Laman

Minggu, 27 Januari 2013

Sinopsis The King 2 Heart Episode 15

Kembali pada saat Jae Ha menerima telepon dari pemimpin tim Amerika yang menasihati agar tim Korea tidak berbuat macam-macam karena mereka akan mendapatkan kunci dalam waktu 3 jam tim Korea sudah kalah.
Perkataan itu membuat Jae Ha marah dan bertindak untuk membalikkan situasi.
Ia menelepon komandan Selatan dan bertanya apakah ada cara lain untuk menang selain dengan mendapatkan kunci tim lain komandan Selatan berkata mereka bisa memaksa tim lain menyerah. Tapi ia mengingatkan, melukai anggota tim lain dengan sengaja hingga harus dirawat lebih dari 4 minggu di rumah sakit akan menyebabkan tim langsung didiskualifikasi. Jadi strategi lain adalah dengan membunuh semua anggota tim lain, mengadu domba tim lain agar berebut menjadi pemimpin tim atau dengan menghancurkan semua pos tim lain yaitu pos komando, pusat komunikasi dan gudang persediaan.
Pilihan terakhir yang diambil Jae Ha, ia berniat menghancurkan semua pos tim Amerika, Hang Ah tidak setuju bagaimana jika ada yang terluka? Jae Ha berkata mereka harus melakukannya dengan memastikan tidak ada seorangpun yang terluka. Ia berencana untuk meledakkan satu per satu pos Amerika untuk menekan mereka tentu saja yang diinginkan adalah tim Amerika menyerah sebelum peledakan.
Bagaimana jika mereka tidak mau menyerah? tanya Hang Ah.
Kita akan terus meledakkan semuanya jawab Jae Ha tegas.
Pertama-tama, mereka harus mempersiapkan dan menaruh semua bahan peledak itu dalam waktu 6 jam jika melewati waktu yang ditentukan sudah pasti mereka akan kalah apalagi poin mereka sudah berkurang misi harus selesai sebelum jam 8 malam. Pengganti Shi Kyung bertanya mereka akan meledakkan dengan apa karena mereka dilarang membawa bahan peledak, Jae Ha mengeluarkan ponsel dan sepotong kabel disebut jarum penghasil listrik. Jae Ha menjelaskan selama ia mengikuti wajib militer, ia membawahi prajurit baru yang memiliki kebiasaan aneh, orang itu suka mengotak-atik ponsel dan konsol game. Bersama orang itu Jae Ha membuat banyak hal untuk menghabiskan waktu saat ia bosan hal ini tidak dipelajari para prajurit betulan karena itu hanya ia yang bisa membuatnya.
Tugas anggota tim yang lain adalah mengalihkan tim Amerika sejauh mungkin dari pos mereka itulah yang dilakukan tim Korea pada akhir episode 14 dan sekarang kelanjutannya.
Kang Seok dikejar oleh dua orang perwira Amerika, ia sengaja mengarahkan dua orang itu pada ranjau yang telah terpasang menghalangi jalan seorang dari mereka mati (alat yang terpasang di dada tiap peserta menunjukkan hidup/mati/kondisi peserta. Jika alat itu padam maka peserta dinyatakan gugur dan senjatanya tidak bisa dipergunakan lagi) perwira satu lagi kembali mengejar Kang Seok. Sementara itu Jae Ha telah berhasil merakit bom di dalam pusat komunikasi tim Amerika, ia menunggu isyarat dari Dong Ha agar ia bisa keluar Dong Ha harus mengalihkan perhatian tim Amerika yang berada di luar pos.
Di dalam gudang persediaan, anggota tim Amerika yang menjaga Young Bae mempermainkan pemantik api yang ia temukan di luar gudang (pemantik api itu dilempar Dong Ha untuk mengalihkan perhatian.
Ia melihat ada ukiran di sisi pemantik api dan menanyakan pada Young Bae apakah itu miliknya, Young Bae melihat ukiran nama Dong Ha, ia meneriakkan nama Dong Ha. Dong Ha menerobos masuk dan berhasil menyandera penjaga Young Bae tapi Young Bae sempat tertembak secara teknis ia mati dan tidak bisa melanjutkan.

Di luar Hang Ah dan pengganti Shi Kyung adu tembak dengan patroli tim Amerika yang berjaga di luar pos, seorang anggota tim Amerika tertembak di tangan (harus memulihkan diri selama beberapa waktu) dan seorang lagi mati pengganti Shi Kyung juga mati. Jadi tim Korea tersisa 4 orang: Kang Seok, Dong Ha, Hang Ah dan Jae Ha, tim Amerika tersisa 4 orang: satu yang mengejar Kang Seok (jauh di dalam hutan) satu yang disandera Dong Ha, satu yang terluka di tangan dan pemimpin tim.

Pemimpin tim Amerika dan perwira yang tangannya terluka berada di dalam pos mereka dan mereka bertekad untuk menjaganya. Dong Ha menyandera satu anggota tim Amerika di dalam gudang penyimpanan praktis dua lawan dua pada sisa pertempuran ini karena Kang Seok berada jauh dari pos dan Dong Ha bertugas menjaga sandera hingga ia tidak bisa ke mana-mana.
Jae Ha, Hang Ah dan Dong Ha berada di dalam gudang persediaan, Jae Ha meneruskan merakit bom untuk meledakkan gudang itu. Dong Ha berkata sebaiknya anggota tim yang mereka sandera dibunuh saja atau dijaga Jae Ha, ia dan Hang Ah yang akan masuk ke pos komando untuk menaruh peledak.
Jika kita berdua mati maka apa yang akan dilakukan si bodoh itu? kata Hang Ah cepat Jae Ha menoleh menatap calon tunangannya yang menyebutnya si bodoh, Hang Ah tersenyum malu dan meminta Jae Ha meneruskan pekerjaannya.
Sementara itu Kang Seok sudah mencapai ujung pulau, perwira Amerika masih mengejarnya karena menemui jalan buntu, Kang Seok turun dari ATVnya dan berlari menaiki pagar kawat. Tapi perwira Amerika itu berhasil menyusul dan menembaknya, Kang Seok pun mati, ia menjatuhkan diri dari pagar kawat.
Perwira Amerika cepat-cepat menghampirinya, Kang Seok mengernyit kesakitan perwira itu bertanya apakah Kang Seok gila dan mencoba membunuh dirinya sendiri, Kang Seok berkata ia hendak menebus 10 poin yang dikurangi akibat perbuatannya. Perwira Amerika itu mengobati luka Kang Seok sementara Kang Seok tertawa, ia berhasil menjauhkan perwira Amerika itu dari posnya hingga membutuhkan waktu 3 jam untuk kembali ke pos.
Dong-ha membawa sanderanya keluar gudang persediaan sementara Hang Ah dan Jae Ha berada di dalam gudang, Hang Ah mulai khawatir, Jae Ha berkata waktunya tinggal 20 menit sebaiknya mereka mulai sekarang.
Jika Hang Ah menggunakan alasan negosiasi mungkin perwira Amerika di dalam pos akan keluar dan Jae Ha bisa merakit peledak di dalam pos komando, Hang Ah masih khawatir tapi Jae Ha meyakinkan Hang Ah mereka bisa melakukannya. Interesting ketika mereka dalam kapal menuju pulau ini Jae Ha yang khawatir karena harus berhadapan dengan Amerika sekarang keadaan berbalik Hang Ah khawatir sementara Jae Ha yang menenangkan.
Hang Ah menelepon pemimpin tim Amerika yang berada dalam pos dan mengajak bernegosiasi, Hang Ah berjalan mendekati pos dengan membawa sandera, ia meminta seluruh tim Amerika keluar dari posnya. Untuk membuktikan keseriusannya, Hang Ah melempar senjatanya ke tanah dan berjanji tidak akan menembak mereka.
Pemimpin tim Amerika hendak keluar menemui Hang Ah tapi temannya protes, mereka tinggal menunggu hingga jam 8 dan permainan pun usai tapi pemimpin tim termakan tantangan Hang Ah. Sebagai perwira Amerika bagaimana bisa mereka hanya sembunyi sementara Korea menyandera anggota tim mereka, ia menaruh senjatanya di meja dan menyerahkan kedua kunci pada rekannya lalu ia keluar. Berarti di dalam pos tersisa perwira Amerika yang terluka tangannya, Hang Ah bingung melihat pemimpin tim Amerika keluar sendirian itu mempersulit Jae Ha masuk ke pos America untuk menaruh peledak. Pemimpin tim Amerika bertanya pada Hang Ah di mana perahu karetnya, Hang Ah berkata ia telah mengempiskan perahunya dan menyembunyikan mesin perahu.
Walau Hang Ah berbicara dengan tenang pada pemimpin tim Amerika tapi sebenarnya ia khawatir, Jae Ha memberitahu Hang Ah (melalui alat komunikasi yang terpasang di telinga mereka) ia akan memulai rencana mereka, Hang Ah bingung masih ada satu perwira di pos dan mereka tidak boleh melukai perwira itu.
Tapi Hang Ah tidak memperlihatkan kekhawatirannya pada pemimpin tim Amerika, ia menyarankan agar tim Amerika menyerah, perahu di tangan tim Korea, tim Amerika tidak bisa pergi dari pulau. Pemimpin tim Amerika tersenyum mengapa mereka harus menyerah? mereka hanya tinggal menunggu hingga waktunya berakhir dan mereka akan keluar sebagai pemenang. Hang Ah mengingatkan bahwa tim Amerika berada dalam posisi tidak menguntungkan, pemimpin tim Amerika melihat ke atas pohon, Dong Ha ada di sana mengarahkan senjatanya pada tim Amerika. Katamu kau tidak akan menembak sebagai perwira kau juga tahu kemenangan tidak ditentukan dan dari jumlah orang yang tersisa kata pemimpin tim Amerika.

Kau benar tapi dalam perang jika pos komando, gudang persediaan dan pusat komunikasi dihancurkan apa yang akan terjadi? menurut prinsip militer, kalian akan kalah bukan? Hang Ah menekan tombol di ponselnya dan mengaktifkan bom yang sudah dipasang oleh Jae Ha di pos komunikasi tim Amerika. Sementara itu Jae Ha masuk ke dalam pos Amerika melalui jendela dan menyuruh perwira Amerika yang tersisa untuk melepaskan senjatanya, perwira itu menjatuhkan senjatanya dan berdiri mengangkat kedua tangannya. Melalui alat komunikasi yang terpasang di telinganya, ia memberitahu pemimpin tim kalau Jae Ha berada dalam pos mereka.
Jae Ha menyuruh perwira Amerika itu menjauh dari tembok karena berbahaya tapi perwira itu malah berbicara menyalahkan pemimpinnya karena tidak menuruti nasehatnya dan sekarang mereka masuk jebakan, Jae Ha berteriak agar perwira itu menyingkir dari sana tapi ia tidak mau mendengar.
Duarrr ruangan pusat komunikasi di belakang perwira itu meledak, perwira Amerika terlempar dan terkapar di lantai, Jae Ha buru-buru mengecek keadaan perwira itu untunglah perwira itu masih hidup, ia hanya pingsan. Jae Ha mengambil kedua kunci yang dikalungkan di leher perwira itu sekarang ia harus merakit peledak untuk meledakkan pos komando, tempat di mana ia sekarang berdiri.
Pemimpin tim Amerika mulai khawatir, ia bertanya bagaimana bisa tim Korea menggunakan peledak menurut peraturan mereka tidak boleh membawa peledak, Hang Ah membenarkan seluruh persenjataan mereka juga sudah diperiksa oleh panitia WOC. Tapi peraturan juga menyebutkan kalau mereka bisa mempergunakan peralatan yang mereka bawa semaksimal mungkin mereka hanya memanfaatkan gas yang berada di pos Amerika.
Sayangnya ledakan tadi telah memutuskan komunikasi Hang Ah dan Jae Ha, mereka tidak bisa saling menghubungi lagi waktu tersisa 5 menit sebelum jam 8, Jae Ha memotong saluran pipa gas yang terdapat dalam ruangan itu. Pemimpin tim Amerika bertanya mengapa tim Korea bertindak sejauh itu ini hanya sebuah permainan.
Hanya permainan? bagi kami, kemenangan adalah keharusan, hidup orang-orang yang kami cintai menjadi taruhannya juga hidup raja apakah kau pernah terpisah dari keluargamu? kami memiliki bahasa dan sejarah yang sama hidup berdampingan selama ribuan tahun dan dipisahkan hanya dalam hitungan detik. Apakah kau mengerti perasaan dipisahkan seperti itu? selama tiga tahun perang saudara begitu banyak orang yang kehilangan keluarga mereka apa kau pernah mengalaminya? bagi kalian mungkin ini hanya permainan tapi bagi kami, kemenangan adalah sebuah keharusan.

Hang Ah menekan tombol dan meledakkan bom di ruang persediaan, ia menyarankan tim Amerika menyerah sebelum ia meledakkan pos komando (pos tempat Jae Ha dan perwira Amerika itu berada).
Silakan ledakan semuanya, kami Amerika tidak akan pernah menyerah tidak akan menyerah, pemimpin tim Amerika menegaskan, ia mengingatkan masih ada perwiranya di dalam pos komando. Jika tim Korea melukai anggotanya maka tim Korea akan langsung di diskualifikasi, ia lalu melepaskan alat penerjemah dari telinganya dan tidak mau berbicara lagi dengan Hang Ah.
Hang Ah khawatir karena ia tidak bisa menghubungi Jae Ha, ia tidak tahu apakah Jae Ha sudah merakit bom itu dan apakah ia sudah keluar dari sana bersama perwira Amerika.
Jae Ha berusaha merakit peledak di dalam pos komando secepat mungkin peluh membasahi wajahnya dan tangannya mulai gemetaran tinggal dua menit lagi.
Hang Ah teringat perkataan Jae Ha saat mereka berdua berada dalam gudang persediaan, Jae Ha yakin mereka bisa melakukannya.
Hang Ah terlihat khawatir Jae Ha memeluknya, ia berkata Hang Ah harus meledakkan bomnya sebelum jam 8 Hang Ah harus melakukannya.
Jae Ha berkonsentrasi waktu terus berjalan tangannya semakin gemetar sewaktu-waktu Hang Ah bisa menekan tombolnya.
Hang Ah mengangkat ponselnya, ia ingat Jae Ha berkata kerjasama tim adalah yang terpenting jika mereka tidak saling mempercayai maka mereka tidak akan bisa berhasil, Hang Ah ragu menekan tombol karena ia tidak tahu apakah Jae Ha sudah keluar dari pos atau belum. Jae Ha telah selesai merakit bom dan menyeret perwira Amerika yang terluka untuk keluar dari pos komando.
Hang Ah menggerakkan jarinya ke atas tombol.
Dia akan mati, rajamu, pemimpin timmu, tunanganmu, Lee Jae Ha akan mati, pemimpin tim Amerika mengingatkan.
Hang Ah semakin ragu tapi ia ingat Jae Ha berkata mereka pasti menang dan mereka pasti akan kembali lalu bertunangan jika Hang Ah percaya padanya, Hang Ah akan menekan tombol itu sebelum jam 8, mata Hang Ah berkaca-kaca, 45 detik lagi sebelum jam 8. Percayalah padaku dan aku akan percaya padamu, berjanjilah padaku jika kau mencintaiku tekan tombolnya kata Jae Ha waktu itu.
Jae Ha masih menyeret perwira Amerika keluar dari pos. Air mata mengalir di pipi Hang Ah.
Aku mencintai komrad Lee Jae Ha gumamnya, Hang Ah menekan tombol, pemimpin tim Amerika terkejut dan berbalik.
Pos komando meledak seketika Hang Ah berlari ke arah pos komando yang dilalap api dan berteriak-teriak histeris memanggil Jae Ha, ia menangis dan hendak menerobos ke dalam tapi Dong Ha menghalanginya.
Ribut sekali terdengar suara Jae Ha, Hang Ah berbalik Jae Ha dan perwira Amerika terkapar di tanah.
Jae Ha duduk dengan wajah letih, ia menoleh dan tersenyum pada Hang Ah.
Mengapa kau menangis? apa ada yang mati? tanyanya.
Hang Ah berjalan menghampiri Jae Ha dan memeluknya, ia menangis tersedu-sedu mengira ia telah kehilangan Jae Ha, Jae Ha tersenyum.
Kau ini benar-benar apakah sampai akhir pun kau tidak mempercayaiku? tanyanya ia memeluk Hang Ah erat-erat Dong Ha tersenyum.
Ibu dan Jae Shin menerima kabar peledakan itu dari sekretaris Eun, sekretaris Eun berkata hal itu tidak menyalahi aturan tapi ada pihak yang menentang karena dianggap tidak sesuai dengan itikad baik penyelenggaraan WOC. Sekarang hasilnya masih didiskusikan ibu berkata ia hanya ingin mereka semua kembali dengan selamat.
Ia bertanya pada sekretaris Eun mengenai Klub M, sekretaris Eun berkata ia telah menyelesaikan semuanya, ibu berterima kasih tapi Jae Shin bertanya apakah itu artinya mereka melepas orang itu. Ia kesal mengapa mereka harus meminta maaf pada orang-orang itu padahal jelas-jelas sebenarnya mereka yang bertanggung jawab atas semua tragedi yang menimpa keluarga kerajaan. Ibu menyuruh Jae Shin meminta maaf pada sekretaris Eun yang telah bersusah payah menyelesaikan masalah ini bukankah Jae Shin sendiri takut dan gemetar menghadapi Klub M? Jae Shin meminta maaf pada sekretaris Eun. Sekretaris Eun berkata itu adalah pelajaran bagi dirinya dan juga anaknya, Jae Shin terkejut ia bertanya apakah Shi Kyung juga pergi meminta maaf pada Klub M?
Shi Kyung berolah raga untuk melepaskan kegundahan hatinya saat ia berlari, ia tesandung penghalang jalan dan terjatuh Shi Kyung melampiaskan kekesalannya dengan melempar pembatas jalan dan menendangnya, ia merasa tidak berdaya menghadapi orang-orang yang telah membunuh Jae Kang dan meneror Jae Shin. Shi Kyung adalah seorang yang idealis sebagai pengawal keluarga kerajaan, ia orang yang setia dan mengabdi penuh. Mungkin ia melihat teladan dari ayahnya yang telah melayani keluarga kerajaan selama lebih dari 30 tahun, ia juga orang yang teguh pada peraturan karena itu ia merasa tak berdaya saat peraturan itu malah menghalanginya untuk menegakkan keadilan bagi Jae Kang dan Jae Shin, Shi Kyung menangis.
Diam-diam Jae Shin melihat Shi Kyung dalam keadaan seperti itu malamnya ia memanggil Shi Kyung untuk menemuinya di rumah ibu, ia bertanya apakah John Mayer orang yang telah membunuh kakaknya, Shi Kyung tidak menjawab. Jae Shin berkata ia akan melanjutkan terapinya dan terus berusaha mengingat kejadian itu awalnya ia berhenti karena ia merasa tidak nyaman tapi ia akan melanjutkannya.
Shi Kyung berkata Jae Shin tidak perlu melakukannya jika terlalu berat tapi Jae Shin malah mengira Shi Kyung telah menyerah.
Aku menyukaimu, aku menyukai pengawal biasa yang juga orang yang paling membosankan di dunia, Jae Shin mengakui.
Shi Kyung terkejut hingga tidak tahu harus berkata apa.
Katakan sesuatu pinta Jae Shin.
Shi Kyung berkata Jae Shin mungkin merasa seperti itu karena sedang merasa tertekan, Jae Shin membenarkan, orang-orang yang tertekan secara emosional akan menjadi pengecut seperti dirinya.
Aku selalu ingin kau berada di sisiku jadi aku bersikap rewel, mempermainkanmu dan mencari-cari kesalahan tapi aku baru sadar, aku menyukai orang ini. Jadi jangan menyerah, aku akan menjadi sepertimu dan menjadi kuat hingga bisa menjadi wanita yang sepadan denganmu, percayalah padaku.
Tim Amerika dan tim Korea telah berada 3 hari di pulau dan belum juga ada keputusan mengenai siapa pemenangnya, Jae Ha mengomel apakah mereka belum cukup beritikad baik, mereka sudah menampung tim Amerika untuk tinggal dalam pos mereka. Hang Ah megingatkan itu karena tim Korea telah meledakkan semua pos Amerika, mereka jadi tidak punya tempat bernaung. Hang Ah menyisihkan daging panggang untuk dberikan pada tim Amerika para rekannya protes tapi Hang Ah tidak mempedulikannya, pemimpin tim Amerika awalnya menolak karena mereka sudah mempunyai persediaan makanan.
Tapi mereka tergoda juga dengan daging panggang setelah berhari-hari mereka hanya makan makanan instan khusus prajurit, Hang Ah bercanda agar tim Amerika menceritakan itikad baik tim Korea setelah mereka kembali ke markas besar sebagai gantinya tim Amerika memberikan makanan penutup instan pada Hang Ah.
Hang Ah terkagum-kagum dan dengan polos bertanya apakah prajurit Amerika tetap makan makanan penutup walau dalam peperangan, mereka tertawa dan membenarkan, Hang Ah kembali ke mejanya dan membagikan makanan penutup itu pada rekan-rekannya.
Seorang perwira Amerika melempar sesuatu mengenai kepala Kang Seok, Kang Seok naik darah dan siap melempar balik namun ia berhenti saat melihat benda apa yang dilempar tadi balsem penyembuh luka, perwira Amerika itu menyuruh Kang Seok mengoleskan balsem itu pada luka di wajah Kang Seok. Jae Ha berkata Kang Seok seharusnya mengucapkan sepatah dua patah kata demi kesopanan dan itikad baik, Kang Seok duduk di kursinya. Masih dengan wajah sangar tapi ia lalu menoleh pada perwira Amerika itu dan berkata thank you dengan kaku, rekan-rekannya tersenyum.
Jae Shin pergi ke forum perdamaian di Jeju tanpa memberitahu Shi Kyung, Shi Kyung terkejut saat mengetahui hal itu dari ayahnya, ia segera berlari menyusul Jae Shin, ia takut sesuatu kembali menimpa Jae Shin.
Para dayang memasangkan alat bantu pada kaki Jae Shin, Jae Shin menoleh ke layar televisi yang menayangkan Bong Gu sedang berpidato, wajah Jae Shin penuh tekad.
Bong Gu berpidato dalam forum itu utnuk menjelek-jelekkan keluarga kerajaan, ia berkata keluarga kerajaan terlalu berlebihan dalam menangani tragedi mereka hingga bersikap tidak sopan dengan menahan orang asing. Ia berkata Korea belum siap untuk perdamaian semua hadirin bertepuk tangan, Bong Gu duduk dengan bangga.
Pembawa acara mengumumkan ada satu lagi tamu kehormatan yang akan berbicara walau kehadirannya tidak direncanakan puteri mahkota Jae Shin.
Jae Shin naik ke panggung dengan kursi rodanya seluruh hadirin berdiri sebagai tanda penghormatan mau tidak mau Bong Gu ikut berdiri, Jae Shin memberi tanda agar seluruh hadirin duduk kembali.
Aku Lee Jae Shin, orang yang mengakibatkan masalah saat menemui para tamu kehormatan waktu itu keadaanku tidak terlalu baik tapi itu hanya alasan bukan? aku minta maaf.
Jae Shin membungkukkan kepalanya, disambut oleh para hadirin yang ikut membungkukkan kepala kecuali Bong Gu yang tersenyum meremehkan, Jae Shin menatap Bong Gu dan tersenyum.
Sepertinya tuan John Mayer dari Klub M juga bersikap tidak sopan bagaimana bisa seseorang menentukan standar dirinya sendiri seperti sebuah negara yang memiliki pemerintahan?
Senyum Bong Gu menghilang.
Shi Kyung telah tiba dan berlari kencang menuju aula pertemuan, Jae Shin meneruskan pidatonya.
Sejujurnya kami adalah negara yang tidak pernah tahu kapan akan terjadi perang bagi orang yang tumbuh besar dalam negara seperti ini mereka terus berada dalam kewaspadaan akan terjadi perang bahkan dalam permainan dalam permainan perang-perangan selalu ada senjata yang terpasang dalam kendaraan. Karena itulah perjanjian perdamaian harus ditandatangani, kita tidak bisa membiarkan anak-anak kita selalu hidup dalam ketakutan dan kekacauan itu. Dan juga perdamaian ini bukanlah perdamaian seperti yang dikatakan oleh tuan John Mayer, perdamaian tidak tiba-tiba jatuh dari langit setelah mencapai standar tertentu melainkan dicapai sedikit demi sedikit.
Jae Shin mengambil tongkat dan para pelayan membantunya untuk berdiri dan bertumpu pada kedua tongkat itu Jae Shin memegang tongkatnya kuat-kuat.
Ibu dan Shi Kyung terpana melihat Jae Shin.
Sekarang aku hanya bisa berdiri selama 10 menit tapi jika aku terus berlatih ada kemungkinan aku akan bisa berdiri di masa yang akan datang demikian juga dengan negara kami demi menjadi negara tanpa perang, Korea mengikuti WOC dengan mengirimkan tim gabungan Utara dan Selatan untuk menyatukan Utara dan Selatan dan memulai perdamaian. Tapi semua itu membutuhkan bantuan dari kalian semua sama seperti aku dapat bediri karena didukung oleh tongkat ini negara kami membutuhkan seluruh dunia dan semua orang untuk mendukung dan menyemangati kami. Perhatikan kami, kami akan bekerja keras, Jae Shin membungkukkan badan mengakhiri pidatonya.
Shi Kyung terharu dengan kata-kata Jae Shin.
Ibu begitu bangga itu baru puteriku katanya tersenyum dengan mata berkaca-kaca pada sekretaris Eun, sekretaris Eun tersenyum dan mengangguk setuju.
Seluruh hadirin bertepuk tangan dan berdiri kecuali Bong Gu dan para kroconya yang terlihat kesal dan marah.
Panitia WOC dan seluruh komandan dari negara yang berpastisipasi mendiskusikan hasil ronde pertama antara Amerika dan Korea, komandan Amerika protes karena tim Korea telah menggunakan peledak yang bisa melukai timnya.
Komandan Selatan berkata kenyataannya tidak ada yang terluka bahkan raja sendiri yang menolong perwira dari tim Amerika dengan mempertaruhkan nyawanya lalu komandan Cina membela Amerika dan berkata Korea telah berbuat curang dengan mengempiskan dan menyembunyikan perahunya. Komandan Korea Utara menuduh komandan Cina hendak mengadu domba Korea dan Amerika. Akhirnya ketua panita mengambil jalan tengah, mereka akan mengambil suara untuk menentukan siapa pemenangnya.
Tim Korea bersiap meninggalkan pulau, perahu karet telah digembungkan kembali dan kedua kunci telah diputar untuk menjalankan mesin, Jae Ha menoleh pada tim Amerika yang berbaris di tepi pantai. Ia menghampiri mereka dan mengajak mereka ikut bersama tim Korea, pemimpin tim Amerika menolak karena 30 menit lagi mereka juga akan dijemput tapi Jae Ha berkata untuk apa menunggu, perahunya cukup besar untuk menampung mereka semua, pemimpin tim Amerika melihat ke arah tim Korea yang telah naik ke perahu.
Tim Korea melambaikan tangan mengajak tim Amerika bergabung, tim Amerika akhirnya ikut naik ke perahu, Hang Ah melepas badgenya dan menyerahkannya pada pemimpin tim Amerika hasil pengambilan suara ternyata hanya selisih satu suara. Pemimpin tim Amerika melepas badgenya dan menukarnya dengan badge Hang Ah, mereka berjabat tangan dan tersenyum seluruh anggota tim lain melakukan hal yang sama termasuk Kang Seok walau masih dengan wajah sangar.
Mereka semua kembali ke markas besar setelah mengalahkan Amerika, tim Korea berhasil mengalahkan tim Rusia pada ronde kedua namun kalah dari Mesir di ronde ketiga atau semifnal, tim Korea akhirnya menempati peringkat 4 setelah Mesir, Cina, dan Inggris. Pada hari penutupan WOC, semua berpesta dengan gembira, Hang Ah diwawancarai mengenai pertunangannya karena tim Korea berhasil melewati ronde pertama, Hang Ah tidak berani menjawab dan menoleh kesana kemari mencari Jae Ha tiba-tiba Jae Ha berdiri di sampingnya, Hang Ah memekik terkejut.
Pertunangan? tentu saja sekarang ia adalah tunanganku kata Jae Ha senang, Hang Ah tersenyum bahagia, Kang Seok datang membawakan mereka minuman untuk merayakannya.
Bong Gu melihat wajah-wajah bahagia Jae Ha dan Hang Ah melalui televisi, ia tersenyum dan berkata betapa bahagianya mereka.
Ia bertanya pada sekretarisnya kapan Jae Ha akan kembali sekretarisnya berkata Jae Ha akan kembali ke Korea besok setelah Bong Gu pergi dari Korea.
Bong Gu mengangkat teleponnya dan menelepon Shi Kyung, Shi Kyung sedang mengatur pengamanan untuk menyambut kembalinya Jae Ha ke Korea, ia mengangkat teleponnya dan meminta rekan-tekannya keluar saat tahu Bong Gu yang meneleponnya.
Shi Kyung bertanya bagaimana Bong Gu bisa mengetahui nomor teleponnya bukannya menjawab Bong Gu malah bertanya mengapa Shi Kyung menyukai Jae Ha, dia dan aku jika kau melihat dari sudut pandang tertentu sebenarnya memiliki kemiripan, kami hanya berbeda tipis tapi kenapa? Shi Kyung menutup teleponnya merasa tidak ada gunanya mendengar curhat Bong Gu. Bong Gu patah hati, Shi Kyung menyimpan nomor ponsel Bong Gu dengan nama biskuit busuk, Bong Gu kembali meneleponnya. Shi Kyung hendak menutupnya lagi tunggu sebentar apa kau percaya pada ayahmu? tanya Bong Gu, ketaatan yang membabibuta bisa menjadi racun, Shi Kyung tak mengerti apa maksud perkataan Bong Gu.
Jae Ha sedang berada di pesawat dalam perjalanan kembali ke Korea, sekretaris Eun meneleponnya dan memberitahu kalau Bong Gu ingin bertemu dengan Jae Ha di bandara, ia menyarankan agar Jae Ha tidak menemuinya.
Tapi Jae Ha berkata ia akan menemui Bong Gu, Hang Ah khawatir tapi Jae Ha menenangkannya, ia berkata Bong Gu pasti sedang marah karena kemenangan tim Korea di WOC juga pidato Jae Shin tapi ia akan berbicara dengan Bong Gu dan menanganinya dengan baik namun Hang Ah masih terlihat khawatir.
Sekretaris Eun dan Shi Kyung dalam perjalanan menuju bandara untuk menjemput Jae Ha, sekretaris Eun berkata pada Shi Kyung kalau Shi Kyung juga jangan tertekan oleh Bong Gu, Shi Kyung berkata ia tidak mempedulikannya dan menganggap Bong Gu orang gila. Sekretaris Eun bertanya apakah Bong Gu tidak mengatakan apa-apa kali ini Shi Kyung membenarkan sekretaris Eun masih khawatir dengan ancaman Bong Gu untuk memberitahu Shi Kyung mengenai keterlibatannya dalam kematian Jae Kang. Sementara itu dalam hati Shi Kyung masih terngiang pertanyaan Bong Gu, apakah ia percaya pada ayahnya.
Jae Ha bertemu dengan Bong Gu, keduanya berbicara sambil tersenyum tapi bertukar kata-kata penuh sindiran.
Bong Gu mengucapkan selamat pada Jae Ha atas kemenangannya di WOC, Jae Ha menyindir Bong Gu pelit pujian sepertinya kau menanti pujian dariku, aku tidak mengira kau peduli hal seperti itu ini suatu kehormatan kata Bong Gu tertawa.
Tentu saja aku penasaran mengenai resksimu apakah kau akan menjadi maniak atau menjadi seseorang yang tidak tahu kapan ingin mati atau hidup? tapi sepertinya kau tipe yang cukup tenang sindir Jae Ha.
Mari kita hentikan apa gunanya meneruskan perang mental ini? hanya membuat kedua belah pihak menjadi lelah jadi anggap saja aku meminta maaf mari tidak lanjutkan lebih jauh ujar Bong Gu.
Bagus sekali setelah membunuh orang apa kau masih merasa bersalah? tanya Jae Ha.
Benar kau pasti sedih sekali tapi kerugian yang kualami kali ini juga tidak bisa diremehkan, aku rugi melebihi ratusan milyar dolar Amerika apakah kakakmu bernilai ratusan milyar dolar? tidak mungkin bukan? jadi anggap saja ini kerugianku, kita anggap impas antara kakakmu dan ratusan milyar dolar. Jae Ha tertawa tidak percaya, Bong Gu tertawa mengira Jae Ha menyetujui, ia berkata setelah melihat keterusterangan Jae Ha, ia melihat adanya kemiripan antara dirinya dengan Jae Ha bukankah Jae Ha juga pernah menembak Hang Ah?
Kim Bong Gu, kau juga menembak wanita itu? untuk menjadi sama denganku?
Tentu saja aku setingkat lebih tinggi darimu karena aku tidak menyukainya (Dara).
Benar kau dan aku memliki segaris perbedaan setidaknya aku tahu malu, aku tidak bisa membiarkan orang yang kucintai terluka begitu juga pada Hang Ah, aku tidak bisa menembaknya lalu pergi begitu saja. Setidaknya aku memikirkannya tapi siapa kau?
Bong Gu tertawa dan bertanya mengapa Jae Ha bersikap seperti ini.
Jangan seperti itu bukankah kau juga vulgarian (kasar)? seperti aku? tanyanya.
Benar aku vulgarian tapi setidaknya aku masih memiliki sedikit kesadaran tapi kau anggap siapa dirimu?
Aku? pengusaha pfftttt bahkan Bong Gu pun kebingungan siapa sebenarnya dirinya.

Jae Ha tertawa bukan pengusaha pun memiliki etika dalam berbisnis tapi kau tidak memilikinya sejak awal kau hanya kau makan saat kau ingin makan, pup saat kau ingin pup apakah kau pernah melihat yang seperti ini sebelumnya? anjing dan babi.
Bong Gu tersenyum pahit.
Bukankah mereka sama? makan dan buang air di manapun mereka mau menimbulkan kekacauan dan menggigit di mana-mana tanpa merasa malu sedikitpun.
Bong Gu berkata apakah Jae Ha ingin melanjutkan perseteruan mereka, Jae Ha berkata awalnya ia ingin membiarkannya, ia bahkan bersedia berkompromi.
Tapi denganmu aku tidak bisa. Benar-benar tidak bisa.
Apa kau berencana untuk terus mengibarkan bendera perang denganku?
Tidak aku akan mengabaikanmu, aku berencana menjalani hidupku dalam kedamaian jika aku berurusan denganmu bukankah itu artinya aku harus sama-sama menjadi anjing dan babi? Jae Ha tertawa Bong Gu menatap Jae Ha.
Kalau begitu aku khawatir kau akan benar-benar hancur, aku mengerti Bong Gu bangkit berdiri.
Ia bertanya Jae Ha akan bertunangan dengan Hang Ah bukan? ia tiba-tiba mengulurkan tangan pada Jae Ha untuk memberi selamat.
Jae Ha bertanya apakah ini peringatan awal dari Bong Gu bahwa Bong Gu akan melakukan serangan pada hari pertunangannya, Bong Gu tertawa lalu dengan serius berkata agar Jae Ha menikmati hari pertunangannya sepenuh hati lalu ia pergi Jae Ha terlihat khawatir.
Hari pertunangan para undangan memasuki lokasi pertunangan melalui pemeriksaan ketat tidak ada yang mencurigakan tapi Shi Kyung tidak melepaskan pengamatannya sedikitpun ibu menyambut kedatangan ayah Hang Ah. Kang Seok dan Young Bae hadir dan duduk di barisan terdepan, pertunangan ini telah menaikkan image Korea dan juga meningkatkan perekonomian Korea.
Jae Ha dan Hang Ah tiba dengan mengendarai mobil sport yang dikemudikan Jae Ha, para undangan menyambut mereka dengan melambaikan bendera, Jae Ha dan Hang Ah tersenyum bahagia membalas sambutan mereka.
Jae Shin tidak hadir dalam petunangan mereka, ia berada di tempat terapi dan bekerja keras memulihkan kakinya.
Oppa, Oenni, aku pasti akan hadir dalam upacara pernikahan kalian katanya dalam hati.
Bong Gu memainkan kartu tarotnya, kartu pertama yang muncul adalah kartu 5 piala, Bong Gu menggeleng, ia membariskan kartunya di atas meja sekretarisnya mengamati dengan serius, Bong Gu menaruh kartu pertama pada sebuah kartu dan membaliknya: kartu Queen of Swords.
Hang Ah mengenakan gaun tunangan berwarna putih, berjalan memasuki panggung, Jae Ha telah menunggunya di sana dengan pakaian kebesaran seorang raja, ia menyambut kedatangan Hang Ah. Keduanya bergandengan tangan menghadap para undangan yang bertepuk tangan dan bersorak menyambut mereka.
Hang Ah dan Jae Ha berjalan menuruni tangga menuju altar tiba-tiba mereka mendengar suara yang mereka kenal, suara Jae Kang, mereka menoleh melihat layar, Jae Kang berdiri di sana sedang berlatih untuk mempertunangkan Jae Ha dan Hang Ah, ia merekamnya sebelum hari kematiannya.
Jae Ha menoleh pada sekretaris Eun dan mengangguk berterima kasih, ia tahu sekretaris Eun yang mengatur agar vidoe ini menjadi kejutan bagi mereka semua, sekretaris Eun tersenyum puas tapi lalu ia melihat teleponnya, Bong Gu mengirim sms, sekretaris Eun bangkit dari kursinya dan pergi.
Lee Jae Ha dari republik Korea apakah kau bersedia menerima Kim Hang Ah dari republik rakyat demokratik Korea sebagai pendamping seumur hidup? unutk mempercayai, menghargai dan menghormatinya apa kau bersedia?
Ya jawab Jae Ha, Jae Kang tersenyum di layar sepertinya ia membayangkan jawaban Jae Ha saat ini ketika ia merekam video latihan itu.
Kim Hang Ah dari republik rakyat demokratik Korea terhadap Lee Jae Ha dari republik Korea apa kau bersedia tidak bersikukuh pada nilai-nilai diri sendiri dan sebagai anggota keluarga kerajaan menulis sejarah bersama republik Korea, melakukan yang terbaik untuk melakukan tanggung jawab dan tugas-tugasmu apa kau bersedia?
Hang Ah menoleh melihat Jae Ha dan menjawab ya.
Jae Kang menatap mereka dan terakhir sebagai wakil dari perjanjian antara Utara dan Selatan, aku akan menambahkan sumpah, Lee Jae Ha dari republik Korea dan Kim Hang Ah dari republik rakyat demokratik Korea akan menjadi pemimpin untuk menghapuskan perang dari tanah ini. Walau kalian menghadapi situasi di mana perang tidak terhindarkan, kalian akan melakukan segalanya untuk menghentikan perang itu hingga saat terakhir apa kalian bersedia? semua menanti dengan cemas jawaban Jae Ha dan Hang Ah, Jae Ha dan Hang Ah saling menatap.
Bong Gu bertepuk tangan, ia menaruh kartu Queen of Sword pada sebuah kartu dan membaliknya, King of swords.
Jae Kang bertanya apakah Jae Ha dan Hang Ah bersedia bersumpah, keduanya menjawab ya Jae Kang tersenyum seluruh undangan bertepuk tangan.
Bong Gu melihat kedua kartu itu dan tertawa senang.
Jae Ha menggandeng tangan Hang Ah dan menghadap para undangan, keduanya telah resmi bertunangan.

Credit : http://patataragazza.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar