Chinese Title: 拜托了,机长
Previously Known as: Fly Again / Please Captain
Genre: Romance
Episodes: 20
Broadcast network: SBS
Broadcast period: 2012-Jan-04 to 2012-March-08
Cast:
Koo Hye Sun as Han Da Jin
Ji Jin Hee as Kim Yoon Sung
Lee Chun Hee as Kang Dong Soo
Yoo Sun as Choi Ji Won
Lee Sung Min as Hong Mi Joo
Lim Seong Eon as Jang Min Ah
Joo Sung Min as Heo Jae Soo
Park Jae Rang (박재랑) as Jo Wan Joon
Ha Joo Hee as Lee Joo Ri
Kang Nam Gil as Choi Dal Ho
Kim Jin Geun as flight director
Sean Richard as James
Kim Chang Wan as Han Gyu Pil
Lee Hwi Hyang as Yang Mi Hye
Lee Saet Byul (이샛별) as Cha Geum Hee
Kil So Won (길소원) as Han Da Yeon
Lee Ah Hyun as Yang Mal Ja
Jo Hyung Ki as Kang Pal Bong
Choi Il Hwa as Hong In Tae
Suh In Suk as Hong Myung Jin
Jung Gyu Woon (cameo)
Son Hyun Joo (cameo)
Han Da Jin, seorang mahasiswa penerbangan bersiap untuk wisudanya berhasil menerbangkan pesawat cessna Red Barron dengan bangga.
Dia sedang menanti kehadiran kedua orang tuanya untuk merayakan kelulusannya di akademi penerbangan di luar negeri.
Kim Yun Seong seorang Co-pilot yang baru saja naik pangkat dengan mendapatkan tanda 3 strip kuning di seragamnya.
Kapten Han Gyu Pil yang akan membimbing penerbangan pertama Kim Yun Seong di sebagai Co-pilot dengan 3 strip dengan bangga memasangkan tanda itu di seragam Yung Seong.
Kapten Han : kau tahu arti dari 3 strip kuning ini?
Yun Seong : artinya aku telah lulus kualifikasi.
Kapten Han : hanya karena kau mendapatkan 3 strip kuning ini bukan berarti kau telah lulus kualifikasi, kualifikasi terbentuk dan dilindungi karena kemampuanmu dan semuanya itu bergantung dari tanggung jawabmu jangan pernah lupakan itu.
Yun Seong mengangguk mantap mendengarkan semua nasehat sang kapten dan berkata aku akan selalu mengingat hal itu kapten Han pun mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Yun Seong.
Kedua Pilot dan Co-pilot itu pun terlihat bahagia karena akan melakukan penerbangan hari ini keduanya tampak akrab, Kim Yun Seong pastinya sangat menghormati sang kapten dan menganggapnya sebagai guru dan panutan baginya.
Breffing prapenerbanganpun dimulai, Yun Seong menatap genit pada seorang pramugari bernama Choi Ji Won.
Yang juga tampak lebih genit dari yang lain hingga berani mengedipkan matanya pada Yun Seong.
Para penumpang mulai masuk satu persatu, Choi Ji Won menyambut para penumpang dengan penuh semangat, pramugari senior mengingatkannya untuk tenang dalam menyambut penumpang dan jangan membuat masalah dalam penerbangan pertamanya ini.
Seorang wanita setengah baya yang tengah hamil tua masuk ke dalam pesawat sambil menelepon putrinya.
Tidak lama seorang aktor terkenal pun masuk ke dalam pesawat, dia adalah Jung Gyu Won.
Dengan genitnya Choi Ji Won menyambut aktor tampan itu dengan penuh semangat membuat Jung Gyu Won sedikit memperhatikan dan menatapnya dan membuat dirinya sendiri GR.
Ibu yang sedang hamil tua itu sebenarnya adalah nyonya Han, istri dari kapten Han dan ibu dari Han Da Jin yang akan merayakan hari kelulusannya dari akademi penerbangan.
Sebelum pesawat terbang lepas landas, nyonya Han masih berbicara akrab dengan putrinya.
Namun saat pesawat akan segera terbang, Choi Ji Won mengingatkan nyonya Han untuk menutup teleponnya karena pesawat mereka akan segera lepas landas.
Nyonya Han pun menutup teleponnya dan menikmati penerbangannya.
Di ruang kokpit, kapten Han memulai aba-aba untuk lepas landas dan membiarkan Co-pilot barunya melakukan lepas landas pertamanya dengan tangannya sendiri, Kim Yun Seong menolak tapi kapten Han berkata tidak semua Co-pilot diijinkan melakukan lepas landas sendiri di penerbangan pertamanya tapi kau bisa melakukannya karena kau adalah Kim Yun Seong.
Yun Seong pun jadi terharu lalu dengan tangan sedikit gemetar dan wajah bahagia, Yun Seong pun melakukan lepas landas pertamanya tanpa bantuan sang kapten, pesawat pun berhasil lepas landas dengan sempurna.
Pesawat yang dikemudikan kapten Han dan Yun Seong terbang dengan tenang, suasana kabin pun sangat damai, para penumpang sangat nyaman dengan pelayanan para pramugari yang kadang melepas kelelahan mereka dengan melakukan maskeran dan pijatan kaki di ruang pramugari.
Namun seorang merasa tidak nyaman dengan kondisinya, dia adalah ibu dari Han Da Jin yang sedang hamil tua, dia merasa tidak nyaman dengan perutnya dan merasa ingin ke kamar kecil.
Nyonya Han memanggil pramugari Choi Ji Won dan memintanya untuk membantunya pergi ke toilet.
Choi Ji Won datang dan membantunya berdiri.
Namun aktor tampan Jung Gyu Won pun memanggil Choi Ji Won dengan hati riang Choi Ji Won pun lebih memilih menghampiri sang aktor dan mengabaikan permintaan nyonya Han.
Jung Gyu Won meminta Choi Ji Won mengambilkan selimut untuknya, Ji Won menyanggupinya sambil melirik sejenan ke arah nyonya Han yang tertatih-tatih pergi ke kamar mandi dengan perut besarnya yang tidak nyaman.
Choi Ji Won berpikir nyonya Han sepertinya tidak perlu bantuan dan membiarkan nyonya Han pergi sendirian ke toilet dan pergi mengambilkan selimut untuk Jung Gyu Won.
Kapten Han meninggalkan kokpit untuk pergi ke toilet, Co-pilot Kim Yung Seong masih terkena Euforia penerbangan pertamanya dan tersenyum sambil memakai kacamata hitamnya.
Kim Yung Seong melihat ada sesuatu yang aneh dan dia berusaha untuk melakukan sesuatu namun malah fatal yang terjadi.
Kim Yung Seong tidak sengaja membuat kemudi terpental ke depan dan membuat pesawat mengalami turbulensi dengan guncangan yang cukup hebat.
Para penumpak dan awak pesawat menjadi panik, nyonya Han yang sedang berada di toilet pun merasakan guncangan karena tubulensi ini guncangan pesawat semakin hebat.
Kapten Han pun panik dan bingung dengan apa yang terjadi nyonya Han yang masih di toilet terlepar ke samping dinding toilet karena guncangan dan perut besarnya terbentur, nyonya Han merasa kesakitan namun berusaha menahannya dan mencoba berdiri tegak kembali.
Di ruang kokpit, Kim Yun Seong berusaha mengendalikan keadaan namun kondisinya malah semakin memburuk dan guncangan yang terjadi semakin hebat barang-barang di pesawat mulai banyak yang terjatuh dari tempat penyimpanan, para penumpang di kursi pesawat pun terlempar kesana kemari.
Kapten Han sampai di kokpit dan bertanya ada apa? Kim Yung Seong menjelaskan bahwa dia tidak sengaja menekan kemudi Autopilot dan kecepatan pesawat jadi tidak terkendali, kapten Han menyarankan untuk mengurangi kekuatan dan ketinggian pesawat. Kim Yung Seong mengikuti arahan sang kapten namun guncangan karena penurunan ketinggian tidak terhindarkan, penumpang semakin panik.
Nyonya Han yang masih di dalam toilet pun terlempar kemana-mana di ruangan toilet yang kecil itu hingga akhirnya dia tersungkur jatuh dilantai toilet.
Kapten Han dan Kim Yun Seong jadi panik dan berusaha keras untuk menstabilkan keadaan pesawat, kapten Han kembali memberikan arahan dan kondisi pesawat pun terkendali.
Kim Yung Seong masih panik namum kapten Han menenangkannya dengan menepuk bahu sang patner.
Choi Ji Won teringat pada nyonya Han yang sedang ada di toilet, dia pergi menyusul dan mencoba mengetuk toilet tidak ada jawaban, Choi Ji Won pun membuka pintu toilet yang ternyata tidak terkunci.
Perlahan pintu terbuka dan nyonya Han terjatuh roboh keluar dari toilet dengan kondisi tidak sadarkan diri, Choi Ji Won panik dan mencoba membangunkannya, Choi Ji Won bertanya apakah nyonya Han baik-baik saja tapi nyonya Han tidak menjawab karena dia sudah pingsan, Choi Ji Won semakin panik.
Kapten Han bertanya apakah semua baik-baik saja pada pemimpin regu di kabin dan mendapat laporan tidak ada masalah sama sekali kapten Han pun mengatakan pada Kim Yun Seong untuk tidak khawatir karena semuanya baik-baik saja.
Kim Yun Seong meminta maaf untuk kesalahannya, kapten Han berkata Kim Yun Seong pasti sangat gugup bukankah ini seperti berkencan? itulah Indahnya berada di langit hanya anggap saja ini semua pengalaman yang berharga.
Nyonya Han sepertinya sudah sadarkan diri, Choi Ji Won menuntunnya kembali ke kursi penumpangnya dengan hati-hati salah satu rekannya pun membantunya untuk mengantar nyonya Han.
Choi Ji Won tampak sangat khawatir sekaligus merasa bersalah karena telah mengabaikannya beberapa saat lalu.
Choi Ji Won bertanya apakah nyonya Han baik-baik saja nyonya Han berkata dia baik-baik saja dan meminta diambilkan air, Choi Ji Won dengan sigap pergi ke dapur untuk mengabilkan air.
Choi Ji Won sangat khawatir dengan keadaan nyonya Han.
Dia pun terus menantau keadaannya dari balik tirai dapur.
Saat nyonya Han telah tertidur.
Choi Ji Won membawakan selimut untuknya dan menyelimuti tubuhnya.
Choi Ji Won sangat terkejut saat dia melihat noda darah di belakang rok nyonya Han.
Bukannya berusaha menolongnya, Choi Ji Won malah meninggalkan nyonya Han dengan tangan gemetar dan melakukan pekerjaan lain dengan tangan gemetar, Choi Ji Won pergi ke toilet untuk menenangkan diri dan bertanya pada dirinya apa yang harus dilakukannya, dia meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Han Da Jin sedang mengikuti upacara wisuda kelulusannya dengan wajah bahagia namun Da Jin terus menerus melihat jam tangannya dan mulai cemas mengapa ibunya belum datang juga.
Di pesawat, Choi Ji Won keluar dari toilet dan berjalan menghampiri nyonya Han dengan perasaan takut dan kembali memeriksa keadaannya.
Choi Ji Won sangat terkejut saat melihat pendarahan yang terjadi pada nyonya Han semakin banyak.
Choi Ji Won semakin panik.
Saat dia menyadari nyonya Han tidak sadarkan diri.
Choi Ji Won memanggil kepala regu yang langsung datang dengan beberapa pramugari lainnya, kepala regu meminta pramugari lain untuk mencari dokter dalam pesawat ini karena ada keadaan darurat. Choi Ji Won malah panik dan tidak bisa melakukan apapun kepala regu menegurnya agar dia tetap tenang dan membantunya untuk membawa nyonya Han ke ruang darurat.
Aktor Jung Gyu Won melihat kedaan panik ini dengan tatapan heran dan mungkin sedikit rasa bersalah karena sempat menggoda Choi Ji Won yang tadinya akan mengantar wanita yang tengah hamil tua itu?
Jung Gyu Won pun pura-pura tidak tahu apapun dan langsung kembali ke posisi semulanya berpura-pura tidak melihat apapun.
Saat para pramugari mengangkat nyonya Han ke kamar darurat sementara penumpang lain terlihat panik.
Salah seorang pramugari mencoba mencari dokter di pesawat itu saat yang lainnya memberikan pertolongan pertama pada nyonya Han dengan membaringkannya di kamar darurat.Kepala regu melaporkan keadaan yang terjadi pada kapten Han dan mengatakan bahwa mereka baru saja memindahkan seorang wanita yang hamil tua yang mengalami pendarahan karena guncangan akibat turbulansi, kapten Han bingung karena sebelumnya kepala regu mengatakan semuanya baik-baik saja
Yun Seong yang mendengar hal itu langsung panik, kepala regu berkata keadaan ini baru saja diketahui, Kim Yun Seong ketakutan namun kapten Han menenangkan dan berkata mungkin itu bukan sesuatu yang serius.
Da Jin Han nama Han Da Jin dipanggil untuk mendapatkan symbol kelulusannya dengan wajah penuh tawa Han Da Jin maju ke atas panggung.
Sementara nyonya Han sedang berusaha untuk melahirkan di dalam pesawat dengan bantuan para pramugari.
Nyonya Han mengalami pendarahan hebat dan membuat Choi Ji Won memegang selimut dengan gemetar, dia merasa sangat bersalah.
Han Dan Jin menerima tanda kelulusannya dengan bangga dan bahagia, dia pun berteriak untuk melepaskan rasa bahagianya.
Kondisi nyonya Han semakin buruk. Salah seorang pramugari melapor bahwa di dalam pesawat tidak ada satu orang pun yang berprofesi dokter, kepala regu khawatir dengan keadaan ibu dan bayinya yang mungkin berada dalam keadaan bahaya jika terus dibuarkan. Maka kepala regu akhirnya memutuskan untuk memberikan pertolongan pertama untuk nyonya Han dan membantu nyonya Han untuk melahirkan dalam keadaan darurat. Mendengar hal tersebut Choi Ji Won semakin panik dan menatap kepala regu yang memerintahkannya mengambilkan peralatan operasi darurat mereka, Choi Ji Won malah diam saja karena masih merasa panik dan kebingungan. Kepala regu berteriak untuk menyadarkannya dan menyuruhnya mengambil semua peralatan.
Choi Ji Won mencuci tangannya yang berlumuran darah sambil menagis, dia benar-benar merasa bersalah dengan apa yang terjadi Choi Ji Won pergi mengambil gunting dan perban dengan tangan gemetar dan kepanikan luar biasa.
Dia terjatuh saat akan kembali keruang darurat membuat barang-barang bawaannya berserakan di lantai pesawat masih dengan tangan gemetar, Choi Ji Won mengumpulkan barang-barangnya dan kembali ke ruang darurat secepatnya.
Kepala regu melaporkan pada kapten Han bahwa kondisi penumpang yang sedang mereka tolong tidak dalam keadaan stabil karena pernafasannya sangat tidak stabil, kapten memahami hal itu dan berkata bahwa dia mengerti dan meminta pihak kabin terus memberikan laporan terkininya.
Kapten Han memberikan arahan pada Kim Yun Seong untuk menghubungi bandara terdekat supaya mempersiapkan ambulance dan peralatan medis darurat, Kim Yung Seong melaksanakan arahan kapten Han yang terlihat sedikit stress menghadapi masalah ini.
Para pramugari masih berusaha keras membantu nyonya Han untuk melahirkan namun itu tidak mudah mungkin karena usianya pun tidak muda lagi sehingga proses kelahiran pun menjadi semakin sulit.Choi Ji Won tidak bisa berbuat apapun dia hanya berdiri dengan gemetar melihat usaha nyonya Han untuk melahirkan sambil memegang nampan berisi perban dan gunting.
Sayangnya, pesawat tidak bisa segera mendarat karena kondisi cuaca yang buruk di bandara-bandara terdekat, Kim Yung Seong menyarankan untuk segera mendaratkan pesawat di bandara terdekat apapun keadaannya agar meraka bisa menyelamatkan wanita yang sedang melahirkan itu. Kapten Han menolak karena kondisi bandara itu tertutup awan, Kim Yung Seong menyarankan untuk melakukan satu metode pendaratan tertentu untuk kondisi darurat seperti ini.
Namun kapten Han menolak dan berkata tidak ada siapapun yang bisa menyingkirkan awan, Kim Yung Seong berkata mungkin wanita itu bisa meninggal, kapten Han menjawab aku tahu tapi kita juga membawa 300 penumpang lainnya. Kim Yung Seong tetap ingin melakukan pendaratan darurat namun kapten Han malah memintanya untuk menghubungi bandara lain yan sedikit lebih jauh berharap cuaca di daerah itu tidak buruk.
Kepala regu dan pramugari lainnya masih mencoba membantu nyonya Han untuk melahirkan, kepala regu meminta nyonya Han untuk mendorong lebih kuat karena bayinya bisa segera lahir, nyonya Han mencoba mendorong lebih kuat hingga akhirnya dia berhasil melahirkan tanpa suara tangisan, bayi itu lahir.
Kepala regu meminta gunting pada Choi Ji Won dan bertanya apakah Choi Ji Won sudah mensterilkan gunting tersebut Choi Ji Won tidak memperhatikan pertanyaan kepala regu karena nyonya Han menatapnya seolah ingin mengatakan sesuatu. Kepala regu memotong ari-ari sang bayi dan membuat Choi Ji Won sedikit kebingungan dengan pertanyaan yang diberikan kepada regu padanya karena sepertinya Choi Ji Won lupa mensterilkan gunting. Kepala regu memberikan bayinya pada pramugari lain untuk dibersihkan, kepala regu bernafas lega karena berhasil menolong nyonya Han melahirkan namun kepala regu dan Choi Ji Won panik saat menyadari pendarahan nyonya Han tidak berhenti.
Nyonya Han menatap Choi Ji Won yang ketakutan melihat keadaan wanita itu apalagi pendarahannya sama sekali tidak berhenti.
Kim Yun Seong memastikan mereka bisa melakukan pendaratan di San Fransisco tapi mereka membutuhkan waktu 2 jam dan itu akan terlambat kapten Han memutuskan untuk melakukan pendaratan di San Fransisco. Kapten Han mendapat laporan bahwa bayinya berhasil di keluarkan namun pendarahan pasca melahirkan tidak berhenti, Kim Yun Seong panik dan meminta kapten Han untuk melakukan pendaratan darurat di bandara yang lebih dekat.
Namun kapten Han bersikeras untuk mendarat di San Fransico karena disana cuacanya lebih baik dan tidak akan membahayakan pesawatnya, Yun Seong kesal dan berkata mungkin seorang wanita hamil akan mati gara-gara dia. Kapten Han berkata bahwa mereka pun mempertaruhkan nyawa 300 penumpang lainnya untuk melakukan pendaratan darurat di cuaca yang buruk, Yun Seong bertanya apakah kapten Han akan tetap bersikap seperti ini jika wanita itu adalah keluarganya? kapten Han menjawab bahwa penumpang lain pun memiliki keluraga. Kim Yung Seong terus berteriak untuk membujuk sanga kapten tapi pendirian kapten Han sama sekali tidak berubah.
Yun Seong panik tidak tahu harus melakukan apalagi kapten Han lalu berkata perempuan hamil itu adalah istriku, Yung Seong terkejut mendengarnya, dia menatap kaptennya.
Aku tidak bisa mempertaruhkan 300 nyawa penumpang lainnya untuk menyelamatkan istriku kata sang kapten tegas, Yun Seong semakin tidak mengerti keadaan ini dia lebih bingung setelah mendengar pengakuan sang kapten.
Han Da Jin merayakan kelulusannya dengan gembira berasama teman-temannya dengan melepaskan balon-balon berwarna warni, ia bahkan diceburkan ke dalam air mancur oleh para teman-teman bulenya saat berada di air dangkal, ponsel Da Jin berdering.
Da Jin mengangkatnya dan itu adalah ayahnya yang mengabarkan kematian sang ibu, Da Jin tidak percaya dan terus berkata ayah berhenti bercanda dan ayahnya memang sama sekali tidak bercanda. Da Jin melihat balon-balon yang tadi dia lepaskan bersama teman-temannya ke langit semakin lama balon-balon itu semakin tidak terlihat.
Han Da Jin berlari di koridor rumah sakit dan melihat ayahnya kapten Han Gyu Pil sedang duduk di ruang tunggu kapten Han berdiri dan menyambut putrinya yang masih tampak tidak percaya dengan kabar yang di dengarnya lewat telepon namun saat melihat wajah sang ayah mau tidak mau Da Jin harus percaya.
Da Jin berjalan melewati sang ayah kemudian terduduk lesu di koridor rumah sakit dengan badan gemetar sambil berkata “Omma” lalu menangis tidak tertahankan.
Da Jin meluapkan rasa sedihnya lewat semua tangisannya dan kapten Han hanya bisa terdiam melihat tangisan keras putri sulungnya.
Kim Yun Seong duduk dengan murung di dalam kokpit dan terlihat sangat ketakutan saat melihat ruang kokpit, dia begitu gemetar mengingat kesalahan yang telah dilakukannya hingga membuat seseorang meninggal terlebih yang meninggal itu adalah istri dari guru yang sangat dihormatinya.
Choi Ji Won pun terduduk dengan wajah tegang di salah satu bangku penumpang sala pesawat, dia pun merasa sangat bersalah pada apa yang terjadi pada nyonya Han bagaimana pun dia merasa kondisi nyonya Han yang mengalami pendarahan adalah kesalahannya yang tidak mau mengantar nyonya Han ke toilet. Hingga nyonya Han mengalami benturan saat terjadinya Turbulensi, Choi Ji Won teringat pada wajah nyonya Han yang berusaha menggapainya di saat hembusan terakhir nafasnya yang membuatnya tidak bisa menjawab apakah gunting yang disodorkannya pada kepala regu telah disterilkan atau belum. Choi Ji Won terlihat sangat ketakutan, Choi Ji Won menutup matanya berusaha melupakan apa yang terjadi hari ini.
Yang Mal Ja, adik perempuan dari Almarhum nyonya Han, menangis tersedu saat melihat prosesi pemakaman sang kakak.
Air mata Da Jin sudah kering sehingga di acara pemakaman ini dia sama seklai tidak bisa menangis, semua orang merasa kehilangan nyonya Han.
Choi Ji Won datang ke pemakaman itu dengan berurai air mata berniat untuk meminta maaf.
Da Jin melihat Choi Ji Won dengan pandangan penuh amarah dan berniat mengusirnya karena dia tidak sudi melihat Choi Ji Won yang telah menyebabkan kematian ibunya namun kapten Han mencegahnya.
Dari kejauhan Kim Yun Seong melihat kejadian itu dengan penuh rasa bersalah.Kim Yun Seong hanya bisa menatap acara pemakaman itu dari kejauhan sambil menangis tersedu.
Kim Yun Seong meluapkan rasa bersalahnya dengan minum-minum di kedai soju, dia begitu frutasi karena sangat merasa bersalah dan berakhir di depan rumah keluarga kapten Han, Kim Yun Seong duduk di tangga pintu masuk rumah kapten Han dengan kepala tertunduk muram dengan kondisi setengah mabuk. Kapten Han datang dan mengajaknya masuk Yun Seong langsung berlutut di hadapan kapten Han sambil berkali-kali meminta maaf dengan penuh emosi.
Tapi Yun Seong pun menyatakan kebenciannya pada kapten Han karena telah tega mengorbankan nyawa istrinya demi menyelamatkan nyawa 300 penumpang, Yun Seong berkata bahwa mulai kini dia tidak bisa lagi mengikuti kapten Han.
Orang seperti dirinya tidak bisa melakukan apa yang telah dilakukan kapten Han bahkan setengahnya pun tidak bisa Yun Seong adalah seorang yatim piatu, ikatan keluarga adalah hal yang asing baginya tapi dia tidak mengerti dengan apa yang dilakukan sang kapten dengan mengorbankan nyawa istrinya.
Beratus kalipun dia berpikir, Yun Seong tetap tidak mengerti dengan apa yang telah dilakukan kapten Han.
Kapten Han berdiri dan menepuk bahu Yun Seong, dia menunjukkan tanda 4 strip yang ada di lengan seragamnya tanda 4 strip dari seorang kapten berarti sebuah tanggung jawab karena tanda 4 strip ini aku harus menyelamatkan nyawa 300 penumpang tapi mengorbankan nyawa istriku, Yun Seong seakin tidak mengerti mendengar penjelasan sang kapten.
Kapten Han : kokpit tidak selamanya menjadi tempat yang menyenangkan suatu hari saat kau menjadi seorang kapten, kau akan mengerti.
Yun Seong : jika seorang kapten seperti itu aku tidak bisa menjadi salah satunya, aku tidak ingin aku akan keluar.
Yun Seong berdiri dan merapikan pakaiannya tanpa banyak biacara dia berlutut lagi memberikan penghormatan pada kapten Han tanpa menjawab panggilan padanya, Yun Seong berdiri dan pergi meninggalkan rumah kapten Han.
Han Da Jin masih bersedih karena kematian sang ibu, dia bahkan tidak bisa tidur nyenyak sepanjang malam.
Paginya kapten Han membawakan susu untuk Da Jin dan bertanya apakah Da Jin tidur nyenyak.
Da Jin tidak menjawab dia malah bertanya apakah ibunya hanya seorang penumpang bagi ayahnya apakah nyawa ibunya tidak bisa dibandingkan dengan nyawa ratusan penumpang pesawat lainnya hingga ayahnya tega mengorbankan nyawa ibunya begitu saja. Sama halnya dengan Yun Seong, Da Jin pun tidak mengerti mengapa ayahnya harus melakukan hal itu kapten Han tidak bisa berkata apapun dia hanya menerima kekecewaan semua orang padanya karena semua yang ia lakukan adalah karena sebuah tanggung jawabnya sebagai seorang kapten.
Bayi yang dilahirkan nyonya Han selamat dan bertahan hidup namun dia mendapatkan penyakit Neonatal sepsis karena ada bakteri yang mengalir ke dalam darahnya saat dia dilahirkan.
Kapten Han harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk jika terapi darah tidak bisa mengatasi penyakit sang bayi dan mungkin malah bisa menimbulkan komplikasi.
Kapten Han mengunjungi makam istrinya, kapten Han meminta maaf pada sang istri dan dan berkata istrinya pasti tahu jika baginya istrinya adalah yang pertama, kedua juga ketiga.
Kapten Han mengemudikan mobil untuk pulang ke rumah lalu ponselnya berdering ada sms dari Da Jin yang meminta maaf dan bertanya ayahnya ada dimana wajah kapten Han berubah sumringah mendapat sms dari Da Jin.
Kapten Han pun menepikan mobilnya agar bisa membalas sms Da Jin, sayangnya saat kapten Han berniat menepikan mobilnya di sebuah persimpangan jalan sebuah truk melaju kencang dari arah persimpangan dan menabrak mobilnya hari itu pun menjadi hari terakhir untuk kapten Han. Kecelakaan yang dialami kapten Han akhirnya merenggut nyawanya sekali lagi Han Da Jin harus kehilangan orang yang dicintainya.
Upacara pemakaman kapten Han berlangsung dengan penuh penghormatan sekali lagi Da Jin kehilangan orang yang disayanginya, dia sama sekali sudah tidak bisa menangis saat jasad sang ayah dimasukan kedalam tungku pembakaran.
Di hari pemakaman kapten Han, Yun Seong yang tidak mengetahui kabar kematian Han sedang berada di bandara untuk meninggalkan Korea setelah mengundurkan diri dari Mirae Air dan melepas seragam Co-pilotnya.
Sebelum pergi Kim Yun Seong tampak ingin menelepon seseorang namun tidak dia lakukan dan memilih untuk segera pergi.
Sesuai keinginan kapten Han, Da Jin membawa abu sang ayah ke ruang kokpit, Da Jin berkata dia berharap bisa mempercayai pilihan ayahnya karena itu dia akan menjadi pilot seperti ayahnya sehingga dia bisa membuat keputusan yang sama seperti yang dipilih ayahnya.
Australia, 7 tahun kemudian Han Da Jin berlari-lari menuju taman bermain yang hampir tutup sayangnya dia terlambat karena taman bermain tersebut sudah waktunya untuk tutup.
Namun Da Jin membujuk penjaganya untuk mengijinkannya masuk untuk bermain dan mengambil beberapa foto di dalam dia ingin menunjukkan foto-foto itu pada adiknya dan berjanji akan membawa adiknya datang kesini jika adiknya sudah sehat. Penjaga taman bermain tersentuh dan dia mengijinkan Da Jin untuk masuk dan mendoakan semoga adiknya cepat sembuh.
Da Jin pun bermain sepuasnya dalam taman bermain itu dan mengakhiri perjalannya.
Dengan mengambil sebuah bola ramalan dan isinya ramalan itu adalah “Climb Your Life” Da Jin takjub dengan kata-kata itu dia pun tertawa.
Da Jin memainkan bola ramalannya dengan melempar-lemparkannya ke atas dan kembali menangkapnya namun Da Jin melemparkannya terlau jauh dan membuat Da Jin terjatuh saat mencoba menangkap bola itu.
Bola tesebut menggelinding jauh dan Da Jin meringis kesakitan karena terjatuh seseorang menahan bola itu agar tidak menggelinding semakin jauh.
Orang tersebut mengambilkan bola itu dan mengembalikannya pada Da Jin yang masih terjatuh tapi dia sama sekali tidak menolong Da Jin untuk bangun.
Da Jin bingung dia pun bergunam pada dirinya sendiri mungkin dia bukan orang Korea tapi orang itu sebenarnya orang Korea, dia adalah Kim Yun Seong.
Pagi yang cerah di Australia, Da Jin memanjat sebuah jembatan yang berada di dekat Opera House Australia karena inspirasi yang dia dapatkan dari bola ramalan, Da Jin menikmati pemandangan indah kota Sydney dari atas jembatan itu dengan perasaan yang begitu bahagia.
Sementara itu di taman yang berada di bawah jembatan yang sedang di panjat Da Jin.
Kim Yun Seong sedang memfoto pasangan yang berbaju pengantin.
Da Jin sudah sampai dipuncak jembatan, dia tampak begitu bahagia dan menerikan kata “Climb Your Life” dari atas jembatan membaut orang-orang yang berad di bawah jembatan melihatnya.
Begitu juga Yun Seong yang langsung mengabadikan semangat Da Jin tersebut dengan mengambil fotonya dan mengenali Da Jin adalah gadis yang ditemuinya di taman bermain tadi malam.
Da Jin tiba di ke bandara Sydney dengan begitu semangat, dia sangat gembira saat tahu dia akan terbang bersama kapten Kim Yun Seong yang telah menjadi legenda di TY Airlines. Kim Yun Seong yang telah menyelamatkan ratusan penumpang Australia dalam penerbangan berbahaya hingga dia mendapatkan penghargaan dari pemerintah Australia.
Kapten Kim Yun Seong datang dengan penuh semangat Da Jin memberi salam.
Namun dia terkejut saat melihat siapa yang ada dihadapnnya, dia adalah pria yang ditemuinya di taman bermain.
Breffing pra-penerbangan dimulai mereka memiliki seorang penumpang yang merupakan pasien penderita penyakit jantung yang akan menjalani operasi di Korea sehingga penerbangan kali ini pun harus berjalan dengan aman dan tepat waktu.
Saat di kokpit, Da Jin mencoba mengakrabkan diri dengan Yun Seong dengan mengatakan pertemuan mereka sebelumnya seperti takdir saja dia juga berkata bahwa dia senang bisa terbang mendampingi kapten bintang seperti Yun Seong.
Tapi Yun Seong hanya berkata “Chek” Da Jin bingung tapi menjawab juga “Yes” dengan ragu-ragu.
Saking kagetnya Yun Seong tiba-tiba mengintruksikannya untuk melakukan “Chek”.
Masalahnya Da Jin malah salah menekan tombol dan membuat semua lampu pesawat mati.
Penumpang panik dan terjadi kekacauan di kabin.
Yun Seong bertanya apa yang dilakukan Da Jin dengan wajah tanpa dosa, Da Jin juga kebingungan dengan apa yang dilakukannya.
Saat sadar, Da Jin minta maaf karena dia salah menekan tombol APU yang merupakan tombol lampu semua kabin.
Yun Seong menegurnya dan memerintahkannya untuk menekan kembali tombol APU- nya.
Yun Seong segera menelepon kabin dan menanyakan keadaan di kabin, pramugari melaporkan bahwa memang terjadi kekacauan dan penumpang jadi panik dan ketakutan, Yun Seong menenangkan bahwa mereka sedang menyalakn kembali sistem APU. Jadi harap menunggu sebentar agar keadaan kembali menjadi normal tidak lama lampu pesawat kembali menyala.
Yun Seong diam namun dia terlihat menahan kemarahannya sementara Da Jin memasang wajah polos tanpa dosanya.Yun Seong : keluar.
Da Jin : apa?
Yun Seong : aku tidak bisa melakukan penerbangan dengan amatir sepertimu keluar!
Da Jin : kapten?
Pramugari melaporkan ada 311 penumpang di pesawat dan mereka akan segera menutup pintu.
Yun Seong berteriak pada Da Jin : cepat turun sebelum pintu ditutup.
Da Jin hanya bisa melongo tidak berpindah barang sejengkal pun.
Da Jin : tapi jika kita membuang-buang waktu, pasien yang akan melakukan operasi.
Yun Seong : aku akan mengatasinya.
Da Jin menelan ludah melihat ketegasan Yun Seong, pramugari kembali bertanya apakah dia sudah bisa menutup pintu.
Yun Seong mengecek daftar penumpangnya dan bertanya apakah sudah memastikan ada 311 penumpang dipesawat, Yun Seong bertanya tentang kondisi Jung Ji Hye, pasien yang akan akan melakukan operasi Jantungnya. Pramugari menjawab baik-baik saja tapi penjaga pasien itu berkata mereka harus tiba tepat waktu agar bisa melakukan operasi jantung dengan sukses, Yun Seong mengerti.
Da Jin bertanya apakah dia harus melaporkan persiapan lepas landas, Yun Seong bilang sebaiknya Da Jin berterima kasih pada Jung Ji Hye dan mengintruksikannya melaporkan persiapan lepas landas, Da Jin bisa bernafas lega.
Yun Seong mempersiapakan pesawat untuk lepas landas sementara Da Jin akan melaporkan keberangkatan mereka ke menara pengawas.
Ruang pengawas Sydney ini adalah pesawat Wings 602 meminta ijin untuk lepas landas menuju Incheon.
Da Jin melakukan laporan itu dengan suara lantang dan cemprengnya, memekikan telinga Yun Seong namun Da Jin tidak merasa bersalah dan hanya tersenyum polos saat Yun Seong menatapnya aneh, Yun Seong hanya bisa menghela nafas, pesawat Wings 602 pun lepas landas.
Di gedung perusahaan Wings Air, Hong Mi Joo, putri wakil direktur perusahaan Wings Air memasuki gedung disambut dengan senyuman para karyawannya, Hong Mi Joo diperkenalkan sebagai general manajer baru Wings Air.
Direktur Wings Air berkata pada Hong In Tae bahwa dia beruntung memiliki putri yang cantik dan pintar seperti Hong Mi Joo, Hong In Tae pun tersenyum bangga melihat kesuksesan putrinya.
Kini waktunya diektur Wings Air yang memberikan sambutan selesai memberi sambutan, direktur menunjukkan foto pilot baru mereka, dia adalah Kim Yun Seong yang telah mendapatkan penghargaan dari pemerintah Australia karena komitmen kerjanya.
Dengan bangga direktur mengumumkan mulai hari ini Yun Seong memutuskan kembali ke Korea dan menjadi pilot utama di maskapai penerbangan Wings Air, Hong In Tae menatap foto Yun Seong dengan terkejut dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia menatap foto di layar proyektor itu dengan penuh kebencian.
Menara pengawas di bandara Incheon, Kang Dong Soo, seorang petugas menara pengawas sedang melakukan tugasnya dengan serius.
Dia mencium bau kopi, dia membentak anak buahnya yang berani membawa kopi ke ruangannya, dia bilang kopi itu bisa tumpah dan itu akan membuat semua alat komunikasi di menara ini tak akan berfungsi, anak buahnya hanya tersenyum dan meminum kopi itu.
Kang Dong Soo melihat ada yang salah di area pendaratan pesawat sementara pesawat Wings 602 akan mendarat ditempat itu Dong Soo segera menghubungi Wings 602 untuk tidak langsung melakukan pendaratan karena mereka harus mengatasi masalah ini dan meminta Wings 602 tetap terbang diketinggian 3000 kaki.
Yun Seong menyuruh Da Jin mengatur ketinggian di 3000 kaki.
Dong Soo bertanya pada pesawat yang ada di area pendaratan.
Ternyata pesawat itu mengalami kerusakan mesin, Dong Soo segera memerintahkan teknisi untuk mengatasi hal ini maka mobil angkutan pun didatangkan untuk memindahkan pesawat yang mengalami kerusakan mesin itu.
Da Jin meminta prioritas pendaratan karena mereka membawa pasien yang akan melakukan operaesi jantung yang telah dijadwalkan.
Dong Soo menjawab bahwa mereka sedang mengatasi masalah di area pendaratan dan telah menyiapkan sebuah ambulance untuk mengangkut pesawat itu nantinya dan meminta Wings Air tetap berada di ketinggian 3000 kaki.
Penumpang di kabin mulai panik karena keterlambatan pendaratan, Da Jin masuk ke kabin dan melihat langsung kondisi Jung Hye Jin, penumpang yang akan melakukan operasi jantung.
Da Jin melihat pasien semakin kesulitan bernafas hal ini membuat Da Jin semakin cemas.
Yun Seong bertanya bagaimana kondisi pasien, Da Jin melaporkan bahwa jika pendaratannya ditunda lebih lama lagi pasien akan semakin kesulitan untuk bernafas, dia harus tepat waktu untuk melakukan operasi jantungnya.
Yun Seong memerintahkan Da Jin untuk meminta pendaratan darurat pada menara pengawas tapi Dong Soo malah memerintahkan Wings 602 tetap terbang sesuai petunjuk sebelumnya. Da Jin mulai kesal, dia bertanya apakah petugas Incheon Tower tidak mengerti apa yang dimaksud dengan keadaan darurat? Da Jin memaksa untuk diijinkan mendarat.
Dong Soo meminta maaf karena tidak bisa mengijinkan hal itu karena ada masalah di area pendaratan dan mereka akan segera mengatasinya secepatnya, Da Jin mulai naik pitam dan meminta alternatif lain tapi Yun Seong berkata bahwa mereka harus percaya pada intruksi petugas penjaga menara.
Da Jin protes tapi akhirnya mencoba mengerti dan meminta masalahnya segera diselesaikan karena mereka memiliki penumpang seorang pasien yang harus segera ditangani petugas medis. Dong Soo bertanya pada petugas lapangan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan pesawat itu petugas bilang mereka butuh waktu 5 menit. Dong Soo memperhitungkan jika itu hanya butuh waktu 5 menit maka Wings 602 bisa mempersiapkan diri untuk mendarat, Dong Soo pun menghubungi Da Jin dan berkata mereka bisa memulai persiapan pendaratan.
Tapi saat Dong Soo melihat ke lapangan, pesawat itu belum dipindahkan, Dong Soo bertanya lagi pada petugas lapangan, petugas berkata sepertinya mereka butuh waktu lebih lama, Dong Soo frustasi dan berkata pada Da Jin untuk tetap berada di ketinggian 3000 kaki karena masalahnya belum teratasi. Da Jin kesal karena ke plin-planan Dong Soo, mereka pun malah beradu omong karena Da Jin semakin emosi menanggapi hal ini.
Yun Seong memarahi Da Jin karena sikap emosional Da Jin, Yun Seong meminta Da Jin untuk tetap tenang dalam keadaan darurat seperti ini Da Jin menyatakan kekasalannya pada petugas menara dan merasa dipermainkan. Da Jin berkata mereka tidak bisa terus seperti ini karena pasien Jung Ji Hye dalam bahaya. Da Jin mengusulkan untuk melakukan pendaratan di bandara Gimpo, Yun Seong bilang cuaca di Gimpo tidak baik dan memutuskan tetap menuruti intruski petugas menara. Da Jin bilang mereka tidak boleh menyerah sebelum mencobanya karena mereka bisa melakukan pendaratan yang baik pada waktu yang tepat ‘Waktu yang Tepat’ itulah yang dikatakan Da Jin kata-kata yang sama yang pernah dikatakan Yun Seong 7 tahun lalu saat dia mengusulkan pendaratan darurat pada Kapten Han.
Yun Seong jadi teringat akan kejadian 7 tahun lalu dia ingat apa yang dikatakan kapten Han saat itu dan kini dia pun mengatakan kata-kata yang sama pada Da Jin ya kapten Han benar Yun Seong akan memahami tanggung jawab yang dia pikul sebagai pilot saat dia telah benar-benar menjadi kapten pilot. Dia tidak bisa membahayakan nyawa penumpang hanya karena sebuah perkiraan.
Da Jin berkata tapi pasien Jung Ji Hye dalam bahaya, Yun Seong mengingatkan apakah Da Jin hanya memikirkan nyawa seorang penumpang saja? tidakkah Da Jin memikirkan nyawa 300 penumpang yang lainnya. Yun Seong memutuskan tetap mengikuti intruksi dari Incheon Tower meski marah, Da Jin pun berusaha memahami.
Dong Soo memastikan pesawat di area pendaratan telah berhasil untuk segera dipindahkan, Dong Soo berkata pada dirinya sebenarnya dia ingin membuat Wings 602 berputar-putar lebih lama tapi karena keadaannya darurat, dia akan segera mengijinkan Wings 602 melakukan pendaratan.
Dong Soo menghubungi Wings 602 dan mengijinkannya untuk segera mempersiapkan pendaratan, Yun Seong mengintruksikan perintah pendaratan.
Dong Soo kembali memeriksa area pendaratan dan ada masalah lagi, mobil untuk memindahkan pesawat mengalami kerusakan sehingga pesawat tidak bisa dipindahkan dengan sempurna.
Dong Soo mencoba kembali menghubungi Wings 602 namun radio panggilannya tidak berfungsi.
Apa penyebab radio pemanggilnya tidak berfungsi?
Kopi yang tumpah ke perangkat radio pemanggil utama dan langsung mempengaruhi radio pemanggil lainnya, Dong Soo kesal bukan main pada anak buahnya dan dia memukul kepala anak buahnya dengan penuh emosi.
Dong Soo pun mengambil langkah terakhir untuk menghalangi pendaratan pesawat Wings Air, dia berlari ke atap menara dan membawa lampu penunjuk tanda bahaya dan tidak Wings 602 sudah ada di ketinggian 1000 kaki, mereka siap untuk mendarat.
Dong Soo segera menyalakan lampu merah untuk menghalangi dilakukannya pendaratan, Yun Seong dan Da Jin menyadari hal ini tanda merah artinya kita tidak bisa mendarat, Yun Seong dan Da Jin bekerja sama untuk kembali menaikan ketinggian pesawat. Dan berhasil Dong Soo bersorak, “OK” petugas lapangan menghubunginya dan mengatakan semuanya sudah beres.
Da Jin berusaha menghubungi menara namun tidak ada respon, Da Jin semakin emosi.
Yun Seong hanya melihat tingkah Da Jin dengan tatapan tidak senang.
Dong Soo segera menyorotkan lampu hijau pada Wings 602 yang berarti mereka sudah diijinkan untuk mendarat.
Yun Seong dan Da Jin menerima sinyal itu dan mereka pun melakukan persiapan untuk pendaratan, Wings 602 berhasil mendarat dengan selamat atas kerja keras petugas penjaga menara dan pilot yang super sabar seperti Kim Yun Seong.
Da Jin berjalan penuh amarah memasuki bandara di sisi lain Dong Soo pun melakukan hal yang sama kedua orang ini sama-sama kesal karena insiden tadi Da Jin merasa dipermainkan dan Dong Soo merasa diremehkan, keduanya bertemu dan saling menatap penuh amarah. Tapi Da Jin lebih emosional, dia segera menarik kerah baju Dong Soo dan berteriak padanya apa kau bermain-main dengan radio pemanggil? Dong Soo menyangkal dan berkata adionya memang tidak berfungsi. Da Jin tidak terima alasan itu dia tetap marah, Dong Soo pun jadi marah, mereka saling berteriak penuh amarah.
Yun Seong yang melihat hal ini berteriak menghentikan tingkah mereka yang telah menjadi tontonan para calon penumpang apa yang kalian lakukan? tanya Yun Seong, keduanya meoleh pada Yun Seong dan baru sadar mereka telah jadi tontonan, Yun Seong menyuruh Da Jin melepaskan tangannya dari kerah baju Dong Soo. Da Jin diperingati bahwa tingkahnya tadi telah menodai nama baik seorang pilot, Da Jin meminta maaf pada manajer personalianya namun dia berkata dia tetap merasa bahwa kejadian tadi adalah salah petugas menara. Yun Seong yang mendampinginya menatap Da Jin tidak percaya bahkan dalam keadaan seperti ini pun Da Jin masih sempat menyalahkan orang, manajer personalia ingin marah pada Da Jin tapi dia melihat Hong Mi Joo masuk ke kantor mereka.
Manajer personalia segera bangkit dan pergi menyambut GM Hong Mi Joo yang masuk dengan berkata bahwa Da Jin telah merusak reputasi pilot Wings Air sambil menunjukkan sebuah artikel yang siap dicetak di Koran. Hong Mi Joo berkata dia mengerti jika Da Jin merasa marah pada petugas menara tapi karena telah merusak image perusahaan penerbangan apakah Da Jin ingin dipecat? Da Jin terkejut mendengar kata-kata terakhir Hong Mi Joo, Da Jin segera meminta maaf.
Hong Mi Joo segera mengubah nada bicaranya saat berhadapan dengan Yun Seong dan meminta maaf karena bertemu dalam keadaan seperti ini Yun Seong malah meminta maaf juga namun dia juga tidak percaya bahwa Wings Air mempekerjakan pilot amatir seperti orang yang ada disampingnya itu.
Yun Seong berkata orang bilang meraka menghukum 10 orang karena kesalahan 1 orang tapi aku sangat kecewa pada pilot di Wings Air sambil menunjuk Da Jin yang tidak berani menatap Hong Mi Joo ataupun Yun Seong yang berkata sepertinya system Wings Air perlu diperbaiki.
Da Jin sebenarnya marah mendengar kata-kata Yun Seong namun dia berusaha menahannya dan hanya meminta maaf pada keduannya sambil membungkukan badannya berkali-kali Da Jin pergi namun kembali berbalik dan marah-marah pada Yun Seong, dia tetap bersikeras insiden ini sepenuhnya kesalahan petugas menara yang bisa mengancam jiwa seseorang.
Yun Seong terkejut dengan tingkah Da Jin, dia mendekati Da Jin dan berkata kau dari semua pilot yang pernah kutemui, kau adalah yang terburuk paling buruk, sangat buruk, pertama karena kau salah menekan tombol APU 300 penumpang merasa kesulitan dan bingung. Kedua karena nada suaramu yang buruk, pesawat dan 300 penumpangnya bisa saja dalam bahaya ketiga meskipun ada pasien gawat darurat, kau telah berani meninggalkan kokpit jika ada satu lagi pilot yang sepertimu, pesawat Wings 602 akan hancur berkeping-keping.
Da Jin menerima semua perkataan Yun Seong dengan menahan amarah, Da Jin pun berkata baiklah aku mengakui kesalahanku.
Kenyataan bahwa aku tidak bisa tetap tenang dan dingin, aku mengakuinya tapi aku hanya ingin menyelamatkan pasien yang berada dalam keadaan darurat jadi aku pun melakukan yang terbaik yang aku bisa itu adalah yang terbaik dariku.
Yun Seong bertanya kau bilang itu yang terbaik darimu?
Yung Seong meraih seragam pilot Da Jin dan melepaskan tanda 3 strip yang terpasang dipundaknya, dia menunjukkan itu pada Da Jin kemudian melepaskannya ke lantai. Hong Mi Joo dan Da Jin terkejut melihat hal ini.
Da Jin masih menahan amarahnya, dia membungkuk untuk mengambil tanda 3 strip kuningnya.
Yun Seong : seragam itu lepaskan sekarang.
Da Jin sama sekali tidak menggubris kata-kata Yun Seong, dia menatap Yun Seong penuh percaya diri dan kembali memasangkan tanda 3 strip kuning di bahunya, Da Jin merapikan seragamnya, dia bertanya apakah aku salah?
Yun Seong sudah habis kesabaran, dia tertawa meremehkan kemudian menendang tulang kering Da Jin hingga Da Jin mengaduh kesakitan, Da Jin terpincang-pincag tapi dia tetap berusaha berdiri tegak dan menatap tajam pada Yun Seong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar