sedari tadi.
Na Yun menangis di ruangannya tiba-tiba ibunya datang.
Apa yang kau lakukan sekarang? tanya ibunya.
Kenapa tidak berkata kau akan datang? jawab Na Yun yang bergegas menghampiri ibunya.
Apa seorang ibu harus membuat janji untuk mengunjungi perusahaan putrinya?
Tidak.
Bagaimana kau bisa bekerja ketika kau menangis di kantor? lihatlah dirimu pakaian apa yang kau kenakan, mereka merusak citramu tukas ibu Na Yun.
Ya jawab Na Yun pasrah.
Apa karena Ji Hun? tebak ibu Na Yun, aku berkata jangan menaruh semua telurmu dalam satu keranjang kau harus menggunakan kecerdasanmu dengan mengelola keduanya dengan benar setelah itu putuskan mana di antara mereka yang akan berdiri kemudian tangkap pemenangnya, ibu akan mengurus sisanya jelas ibu Na Yun.
Keduanya benar-benar mengabaikanku jadi jangan berpura-pura bahwa kau mengerti jawab Na Yun.
Apa? apa mereka berdua memiliki seseorang? tanya ibu Na Yun, Na Yun mengangguk mengiyakan
mereka memperlakukanku seoalah-olah aku udara dan hanya memperhatikan wanita itu ibu Na Yun menarik nafas tidak percaya.
Putri siapa dia?
Sementara itu nenek Ji Hun memeriksa CV Eun Sul, ia memeriksanya dengan seksama.
Ayah dan nenek Ji Hun makan bersama.
Kau mungkin sebaiknya tidak makan sama sekali ujar nenek Ji Hun melihat anaknya tak berselera makan.
Ya jawab ayah Ji Hun lalu bersiap pergi.
Kau benar-benar tidak akan makan? tanya nenek Ji Hun, ayah Ji Hun pun tidak jadi meninggalkan meja makan.
Aku tidak punya nafsu makan.
Apa yang ibu katakan tentang menyisakan makanan di meja? aku berkata kau akan kehilangan semua berkahmu bukan? mau tidak mau ayah Ji Hun pun menuruti perintah ibunya.
Ibu kenapa kau mengancam putramu? keberuntungan adalah hal yang paling aku butuhkan sekarang ayah Ji Hun pun kembali makan dengan lahap.
Itu bagus semua keberuntunganmu baru saja kembaliucap nenek Ji Hun dan meminta ayah Ji Hun makan pelan-pelan.
Ayah Ji Hun mengunjungi kamar Ji Hun, ia pun memperhatikan anaknya yang sibuk di depan lepinya saat Ji Hun menoleh sekilas ia melihat ayahnya yang akan menutup pintu.
Apa yang kau lakukan ayah?
Ayah Ji Hun tidak jadi pergi ia menghampiri Ji Hun.
Bagaimana? apa semuanya berjalan lancar? tanya ayah Ji Hun.
Hampir jawab Ji Hun.
Berjuanglah pertemuan akan diadakan lusa selama presentasimu berjalan dengan baik.
Presentasi? tanya Ji Hun sedikit terkejut Ji Hun pun tersadar.
Aku pikir aku hanya harus menulis proposal.
Belum pernahkah kau berpartisipasi dalam pertemuan dewan? tanya ayah Ji Hun.
Itu benar baik itu kau lari atau melakukan hal-hal lain selama pertemuan jadi kau tak mengerti jelas ayah Ji Hun.
Apa aku harus melakukan presentasi sendiri? tanya Ji Hun panik.
Hanya saja kau harus dengan terampil menjelaskan rencana masa depan kita rencananya pasti akan menjadi pemenang jika memasukkan cara untuk meningkatkan pendapatan dari pengunjung ke taman hiburan daripada rencana jangka pendek sarankan sesuatu yang jangka panjang ini pasti akan lebih baikjelas ayah Ji Hun, Ji Hun sedikit syok mendengar penjelasan ayahnya.
Ji Hun datang ke ruangan pertemuan dewan, ia melihat bayanganya bersiap melakukan presentasi namun saat melihat wajah-wajah peserta rapat ia menjadi kagok berpresentasi Ji Hun pun menjadi bahan tertawaan para peserta.
Malam saat mengantar Eun Sul pulang Ji Hun menceritakan perihal presentasi.
Apa? tanya Eun Sul sedikit terkejut kau tidak akan melakukannya?
Kau sudah tahu kenapa jawab Ji Hun, Eun Sul pun nampak berpikir.
Dan ternyata Eun Sul menggajak Ji Hun ke sebuah kedai.
Kenapa kau membawaku ke sini? tanya Ji Hun, Eun Sul bukannya menjawab malah menyuruh Ji Hun duduk manis.
Apa yang salah dengan No Eun Sul apa kau memberontak lagi No Eun Sul? benar kan? tanya Ji Hun.
Eun Sul pun memesan semangkuk makgeoli.
Kau minum makgeoli kan? tanya Eun Sul.
Eun Sul menuang arak beras ke cawan.
Aku tidak minum ini ubah jadi anggur tukas Ji Hun.
Minum saja dalam satu tegukan jawab Eun Sul.
Tidak mau ini terlihat seperti racun.
Jadi kau tahu makgeoli ini kau harus langsung meminumnya sekaligus ucap Eun Sul seraya mencoba meminumkannya ke Ji Hun.
Ji Hun berusaha menolak namun ia sudah sedikit meminumnya ia pun bergidik dengan rasanya.
Enak kan? tanya Eun Sul.
Jangan lancing lagi.
Ya di masa lalu aku sudah mengerjakan semua macam pekerjaan kecil ini adalah pertama kalinya aku melakukan pekerjaan seperti ini jadi bagiku berhenti seperti itu tanpa alasan hanya menyerah dan berhenti adalah tidak terpikirkan ini adalah akhir apa kau pikir aku tidak marah? apa kau pikir aku tidak akan gila? aku benar-benar gila keluh Eun Sul seraya menggebrak meja.
Hati-hati dengan kepalan tanganmu ucap Ji Hun.
Aku berharap aku tidak peduli lagi hanya untuk menyadarkanmu, aku ingin mulai melayangkan kepalanku tukas Eun Sul.
Aku memberimu ijin lakukanlah tantang Ji Hun.
Apa?
Kau tidak mau? maka ucap Ji Hun namun tiba-tiba Eun Sul menampar Ji Hun, Ji Hun pun menahan sakit di pipinya.
Lupakan saja gunakan ini sebagai gantinya jadi jangan marahujar Ji Hun.

Tidak kau akan melakukannya kan? kau akan bekerja lagi kan? tanya Eun Sul.
Hentikan jawab Ji Hun yang melihat Eun Sul masih sedikit mengepalkan tangannya.
Kita telah memberikan banyak usaha bukan? direktur dan juga aku jadi jangan menyerah pinta Eun Sul.
Aku tidak bisa berbicara di depan umum puas? tegas Ji Hun lalu meminum araknya.
Apa kau tahu tentang hal itu? tanya Ji Hun, Eun Sul pun mengangguk.
Ini benar-benar seperti No Eun Sul, kau tidak mengetahui hal-hal yang seharusnya kau tahu tetapi kau mengetahui hal yang seharusnya tidak kau tahu keluh Ji Hun seraya menuangkan kembali makgeoli dan meminumnya.
Aku tidak bisa melakukannya, aku harus berbicara di depan staf dan mewawancarai mereka, aku tidak bisa melakukannya aku bahkan tidak bisa berbicara selama presentasi dan aku dipukuli oleh sekretarisku. Penerus semacam apa aku ini? bagaimana aku bisa menjadi presdir berikutnya? keluh Ji Hun.
Hanya jangan menunjukkan wajahmu saja seperti penyanyi itu yang tidak menunjukkan wajah mereka ujar Eun Sul memberi ide.
Bagaimana bisa ada seorang presdir yang tidak menunjukkan wajahnya? tanya Ji Hun.
Makgeoli rasanya lumayan enakucap Ji Hun yang mencoba meminumnya kembali.
Pasti ada solusi tukas Eun Sul.
Tidak ada.
Mungkin saja ada solusinya.
Tidak ada tegas Ji Hun.
Aku mendengar sebuah cerita bukankah ada sebuah tempat yang hanya mengakui orang-orang dengan IQ tinggi? Mensa? ada seorang presdir yang selama 17 tahun berpikir bahwa dia bodoh ujar Eun Sul mencoba membujuk Ji Hun.
Ji Hun pun mendengarkan cerita Eun Sul.

Ketika dia masih muda, gurunya tidak sengaja menulis IQ-nya 73 dan bukan 173 jadi dia berpikir bahwa IQ-nya hanyalah 73.
Dia benar-benar bodoh bagaimana mungkin dia tidak tahu apa dia jenius atau bodoh? itu benar-benar menyedihkan ucap Ji Hun.
Benar bahkan orang yang pintar seperti itu karena orang-orang di sekelilingnya mengatakan dia bodoh dan dia mempercayainya juga itulah bagaimana dia bisa menjadi seperti itu.
Sebenarnya apa yang ingin coba kau katakan? seperti presdir itu yang tidak populer yang hanya mengetahui bahwa dia jenius di kemudian hari dan apa aku seperti itu juga? jika kau akan mengatakan sesuatu seperti itu maka lupakan saja tukas Ji Hun.
Aku berpikir bahwa kau menjalani hidupmu berdasarkan dengan pandanganmu terhadap diri sendiri ini sama dengan saat kau mencari kerja aku bisa melakukannya, aku akan mampu melakukannya aku terus berpikir seperti itu sehingga keinginanku menjadi kenyataan.
Keinginanmu begitu sederhana kau benar-benar bahagia? tanya Ji Hun.
Ya keinginan sederhan aku untuk sekarang adalah menyelesaikan proposal untuk rapat dewan jawab Eun Sul.
Kemudian Eun Sul mengajak Ji Hun minum bersama.
Tidak peduli apapun itu aku akan menemukan solusi ucap Eun Sul.
Eun Sul menggandeng Ji Hun yang sudah mabuk ke mobil Ji Hun menarik Eun Sul agar duduk di sampingnya.
Ji Hun yang setengah mabuk memperhatikan Eun Sul.
Kenapa? tanya Eun Sul saat melihat Ji Hun memperhatikan dirinya.
Ini benar-benar terasa seperti telah jatuh ke dalam jawab Ji Hun.
Apa? tanya Eun Sul tidak mengerti.
Batu semesta sudah menubruk amingdala system limbic otakku jelas Ji Hun.
Apa? apanya otak? tanya Eun Sul tidak mengerti.
Bodoh sistem limbik otak batu jatuh ke dalamnya jawab Ji Hun seraya menunjuk kepala Eun Sul.
Itu bukan aku, aku pernah mendengar bahwa kepalanku seperti batu tapi aku belum pernah mendengar bahwa kepalaku seperti batu.
Ji Hun pun tertawa mendengarnya lalu ia tertidur di pundak Eun Sul.
Malam harinya Eun Sul sibuk mencari sistem limbik otak di internet, Myung Ran yang belum tertidur malah push up penasaran.
Amigdala sistem limbik otak ujar Eun Sul, Myung Ran pun mendekat ke arahnya.
Tampaknya bahwa itu ada hubungannya dengan perasaan dan emosi dia mengatakan batu semesta jatuh di sana menurutmu apa artinya itu? tanya Eun Sul.
Sebuah batu jatuh ke dalamnya? siapa? tanya Myung Ran balik.
Aku rasa aku tahu tidak aku tidak ingin tahu guman Eun Sul ini akan menjadi buruk jika aku tahu pikirnya.
Aku tidak ingin tahu aku tidak tahu gumannya lagi.
Apa itu? katakan saja padaku tanya Myung Ran.
Aku sudah berkata aku tidak tahu jawab Eun Sul.
Jangan pikirkan itu lagi bagaimana cara berhasil melaksanakan presntasi pikirkan tentang itu harus ada solusipikir Eun Sul namun apa yang dipikirkan dan otaknya tidak sejalan lata-kata Ji Hun masih terngiang-ngiang di kepalanya.
Pikirkan tentang solusi pikir Eun Sul.
Keesokan harinya anggota dewan telah berkumpul namun Ji Hun belum juga datang para peserta rapat minta rapat segera dimulai karena sudah terlalu lama mereka menunggu.
Sementara itu Eun Sul keluar dari taksi saat perjalanannya terjebak macet.
Mu Won melakukan presentasi pertama untuk mengulur waktu untuk kedatangan Ji Hun, Eun Sul terus berlari.
Saat sekretaris Jang mengumumkan presentasi Ji Hun ditunda ke pertemuan berikutnya Eun Sul sampai dengan terengah-engah semua orang pun terkejut dan menoleh ke arah Eun Sul. Maaf tolong tunggu sebentar ujar Eun Sul lalu ia bergegas mendekat ke arah sekretaris Jang dan meminta ipadnya dinyalakan.
Lalu di layar tampaklah sosok Ji Hun yang bersiap melakukan presentasi semua orang sedikit terkejut begitu pula Mu Won.

Credit : pelangidrama.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar