Laman

Rabu, 09 Januari 2013

Sinopsis Lovers Vanished

Movie: Lovers Vanished (English title) / The Day Before (early working title)
Revised romanization: Pokpungjoenya
Hangul: 폭풍전야
Release Date: April 1, 2010
Runtime: 104 min.
Genre: Romance / Melodrama
Language: Korean
Country: South Korea

Cast:
Kim Nam Gil - Su-In
Woo Seul Hye Hwang - Mi-Ya
Jung Yoon-Min - Sang-Byun
Nam Sung-Jin - Ki-Yeon
Shin So-Yul - Min-Jung
Kim Jae-Rok - priest
Moon Jung-Woong - hospital police officer

Mia, pemilik cafe kecil di tepi pantai mempelajari sulap dari Sang Byun, pria yang dicintainya, dia tampak bahagia sekali.
Jin Ho teman Sang Byun masuk dan mengajak mereka pergi sudah waktunya.
Sang Byun dan Mia pergi ke sebuah acara sulap dan mempertontonkan kebolehan mereka, penonton menyukainya.
Keduanya pulang dan Mia ingin Sang Byun mengajarinya teknik sulap yang lebih berat, Mia berkata ia kagum pada Sang Byun bagaimana kau bisa begitu berkarisma? malam itu mereka tidur bersama meskipun Sang Byun sebenarnya menderita AIDS.
Paginya, Sang Byun minum obat dan mengeluh pada Jin Ho kalau ia mencemaskan Mia, Jin Ho mengingatkan Sang Byun untuk lebih berhati-hati, keduanya sama-sama menderita AIDS, Mia keluar dari cafe dan memanggil mereka makan.
Satu hari Mia pergi ke rumah Sang Byun, Mia langsung membuka kamar Sang Byun dan dia syok.
Sang Byun sedang bercinta dengan Jin Ho? ia terkejut melihat Mia, Mia langsung pergi.
Sang Byun bergegas ke cafe untuk menemui Mia tapi cafe terkunci dan Mia tidak ada.
Mia ternyata membeli senapan, Mia pergi menemui Jin Ho, ia menodongkan senapan ke arah Jin Ho.
Mia : katakan padaku siapa yang dicintai Sang Byun!
Jin Ho memetik gitarnya dan minta Mia tenang, letakkan senapanmu.
Sang Byun datang ia terkejut Mia, Mia marah, katakan!
Jin Ho teriak, Sang Byun katakan siapa yang kau cintai, Sang Byun bingung.
Jin Ho kesal, aku lebih baik mati ditembak daripada karena penyakit sialan ini ayo tembak, Jin Ho menarik senapan Mia, Mia terkejut dan reflek menarik pelatuknya tepat ke jantung Jin Ho, Jin Ho tersungkur, meninggal. Sang Byun menangis dan memanggil Jin Ho, Sang Byun memutuskan pergi ke polisi, ia mengaku sudah membunuh pacarnya, Sang Byun berkata kalau dia membunuh Jin Ho pada polisi demi menyelamatkan Mia.
Beberapa tahun kemudian Sang Byun sedang antri makan di penjara di tahanan juga ada seorang pria, chef Su In, Su In tidak tahan di penjara dan ia ingin sekali keluar dari sini.
Seorang pria berkata pada Su In kalau pesulap itu mungkin bisa membawamu keluar dari sini.
Su In mendekati Sang Byun, keduanya main basket bersama sampai kelelahan, Sang Byun bertanya apa kau ingin keluar dari sini? Sang Byun menutupkan telapak tangan ke depan matanya begini caranya, Su In ikut menutupkan telapak tangan ke depan matanya memang benar mereka "keluar" sebentar tapi kenyataannya mereka tetap di penjara.
Su In menemui rekannya, Ki Yeon, pria itu menunjukkan foto wanita yang ingin dinikahinya, Su In tersenyum, ia senang, Su In bertanya apa mereka sudah menemukan penjahat sebenarnya? Ki Yeon berkata semuanya sudah terlambat sepertinya Su In harus tetap dipenjara.
Su In panik, ia tidak mau tinggal disini selamanya.
Saat makan Su In duduk di samping Sang Byun, Sang Byun bertanya apa kejahatan Su In.
Su In : mereka bilang aku membunuh istriku kalau kau?
Sang Byun : aku membunuh pacarku apa itu membuatmu lebih baik? berapa lama hukumannya?
Su In : seumur hidup.
Su In berkata kalau Sang Byun bisa menyulap saus untuknya, dia akan membuat makanan ini lebih baik Sang Byun ketawa memangnya kau ini chef? Su In membenarkan tapi tidak punya banyak pelanggan hanya ada satu pelanggan yang makan masakannya itu juga tidak sering Sang Byun heran.
Su In : maksudku pacar istriku.
Su In mendekat, ia membujuk Sang Byun untuk membantunya lari, Sang Byun berdiri dan pergi meninggalkan Su In.
Su In mengendap-endap ke klinik penjara, Su In tahu Sang Byun menderita AIDS.
Sang Byun sedang diinfus, Su In melepaskan infus dan menusukkan jarum itu ke venanya, Su In kesakitan dan terjatuh di lantai.
Sang Byun bangun, ia menghela nafas sambil memandang Su In apa kau tahu? kau tetap tidak akan bisa keluar dari sini dengan alasan sakit AIDS kecuali kau mati, kau pikir untuk apa aku disini selama 4 tahun ini?
Su In terkejut apa? lalu tersenyum getir apa kau bisa bercanda disaat seperti ini? dasar brengsek!
Su In marah dan menyerang Sang Byun, Su In mencekiknya, Sang Byun berhasil melepaskan diri dan mendorong Su In, Su In lemas dan ia jalan keluar.
Sang Byun berkata apa kau tahu? kalau terinfeksi lewat tranfusi darah jika kau bisa bertahan hidup 3 tahun saja itu sudah bagus.
Su In tertegun lalu berkata dengan sarkastis selama itu?
Su In pura-pura tidur dengan Sang Byun untuk mengelabui penjaga, Su In mengeluh, sialan bagaimana kalau aku terinfeksi?
Paginya, penjaga membawa Su In untuk diperiksa di klinik, Sang Byun jalan dan berkata jika Su In bisa lolos pergilah ke cafe Le Luth di Namryangpo temuilah seorang wanita namanya Mia.
Su In : apa dia istrimu?
Sang Byun : bukan.
Su In : pacar?
Sang Byun : bukan.
Su In bertanya apa dia harus mengatakan kabar Sang Byun pada Mia?
Tidak kata Sang Byun katakan kabarnya padaku itu kalau kau berhasil lolos.
Su In dirawat di klinik, ia tampak tertidur dan tangan kanan diborgol di tempat tidur.
Ada dua polisi yang menjaganya, polisi yang lebih muda ingin keluar ia melihat seniornya tertidur dan Su In juga polisi itu keluar.
Setelah polisi itu keluar Su In langsung membuka matanya, ia melepaskan borgol kemungkinan besar belajar dari Sang Byun, Su In melepaskan jarum infus lalu keluar.
Polisi muda itu memergokinya dan menodongkan pistol tapi Su In berhasil menakut-nakuti polisi itu dengan penyakitnya.
Su In : kau tahu penyakit ini membuatku tidak hidup lama, aku tidak mau menghabiskan hidupku di tempat seperti ini tolong mengerti jika kau menembakku apa kau mau terkena darahku?
Polisi itu ketakutan jangan menyentuhku karena ketidaktahuannya akan AIDS akhirnya Su In bisa lari. (Meskipun kena darah penderita AIDS, kalau tidak ada luka di tubuh kita, maka tidak akan terinfeksi.)
Su In menemui Ki Yeon sepertinya Ki Yeon sudah menemukan pembunuh istri Su In.
Su In masuk gereja, ia menemui pastur untuk pengakuan dosa, pastur minta Su In bicara.
Su In : ini pertama kalinya aku mengaku.
Pastur : ya teruskan.
Su In : aku akan membunuhmu!
Su In dan Ki Yeon membawa pastur itu ke tepi pantai, Su In memukuli pastur habis-habisan.
Pastur itu sudah babak belur : aku minta maaf, aku sudah berusaha menahannya tapi godaannya terlalu besar.
Su In : lalu?
Pastur : aku jatuh dalam godaan.
Su In marah bagaimana pastur bisa jatuh dalam godaan setan?
Pastur : aku sudah mengaku dosa dan bertobat lalu menjadi hamba Tuhan tapi dia terus saja mendatangiku dan mengancam jika aku tidak mencintainya maka dia akan mengatakan pada semua orang.
Su In : lalu kau membunuhnya?
Pastur : tidak itu kecelakaan itu benar-benar kecelakaan.
Su In dan pastur itu duduk pastur berkata kalau istri Su In hamil katanya itu anakku.
Su In : apa yang harus kulakukan denganmu?
Pastur berkata dia akan mengaku, dia akan pergi ke polisi dan mengatakan segalanya, Su In dan Ki Yeon mengantar pastur kembali ke mobil mereka tapi tiba-tiba di tengah jalan pastur melarikan diri.
Ki Yeon langsung mengejarnya, Su In tertegun saat tahu kemana arah lari pastur.
Ki Yeon berdiri termangu di tepi tebing, Su In menyusulnya.
Pastur itu memutuskan untuk terjun dari atas tebing, ia mati seketika.
Su In hanya bisa memandang mayat pastur lalu jalan pergi Su In tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.
Mia memulai harinya seperti biasa membuka cafe dan beres-beres, menerima satu atau dua pelanggan, menggunting kertas untuk trik sulapnya dan memberi makan burung, Mia memandang pantai dan ia melihat seseorang yang duduk tidak bergerak di salah satu batu karang.
Orang itu Su In yang duduk memandang laut lepas tidak bergerak hanya duduk, Su In duduk di situ sampai senja sampai menjelang malam.
Mia terus mengamati Su In tiba-tiba Su In berdiri dan jalan ke arah laut.
Mia terkejut ia bergegas jalan ke pengeras suara miliknya, daerah ini terlarang untuk melakukan bunuh diri, tolong pergi ke tempat lain daerah ini tidak boleh untuk bunuh diri.
Su In berhenti, Mia mengucapkan terima kasih lewat pengeras suara.
Akhirnya Su In duduk di cafe Mia, Mia menunjukkan menu dan berkata kalau makanan yang ada di menu tidak tersedia karena chefnya tidak ada.
Mia : aku hanya bisa membuat sushi tapi itu kalau kau mau karena banyak yang diare setelah memakannya, Mia ketawa sendiri.
Su In : aku pesan Singaporean Sling, Su In mendapatkan minumannya, ia minum sambil merenung.
Ada dua tamu datang mereka memesan sesuatu Su In pergi ke counter, ia tidak punya uang, Mia berkata kalau begitu kau harus masak apa kau bisa masak? kau bisa membuat salad, raviolli dan steak?
Su In mengiyakan dan langsung masak, teman Mia datang dan heran melihat Su In, kau dapat chef baru?
Mia tersenyum dan makan snack sepertinya buatan Su In juga.
Masakan Su In sepertinya enak, tamu tampak puas, Mia langsung merekrut Su In dan menunjukkan tempat tinggalnya, Mia ini tinggal di motel milik Min Jung, Mia masuk ke kamarnya sendiri dan minum obat, sepertinya dia sakit.
Paginya, Mia mengajak Su In belanja, Mia minta Su In nanti yang membawakan barang, Su In mengiyakan
Mia beli ikan dan Su In menunggu di dalam mobil, Su In sempat ketawa ketika melihat ikan yang dibeli Mia meloncat keluar.
Su In masak banyak makanan, ia menyajikan untuk Mia.
Mia : apa namanya?
Su In : Eugene Lim
Mia tertawa maksudnya makanan ini.
Su in : Cod meuniere dalam saus mawar.
Mia terpesona dengan sajian Su In, ia makan dan tersenyum.
Mia : kuharap hanya aku yang akan makan masakanmu ini enak sekali.
Su In menelepon Ki Yeon, Ki Yeon mencemaskan Su In apa kau sehat-sehat saja? Su In berkata dia baik-baik saja hanya tenggorokannya sakit.
Ki Yeon berkata kalau polisi terus mendatanginya apa kau tidak berpikir untuk menyerahkan diri?
Su In : aku tidak bersalah.
Ki Yeon bertanya apa dia lapor saja Su In melarangnya nanti semakin kacau.
Mia dan Min Jung jalan di kota, Min Jung bertanya apa chef Eugene itu sudah menikah? Mia tertawa kenapa? kau suka padanya? tanya saja sendiri.
Min Jung melihat anak pemilik toko mainan dan ia menyapanya, pemilik toko melihat Mia dan jalan mendekatinya apa kau tidak pergi berburu akhir-akhir ini?
Mia berkata tidak pemilik toko menawarkan senapan baru pada Mia tapi Mia berkata tidak dan langsung pergi Min Jung lari menyusulnya.
Mia langsung pulang dan telepon Su In kalau dia tidak akan ke cafe, Mia minta Su In beres-beres lalu tutup saja.
Suatu hari seseorang mengamati Mia dengan teropong, orang itu juga mengamati Su In yang sedang memancing di tepi laut, orang itu mengarahkan senapan ke Su In lalu tiba-tiba menembak ke air.
Su In terkejut Su In langsung angkat tangan dan menoleh.
Ternyata itu si pemilik toko mainan, Su In menurunkan tangannya.
Pria itu ketawa apa kau kerja di cafe? namaku Cho, aku tinggal di kota jika kau bosan memancing ikan apa mau ikut berburu denganku? Su In tersenyum, aku tetap memancing saja pria itu mengarahkan senapan dan berkata kontak aku kalau ingin ikut.
Cho mengajak anaknya pergi dan ia mendekati cafe Mia tapi tidak masuk ke dalam cuma mengamati Mia saja.
Malamnya saat pulang ke motel, Mia bertanya apa yang dibicarakan Su In dengan pria pemburu itu Su In berkata hanya mengajaknya berburu itu saja memangnya ada apa?
Mia : tidak apa-apa.
Keduanya sampai losmen dan Min Jung mengamati Su In di tangan Min Jung ada selebaran dari polisi.
Min Jung berbalik ke neneknya yang buta, nek jika kau punya rahasia apa yang akan kau lakukan?
Nenek : jika rahasiamu bagus, aku akan mendengarkannya jika jelek simpan saja sampai mati.
Min Jung : rahasia jelek nek, kau bisa mengatakan seseorang itu baik atau jahat dari suaranya kan? menurutmu, chef Eugene itu baik atau jahat?
Nenek bingung : apa?
Hari-hari berikutnya Su In dan Mia kerja di cafe seperti biasa Su In masak dan Mia beres-beres.
Mia juga membelikan Su In jaket tapi saat dikenakan, lengannya kurang panjang.
Su In sedang mempersiapkan masakan tiba-tiba kepalanya sakit sekali sepertinya penyakitnya semakin parah.
Mia mengajak Su In naik kereta gantung ke puncak bukit, Mia bertanya ada komentar?
Su In terpesona dengan pemandangan sekitar ini keren sekali.
Mia : bukan itu maksudku bosmu ini apa dia baik atau tidak?
Su In tidak menjawab ia hanya tersenyum.
Keduanya sampai diatas bukit dan menikmati pemandangan The eagle soars.
Mia : segala pertengkaran dan perkelahian di dunia, semuanya sia-sia.
Su In diam saja. Mia bertanya lagi saat pertama kali bertemu denganm, apa waktu itu kau benar-benar ingin bunuh diri?
Su In tersenyum tidak.
Mia : lalu kenapa kau berdiri di sana seperti itu?
Su In : aku ingin tahu apa tempat itu adalah daerah terlarang untuk bunuh diri atau tidak.
Mia tertawa, kupikir ada orang yang sedang membuat lelucon.
Keduanya duduk memandangi kaki bukit, Mia berkata diatas sini lebih bagus dari di laut.
Mia : aku lebih menyukai bukit dari pada laut tapi beberapa waktu lalu ada seorang teman berkata kita akan ke bukit jika kita bosan dengan laut Itulah mengapa aku tinggal disana jika aku ingin pergi ombak menarikku kembali.
Su In bertanya dimana temanmu itu sekarang?
Mia : tidak tahu aku tidak mau tahu mungkin hidup di suatu tempat atau mati, aku tidak ingin tahu.
Su In : kenapa kau tinggal di motel?
Mia : tidak ada tetangga disekitarku bagaimana denganmu, aku tidak tahu apapun mengenaimu.
Su In menunduk jika cinta mereka bisa dipertahankan mungkin akan lebih baik keadaannya lebih baik dari sekarang.
Mia tertawa, tipikal cerita seperti biasanya, orang pendiam tidak punya cerita yang hebat aku pikir kau punya rahasia yang besar.
Su In tersenyum, Mia menepuk-nepuk punggung Su In untuk menghiburnya.
Setahun kemudian Mia menghias meja dengan lilin-lilin dan minta Su In duduk, Mia minta Su In membuka kotak di depannya.
Su In membukanya dan isinya cuma lilin.
Mia : tutuplah.
Su In menutupnya lagi dan Mia berkata sekarang buka Su In membuka untuk kedua kalinya, voila ada cake taart dengan lilin no. 1
Mia : selamat ulang tahun
Su In heran apa ini ulang tahunku?
Mia : sudah setahun sejak kau pertama kali datang kesini tiup lilinnya.
Su In tersenyum dan meniup lilinnya.
Keduanya jalan pulang Mia mengajak Su in duduk di pantai sebentar.
Mia menyandarkan kepala di bahu Su In : jika kau menggeser bahumu aku akan membakarmu, aku cuma ingin menyandarkan kepalaku sebentar tidak ada maksud lain.
Su In merenung lalu berkata kalau dia juga tahu satu trik sulap, Mia ingin tahu.
Su In : aku bisa membuat diriku menghilang.
Su In merentangkan telapak tangan di depan mata Mia, Mia tertegun itu trik yang biasa dilakukan Sang Byun.
Su In : apa kau bisa melihatku? bagaimana menurutmu?
Mia : siapa yang mengajarimu?
Su In : dari Sang Byun.
Mia terkejut ia berdiri sambil menutup mulutnya lalu berbalik dimana?
Su In : di penjara.
Mia : jadi kau.
Su In : benar aku dalam pelarian nama asliku Lim Su In bukan Eugene, aku menerima darah Sang Byung,
Mia langsung pergi.
Mia teringat saat Jin Ho meninggal dan saat Sang Byun merebut senapan di tangan Mia lalu pergi Mia menangisi Jin Ho.
Paginya, Su In terbangun dan bersiap ke cafe tapi Le Luth tutup Su In menunggu di luar cafe lama sekali.
Su In kembali ke motel dan mencari Mia, ia masuk ke kamar Mia dan tanya pada Min Jung kemana Mia pergi Min Jung juga tidak tahu.
Mia sedang mendapat perawatan, Mia sakit parah.
Dokter menemui Mia dan berkata kalau saja semua pasiennya seperti Mia selalu ceria dan positif melalui semua kesukaran.
Tapi dokter heran apa Mia minum obatnya secara teratur?
Mia mengiyakan dokter heran kalau demikian kenapa kondisimu turun sekali? apa kau sudah mengatakan ini pada chefmu?
Mia : dia tidak tahu.
Dokter bertanya apa mereka berhubungan seksual tidak kata Mia.
Dokter : aku tahu ini berat tapi katakan padaku apa yang mengganggumu.
Mia : kenyataan kalau aku mengidap AIDS.
Mia menemui Sang Byun di penjara, Sang Byun merasa sebaiknya mereka tidak bertemu lagi.
Sang Byun : jadi dia sampai disana maksudnya Su In.
Mia berkata dia ingin tahu kenapa Sang Byun melakukan ini padanya, ia benar-benar ingin tahu tapi mengherankan saat bertemu Sang Byun, Mia sama sekali tidak ingin tahu lagi.
Sang Byun : apa kau baik-baik saja?
Mia tidak menjawab, dia hanya menahan tangis dan pulang.
Mia kembali ke cafe, cafe malam itu lumayan ramai, Su In kerja sendirian, Su In memasak, melayani tamu, Su In melihat Mia sekilas lalu kerja lagi.
Su In juga menjadi kasir, Mia tetap berdiri diam.
Saat Su In mencuci piring dan lainnya, Mia tetap berdiri di sana.
Cafe sudah mulai sepi, Su In keluar membuang sampah, Mia masih berdiri di tempat yang sama.
Mia akhirnya keluar dari pintu lain dan teriak memanggil Su In, Su In apa baik-baik saja? kau perlu bantuan?
Su In melepaskan gerobak sampahnya, ia mengangkat kedua lengannya, tanda kuat.
Gerobak sampah Su In jatuh dan kantung sampahnya berserakan, Mia akhirnya tertawa.
Mia kembali ke cafe dan ada dua polisi yang menunggunya, nona, kami minta teh herbal.
Polisi itu bertanya apa dia melihat kami lalu pergi ya? ah apa yang harus kita laporkan pada kapten ya?
Mia diam saja ia jalan perlahan ke arah pengeras suara.
Mia mengirim tanda : lari lari.
Polisi bertanya mengenai chef pada Mia, Mia berkata dia keluar polisi bertanya dimana tempat tinggalnya.
Mia : aku tidak tahu.
Polisi : nona jika kau menyembunyikannya, kau bisa dituduh kerja sama.
Mia tidak menjawab dan jalan pergi karena suara telepon salah satu polisi mengikutinya, ia mengangkat telepon dan minta Mia menjawabnya.
Ternyata Min Jung, Min Jung ingin tahu apa Mia sibuk.
Polisi itu pergi katakan saja kalau kita melihat orang yang salah.
Sebenarnya memang Su In yang telepon tapi dia minta bantuan Min Jung.
Su In : Mia dengar saja aku akan liburan.
Mia : aku minta maaf karena sudah memanfaatkanmu padahal kau sakit.
Su In : kalau kau tahu dari dulu itu juga tidak mengubah apapun jaga dirimu ok?
Mia : teleponaku kalau bisa.
Mia menutup telepon, Su In juga menyerahkan telepon ke Min Jung.
Min Jung : nenek berkata kalau kau adalah orang baik cepat pergi.
Su In mencari Ki Yeon, Ki Yeon minta Su In menyerahkan diri saja daripada sekarat seperti ini.
Su In : apa aku membunuh pastur itu? pikirkan lagi.
Ki Yeon menurunkan Su In di jalan dan Su In berniat bunuh diri tapi tidak jadi.
Mia menggunting-gunting kertas lagi untuk trik sulapnya kemudian membuang semuanya karena marah.
11 bulan kemudian Mia masuk ke cafenya dan terkejut karena kuncinya sudah terbuka.
Mia menemukan kunci cafenya di atas meja.
Su In duduk di sudut, ia bertanya apa Mia membutuhkan chef, Su In minta maaf karena pergi berlibur terlalu lama dia tidak perlu gaji hanya makan dan tempat tinggal saja.
Mia berkata kalau polisi sering mencari Su In disini apa Su in tidak takut disini?
Su In tidak mau menyerahkan diri dan dia juga tidak mau jadi pelarian, Su In masih sempat memuji Mia, Mia, kau lebih cantik jika tidak mengenakan make-up.
Su In dan Mia duduk di cafe, satu di teras luar satu di dalam menikmati matahari, Su In mengetuk kaca, kita ke pasar, Mia tidak mau dia ingin di cafe saja.
Mia minta Su In memperhatikannya, ia mengajari Su In satu trik sulap jangan berkedip, Su In selalu berkedip, dia selalu kehilangan momen saat Mia menunjukkan trik.
Mia : aku bilang jangan berkedip.
Giliran Su in mengajari Mia membersihkan dan memasak udang bersihkan punggungnya dan iris bagian itu iris lebih dalam lagi seperti ini mengerti?
Mia : sekarang lihat baik-baik jangan berkedip!
Su In : masak seperti ini masukkan lada hitam dan lemon juice, kau bisa melakukannya?
Kali ini Su In sama sekali tidak berkedip, Su In melotot terus dan melihat trik Mia.
Su In selesai menambahkan garnish dan saus untuk udangnya, udang panggang ala Santa Barbara selesai.
Waktu pribadi mereka yang damai terganggu dengan kedatangan Cho, penjual mainan dan senapan dari kota, Mia apa aku bisa bertemu chef?
Su In keluar dan Mia menahan emosi, Mia tiba-tiba gemetaran lalu meraih gelas dan melemparkannya ke Cho, gelas air itu pecah di dekat Cho duduk.
Su In terkejut Mia, Cho bertanya Su In apa aman makan makanan buatanmu? Su In tertegun.
Cho mendekati Su In, ia menunjukkan lembaran dari polisi, kau pelarian yang diinginkan polisi kenapa kau kembali? apa kalian punya hubungan khusus?
Cho : tapi kau tidak akan bisa karena kau menderita AIDS.
Mia kesal, ia melempar Cho lagi tapi justru kena kepala Su In, Cho ingin tahu apa keduanya saling mencintai, Mia menangis dan terduduk di lantai. Cho menarik baju Su In, sialan, aku pikir kita akan cocok dasar sialan, Cho melempar Su In ke lantai, Cho jalan keluar sambil berkata kalau dia akan lapor polisi.
Malamnya, Su In minum-minum di cafe, Mia masuk lalu duduk di depannya.
Mia mengambil botol bir dan ikut minum bersama Su In.
Mia : kapan kau akan pergi?
Su In : apa aku harus pergi?
Mia : akan lebih baik kalau kau tertangkap setidaknya kau bisa hidup.
Su In : ya kurasa begitu.
Mia : aku melihatmu di berita, kuharap kau tertangkap atau menyerahkan diri.
Su In : benarkah?
Su In : aku bisa saja menyerahkan diri atau terus melarikan diri tapi jika seperti itu aku tidak bisa lagi melihatmu apa itu akan menyelesaikan segalanya? apa itu yang kau inginkan?
Mia terisak tapi itu akan mengorbankan nyawamu.

Keduanya pulang dan tidur di kamarnya masing-masing tangan Mia siap di pesawat telepn jika Min Jung memberinya peringatan.
Min Jung dan nenek tampak senang karena Su In kembali.
Nenek : kau tahu awan dan hujan itu berjodoh.
Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan polisi, polisi memeriksa kamar Su In, Su In tidak ada disitu

polisi minta Mia membuka pintunya, mereka mencari Su In tapi tidak ketemu.
Lalu mereka melihat kotak sulap Mia apa ini? polisi mencoba memasukkan pedang ke kotak itu dan tidak ada reaksi apapun.
Mia teringat saat ia menemui Cho dan minta agar Cho tidak mempedulikan Su In karena hidupnya tidak lama lagi Cho berkata dia melakukan ini karena kasihan pada Mia, Cho juga tahu siapa pembunuh sebenarnya.
Mia marah : aku juga tahu sesuatu aku tahu siapa yang memperkosaku.
Cho tampak terkejut ia tampak bersalah, Mia murka dan memukuli Cho apa kau tahu? lihat ke mataku!
Mia : ada kegagalan diri sendiri, anugrah Tuhan dan hukuman keadilan, yang ketiga adalah yang paling cocok untuk orang seperti kita.
Mia memukuli Cho, aku membencimu setengah mati tapi sekarang aku sudah lega.
Polisi minta Mia membuka kotak sulapnya, Mia membukanya tapi tidak ada apa-apa.
Polisi sampai memeriksa bagian bawah kotak benar-benar kosong, mereka berkata kalau sebenarnya mereka tahu semuanya tapi Su In harus menyerahkan diri dan minta agar Mia tidak melindungi Su In.
Setelah polisi pergi Mia mencabut pedang dan membuka kotak lagi Su In keluar dari dalam kotak, Su In memegang lengannya yang terasa sakit jadi seperti ini rasanya.
Mia mengirim surat ke Sang Byun, kau pernah bertanya mana yang lebih kusuka, hidup selamanya tanpa melihat laut atau menghentikan hidupmu dan melihatnya sekali saja kukira aku sudah membuat keputusan,
Sang Byun lega ia merasa Mia baik-baik saja kalau Mia baik-baik saja maka dia juga akan baik-baik saja.
Paginya, Mia mengamati Su In yang mulai olah raga untuk daya tahan tubuhnya, Min Jung juga melihat dari jauh sambil menjemur baju.
Tiba-tiba Su In terjatuh dan pingsan, Mia terkejut lalu lari menyusul Su In, Min Jung juga lari ke arah mereka.
Min Jung sampai di dekat Su In tapi Mia juga terjatuh, Min Jung bingung, siapa yang harus ditolongnya, Min Jung memutuskan lari meninggalkan Su In dan menolong Mia.
Su In dan Mia duduk berjemur, mereka menjemur semua alat makan cafe, Mia memandangi Su In, Su In menoleh dan berkata aku baik-baik saja Mia tersenyum, kau terlihat baik-baik saja.
Malamnya mereka makan bersama, Mia sangat menikmati masakan Su In, makanan seenak ini seharusnya dibagi dengan orang lain.
Mia : aku akan menutup tempat ini, ini makan malam terakhir.
Su In : jadi begini caranya kau memecatku?
Mia tidak menjawab, ia terus saja makan, mencicipi semua masakan Su In ini enak ini sangat lezat.
Tiba-tiba Su in mimisan, Mia berdiri dan membantunya, Su In sempat menolak tapi Mia mengambil serbet dan mengangkat kepala Su In, angkat seperti ini Mia tetap menahan kepala Su In di pelukannya.
Keduanya jalan pulang ke motel, Su In dan Mia berdiri di depan pintu kamar masing-masing keduanya seperti enggan berpisah tiba-tiba Mia memanggil Su In, Su In menoleh, Mia langsung lari ke pelukan Su In dan keduanya berciuman, Su In menarik Mia ke kamarnya dan keduanya tidur bersama.
Paginya Mia memandangi laut, ia menoleh ke arah Su In yang jalan mendekat cuacanya sangat indah iya kan? Su In tersenyum ya benar.
Mia minta Su In berhenti berdirilah disana ada satu trik sulap yang belum pernah kuperlihatkan padamu berdirilah disana dan tutup matamu semenit.
Su In : kau bilang aku tidak boleh menutup mataku.
Mia : terlalu lama ya? kalau begitu 30 detik saja.
Su In tersenyum lalu menutup matanya dalam hati menghitung sampai 30 detik.
Su In membuka matanya, ia tertegun saat melihat serpihan-serpihan kertas beterbangan di tepi pantai.
Awalnya Su In tersenyum lalu ia sadar apa yang terjadi.
Su In jalan ke arah laut.

Credit : http://kadorama-recaps.blogspot.com
            http://asianwiki.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar